Gula pereduksi ekstrak xilan Derajat polimerisasi ekstrak xilan

Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan bahwa interaksi antar perlakuan tersebut tidak memberikan hasil yang berbeda nyata Gambar 14. Pengaruh lama dan siklus pemanasan dalam otoklaf terhadap gula pereduksi ekstrak xilan 0.01 0.01 a 0.29 0.06 ab 0.83 0.07 c 0.95 0.05 c 1.56 0.34 d 0.51 0.06 b 1.63 0.25 d 2.56 0.13 e 4.24 0.44 f 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Kontrol 0.5 jam 1 jam 1.5 jam 2 jam G u la P e r e d u k si m g m l Siklus pemanasan ke-1 Siklus pemanasan ke-2 α=0.05 terhadap total gula. Menurut Yang et al. 2005 rendemen xilan, total gula, dan gula pereduksi meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pemanasan perebusan, karena terputusnya ikatan glikosidik sehingga nantinya dapat memudahkan xilanase bekerja pada target gugus xilosik di dalam xilan. Dibandingkan dengan hidrolisis xilan tongkol jagung di dalam oven, hidrolisis xilan didalam otoklaf menghasilkan total gula dan gula pereduksi yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan kondisi pemanasan tongkol jagung, yaitu jika menggunakan oven media pemanasan adalah udara kering sehingga penetrasi energi panas tidak terlalu efektif masuk ke dalam ikatan glikosidik β-1,4, sebaliknya pada otoklaf, media pemanasannya adalah uap air basah, dan dibantu dengan tekanan tinggi pemanasan bertekanan sehingga penetrasi energi panas efektif masuk ke dalam ikatan glikosidik memutuskan rantai polimer xilan. Akibatnya banyak rantai polimer panjang yang terputus menjadi rantai pendek oligosakarida maupun monosakarida.

4.3.2 Gula pereduksi ekstrak xilan

Lama dan siklus pemanasan akan meningkatkan gula pereduksi yang dihasilkan Gambar 14. Pada Gambar 14 hasil gula pereduksi pada lama pemanasan 0.5 jam hingga 2 jam meningkat dari 0.29 mgml menjadi 4.24 mgml, secara umum kenaikannya sebesar empat kali. Gambar 14 menunjukkan proses pemanasan meningkatkan gula pereduksi dari kontrol, tanpa pemanasan dan perendaman H 2 SO 4 sebesar 0.009 mgml menjadi 0.29-4.24 mgml. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan lama dan siklus pemanasan otoklaf memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf α=0.05 terhadap gula pereduksi Lampiran 10. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pada perlakuan lama pemanasan 0.5 jam siklus pemanasan sebanyak satu dan dua kali, tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata yaitu sebesar 0.29 mgml dan 0.51 mgml Gambar 14 dan Lampiran 10. Hal ini juga ditunjukkan pada lama pemanasan 1 dan 1.5 jam di siklus pemanasan yang sama siklus pemanasan sebanyak satu kali yaitu 0.83 mgml dan 0.95 mgml, tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Akan tetapi secara keseluruhan lama dan siklus pemanasan mengakibatkan peningkatan signifikan terhadap gula pereduksi Gambar 14.

4.3.3 Derajat polimerisasi ekstrak xilan

Gambar 15 terlihat semakin tinggi lama dan siklus pemanasan maka nilai DP yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dari nilai DP kontrol mengalami penurunan dari 77.78 menjadi 3.16-1.15. Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan bahwa interaksi antar perlakuan tersebut tidak memberikan hasil yang berbeda nyata Gambar 15. Pengaruh lama dan siklus pemanasan pada perlakuan otoklaf terhadap derajat polimerisasi ekstrak xilan 77.78 0.33 b 2.42 1.86 a 1.35 0.48 a 1.25 0.35 a 2.35 0.49 a 3.16 0.77 a 2.00 0.98 a 1.84 0.31 a 1.15 0.18 a 0.00 15.00 30.00 45.00 60.00 75.00 Kontrol 0.5 jam 1 jam 1.5 jam 2 jam D e r ajat P o li m e r is as i D P Siklus pemanasan ke-1 Siklus pemanasan ke-2 Nilai DP yang semakin menurun menunjukkan bahwa semakin banyak polisakarida yang terdepolimerisasi menjadi senyawa-senyawa dengan rantai yang lebih pendek dari polisakaridanya, seperti xilosa, xilobiosa, xilotriosa dan xilotetraosa. Hasil ANOVA Lampiran 12 menunjukkan bahwa perlakuan lama dan siklus pemanasan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata α=0.05 terhadap derajat polimerisasi. Secara umum, semakin meningkat lama dan siklus pemanasan 0.5 – 2 jam maka total gula dan gula pereduksi yang dihasilkan semakin tinggi, sedangkan nilai DP yang dihasilkan akan semakin menurun. Menurut Yang et al. 2005 XOS mempunyai DP 2 – 4. Gula pereduksi berbanding terbalik dengan DP, oleh karena itulah dengan semakin besarnya nilai gula pereduksi, derajat polimerisasi akan bernilai semakin kecil, menunjukkan bahwa rantai xilan dapat dipecah lebih banyak menjadi monosakaridanya Anggraini, 2003. Berdasarkan hasil total gula, gula pereduksi, derajat polimerisasi dan kadar xilan maka untuk perlakuan pemanasan dalam oven, ditentukan suhu 130 o C dengan satu kali siklus pemanasan, sedangkan otoklaf selama 0.5 jam dengan satu kali pemanasan dipilih untuk dilanjutkan ke proses hidrolisis enzimatik.

4.4 Produksi XOS dengan Konversi Enzimatik Xilan