P. Wangi-wangi, bagian selatan bertopografi datar hingga curam. Pulau ini

18 dengan panjang sekitar 250 m – 1,5 km. Pulau Wangi-wangi mempunyai profil yang hampir sama dengan pulau-pulau di sekitarnya yaitu rataan terumbu umumnya sebagian besar landai dengan rataan terumbu lebar dengan dasar perairan karang mati dan pasir lumpuran. Kedalaman perairannya berkisar 5 – 1.884 m. Lereng terumbu mempunyai kemiringan antara 60-70 o dengan pertumbuhan karang hidup yang tidak begitu rapat sampai kedalaman 40 meter. Kecepatan arus perairan P. Wangi-Wangi 0,09 – 0,6 mdetik. Musim timur gelombang sangat kuat dipengaruhi angin Laut Banda, sedang musim barat tidak terlalu besar karena terhalang P. Buton.

2. P. Hoga, pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk kedalam

gugusan pulau dalam rataan terumbu Pulau Kaledupa dan berada di sebelah timur Pulau Kaledupa. Perairan Pulau Hoga bagian selatan telah ditetapkan sebagai daerah perlindungan no fishing zone oleh masyarakat. Secara geografis, Pulau Hoga memiliki kemiripan dengan Pulau Wangi-wangi, perairan bagian timurnya dipengaruhi langsung oleh Laut Banda dan sebelah baratnya terlindungi oleh Pulau Kaledupa. 19

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian meliputi kegiatan penapisan substansi bioaktif dari beberapa spons laut. Kegiatan ekplorasi penapisan substansi bioaktif terdiri atas kegiatan pengambilan sampel spons, lalu ekstraksi, dan maserasi. Kegiatan pengambilan sampel spons telah dilakukan pada tanggal 25-26 April 2008 oleh tim peneliti dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan di perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Gambar 2. Analisa laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini dilaksanakan dari awal bulan Agustus 2009 hingga akhir bulan Juni 2010. Pengambilan sampel spons dilakukan di 4 empat stasiun berbeda perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi pada bulan April 2008. Namun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel-sampel yang berasal dari Pulau Wangi-wangi stasiun 1 dan Pulau Hoga stasiun 4. Hasil Studi Baseline Ekologi Wakatobi dengan metode Line Intercept Transect LIT oleh CRITC COREMAP-LIPI 2006 menunjukkan tutupan rata-rata spons sebesar 3,71 dan 3,48 masing-masing di pulau Wangi-wangi dan Kaledupa. Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan penyelaman pada kedalaman antara 3-10 m di tiap stasiun tersebut. Berat spons yang diambil adalah antara 50 – 550 gram bergantung pada kelimpahan spons di habitatnya. Spons didokumentasikan di habitatnya dan di atas permukaan air serta dilakukan pengamatan makroskopis setiap spons dengan menggunakan literatur yang ada Colin Arneson 1995. Sampel tersebut kemudian langsung dibersihkan, dipotong kecil dan dipreservasi dengan menggunakan pelarut alkohol teknis dalam wadah plastik tahan pelarut organik dan disimpan di dalam kotak pendingin. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium instrumen Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan untuk diekstraksi lebih lanjut.