3.3.1 Seleksi Varietas Jagung
Untuk menentukan varietas jagung yang akan digunakan, maka dilakukan pengukuran rendemen xilan tongkol jagung, analisis
proksimat, dan komposisi serat hemiselulosa, selulosa, dan lignin dari dua varietas jagung yaitu Bisi dan Pioner. Varietas jagung terpilih
yang akan digunakan pada penelitian selanjutnya adalah varietas jagung yang mempunyai rendemen xilan lebih tinggi.
3.3.2 Ekstraksi Xilan dengan Pemanasan Tongkol Jagung dalam
Oven dan Otoklaf
Ekstraksi xilan dilakukan dengan dua metode pemanasan yaitu pemanasan oven partikel tongkol jagung dalam kondisi terendam air
dan pemanasan otoklaf, kemudian kedua metode pemanasan dilanjutkan dengan hidrolisis enzimatik.
Partikel tongkol jagung sebelumnya diberi perlakuan asam encer 1.0 gl H
2
SO
4
kemudian diblender sampai halus, didiamkan pada suhu 60
o
C selama 12 jam modifikasi metode Yang et al., 2005. Partikel tongkol jagung selanjutnya ditiriskan dan dicuci dengan air
kran pH 6, selanjutnya direndam kembali dalam aquades rasio 1:3 untuk dipanaskan dalam oven pada beberapa variasi suhu 130
o
C, 140
o
C dan 150
o
C dengan masing-masing waktu pemanasan selama 0.5 jam dengan siklus pemanasan satu dan dua kali. Yang dimaksud
dengan siklus pemanasan dua kali adalah proses pemanasan diulang setelah tongkol jagung dikeluarkan dari oven setelah pemanasan satu
siklus, kemudian tongkol jagung didinginkan, ditambahkan air kembali sampai mencapai seperti volume awal 1:3 dan pemanasan
diulang kembali dalam oven. Setelah pemanasan partikel tongkol jagung dalam oven selesai, sampel didinginkan dalam suhu ruang.
Ekstrak xilan yang diperoleh dari metode ekstraksi optimum dihancurkan dengan penambahan aquades 1:12 dalam blender 2500
rpm, 20 menit hingga menjadi bubur. Bubur dari tongkol jagung yang diperoleh, kemudian disaring dengan saringan yang biasa digunakan
untuk tepung. Bubur ini digunakan untuk hidrolisis enzimatik dan
analisis kimia total gula, gula pereduksi dan derajat polimerisasi. Bubur difiltrasi menggunakan vacuum gauze untuk analisis kimia.
Filtrat dianalisis total gula, gula pereduksi dan derajat polimerisasi untuk menetapkan metode ekstraksi xilan dalam oven yang optimum.
Pada metode pemanasan otoklaf, partikel tongkol jagung mentah yang telah direndam dalam asam encer 1.0 g l H
2
SO
4
, diblender sampai halus. Diamkan pada suhu 60ÂșC selama 12 jam, disaring dan
dicuci dengan air kran pH 6. Tongkol jagung yang telah diberi perlakuan ini diletakkan dalam wadah gelas piala kemudian
dimasukkan ke dalam otoklaf. Perhitungan waktu proses 0.5, 1, 1.5 dan 2 jam dimulai ketika suhu internal dari otoklaf mencapai suhu
yang ditetapkan 121
o
C dengan siklus pemanasan 1 dan 2 kali. Setelah pendinginan, otoklaf dibuka dan tongkol yang telah dikukus
dikumpulkan. Selanjutnya ekstrak xilan yang diperoleh dari metode ekstraksi optimum dihancurkan dengan penambahan air 1:12 dalam
blender 2500 rpm, 20 menit hingga menjadi bubur. Bubur dari tongkol jagung yang diperoleh kemudian disaring. Bubur ini
digunakan untuk hidrolisis enzimatik dan analisis kimia total gula, gula
pereduksi dan
derajat polimerisasi.
Bubur difiltrasi
menggunakan vacuum gauze untuk analisis kimia. Filtrat dianalisis total gula, gula pereduksi dan derajat polimerisasi, untuk menetapkan
metode ekstraksi xilan yang optimal baik dalam oven maupun otoklaf. Filtrat yang dihasilkan dinamakan sebagai ekstrak hereinafter, karena
mengandung gula pereduksi xilosa dan XOS, total gula terlarut dan furfural Yang et al., 2005.
3.3.3 Produksi XOS Melalui Konversi Xilan Menggunakan Xilanase