total gula dan gula pereduksi yang dihasilkan. Pada penelitian ini faktor yang lebih berpengaruh terhadap DP adalah nilai gula
pereduksi, karena nilai total gula sebanding dengan meningkatnya suhu atau lama pemanasan dan siklus pemanasan Tabel 7.
Tingginya nilai total gula yang dihasilkan sementara gula pereduksinya rendah menunjukkan bahwa produk hasil hidrolisis
berupa oligosakarida atau produk-produk antara intermediate product seperti xilotetraosa, xilotriosa, dan xilobiosa Yang et al.,
2007.
Pada proses ekstraksi dengan metode pemanasan ini, dapat dimungkinkan dihasilkannya XOS namun masih dalam kandungan
yang relatif rendah, oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan hidrolisis enzimatik xilanase untuk memproduksi XOS yang lebih efektif.
Menurut Wang et al., 2009, XOS mempunyai karakter yang stabil pada pemanasan tinggi selama pasteurisasi 60-100
o
C, 30 menit pada pH 2.5-4.0 dan sterilisasi 121
o
C, 10-50 menit pH 3.0-4.0. Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan produksi XOS
antara lain konsentrasi enzim, suhu, pH optimum dan substrat. Substrat yang diperlukan adalah xilan sehingga melalui hidrolisis
enzimatik xilanase dapat menghasilkan XOS.
4.2.4 Kadar xilan
Kadar xilan yang diperoleh dari hasil hidrolisis xilan tongkol jagung melalui proses preatreatment dengan H
2
SO
4
yang merupakan asam encer 1 gL, kemudian dilanjutkan hidrolisis di dalam oven
130, 140, 150
o
C selama 30 menit, siklus pemanasan satu dan dua kali. Kadar xilan diukur menggunakan KCKT dengan mengukur
waktu retensi. Kromatogram xilan sampel dan standar dapat dilihat pada Gambar 12.
Hasil analisis kromatogram standar Birch Wood Xylan BWX dengan xilan tongkol jagung pada perlakuan oven suhu 130
o
C dapat dilihat pada Gambar 12. Waktu retensi xilan BWX dan xilan tongkol
jagung adalah pada kisaran menit ke 2.8 dan 2.6. Pada penelitian Richana 2006, waktu retensi standar oat spelt xylan adalah menit ke
2.592 dan untuk tongkol jagung menit ke 2.57.
a
b Gambar 12. Waktu retensi pada standar Birch Wood Xylan a dan xilan
tongkol jagung b. Pengaruh perlakuan suhu dan siklus pemanasan yang dapat
menghasilkan kadar xilan tinggi sehingga pada hidrolisis enzimatik dapat memproduksi XOS seoptimal mungkin. Kadar xilan tertinggi
Standar Birch Wood Xylan Waktu retensi pada menit ke 2.81
Xilan dari tongkol jagung perlakuan oven suhu 130
o
C Waktu retensi pada menit ke 2.61
Tabel 8 akan dipilih untuk selanjutnya dihidrolisis enzimatik untuk memproduksi XOS.
Tabel 8. Pengaruh suhu dan siklus pemanasan oven terhadap kadar xilan
Suhu pemanasan
o
C Siklus Pemanasan
Kadar Xilan [ g100 g tongkol jagung ]
Kontrol 3.98
a
130 1
18.98 ± 1.03
b
2 18.21± 0.68
b
140 1
18.36 ± 0.29
b
2 18.85 ± 0.70
b
150 1
19.43 ± 0.04
b
2 19.46 ± 0.27
b
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan bahwa interaksi antar perlakuan tersebut tidak memberikan hasil yang berbeda nyata
Hasil ANOVA Lampiran 13 menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan siklus pemanasan memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata α= 0.05 terhadap kadar xilan. Pada Tabel 8, terlihat bahwa proses pemanasan dapat meningkatkan kadar xilan dari sebelum
pemanasan sebesar 3.98 menjadi 18.21-19.46 g100g tongkol jagung kering, akan tetapi peningkatan suhu pemanasan dari 130
o
C menjadi 150
o
C hanya sedikit meningkatkan kadar xilan yaitu sebesar 1.25. Dengan demikian proses ekstraksi xilan menggunakan oven
cukup dilakukan pada suhu yang terendah yaitu 130
o
C selama 0.5 jam, dengan satu siklus pemanasan. Hasil kadar xilan yang diperoleh
adalah 18.21 hingga 19.46. Hasil kadar xilan ini masih lebih rendah dibandingkan hasil
xilan dari penelitian Vasquez et al. 2006 dan Yang et al. 2005. Vasquez et al. 2006 yang menggunakan peralatan parr reactor pada
suhu 202
o
C, tekanan 1900 bar menghasilkan xilan tongkol jagung sebesar 30.60 berat kering. Yang et al. 2005 memperoleh kadar
xilan sebesar 34.80 g100 g dari tongkol jagung kering melalui pemanasan dengan menggunakan otoklaf 135
o
C, 30 menit.
4.3 Pengaruh Lama dan Siklus Pemanasan Dalam Otoklaf 4.3.1