yang menggambarkan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau bahkan sindiran.
c. Fungsi Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang terdapat di semua daerah atau suku di Indonesia jenis dan isi ceritanyapun bervariasi. Secara umum, isi cerita rakyat
tersebut berupa gambaran masyarakat pemiliknya. Artinya, kebiasaan atau pola-pola kehidupan masyarakat daerah tersebut tidak terlalu jauh dari yang ada dalam cerita
rakyat yang ada dan berkembang di daerah itu. Cerita rakyat pada suatu daerah biasanya tidak hanya mengungkapkan hal-hal
yang bersifat permukaan. Ia juga mengemukakan sendi-sendi kehidupan secara lebih mendalam. Kehadiran atau keberadaannya sering merupakan jawaban atas teka-teki
alam yang terdapat diseputar kita. Sayangnya, saat ini penutur cerita rakyat sudah langka. Hal ini menuntut adanya penginventarisasian cerita rakyat agar isi ceritanya
dapat kita nikmati. Nilai-nilai yang ada dapat ditanamkan kepada generasi muda serta dapat dilestarikan keberadaannya.
Menurut James Danandjaya 1997: 19 cerita rakyat mempunyai fungsi antara lain: 1 sebagai system proyeksi projective system; 2 sebagai alat pengesahan
pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan; 3 sebagai alat pendidik anak pedagogical device; dan 4 sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma
masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektfnya. Cerita rakyat mempunyai fungsi: 1 sebagai alat hiburan; 2 sebagai alat
pengajaran; 3 membiasakan masyarakat menggunakan kata-kata yang indah; 4.
menumbuhkan di kalangan masyarakat keupayaan menganal dan seterusnya mengapresiasi sastera; dan 5 menjadi dasar penciptaan karya sastera baru. Hasim
Awang, 1985:21 Cerita Rakyat merupakan salah satu cabang sastra tradisional yang perlu
diketahui dan dihayati oleh anak-anak . Melalui cerita-cerita rakyat , anak-anak berpeluang mendekati masyarakat silam serta menyingkap latar belakang kehidupan,
kepercayaan, dan kebudayaan nenek moyang mereka Uthaya ankar S.B: 2001: 8 Anak-anak buka saja memperoleh pengetahuan dan hiburan, malah dapat
memperkaya kehidupan mereka dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diselipkan dalam sebagian besar cerita rakyat. Hal ini sangat logis, karena dalam membaca atau
menyimak cerita rakyat anak harus memanfaatkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan pengetahuannya agar ia dapat memahami karya sastra itu.
Cerita rakyat juga dapat digunakan untuk mempelajari khazanah sastra pada masa lampau literary herirtage, sedangkan fungsinya sebagai alat untuk memahami
khazanah budaya Bakhrum Yunus, Yusri Yusuf, Zainudin Yahya, dan Ramli Gadeng, 1998: 13. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Norton
1983:5 di bawah ini: Literature plays a strong role in understanding and valuing our cultural
heritage in addition to understand and enjoying our literary heritage. Sastra berperan kuat dalam pemahaman dan penilaian peninggalan budaya,
juga untuk memahami dan menikmati peninggalan sastra kita.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tujuan utama sastra Cerita rakyat adalah untuk memberikan dan menimbulkan kenikmatan pleasure
kepada para pembaca atau pendengarnya. Namun, sebenarnya ada beberapa nilai lain
yang dapat disumbangkan oleh cerita rakyat yang kadang-kadang kurang disadarai. Cerita rakyat dapat berperan dalam pengembangan kepribadian manusia. Cerita-
cerita yang dibawakan oleh orang tua atau pawing cerita akan mempengaruhi jiwa anak sehingga semakin hari dapat membentuk pribadi anak itu.
Cerita Rakyat, selain merupakan hiburan, juga merupakan sarana untuk mengetahui 1 asal-usul nenek moyang, 2 jasa atau teladan kehidupan para
pendahulu kita, 3 hubungan kekerabatan silsilah, 4 asal mula tempat, 5 adat istiadat , dan 6 sejarah benda pusaka Dendy Sugono, 2003: 126. Selain itu, cerita
rakyat juga dapat berfungsi sebagai penghubung kebudayaan masa silam dengan kebudayaan yang akan datang. Dalam arti luas, sastra lisan cerita rakyat dapat pula
berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan benih-benih kesadaran akan budaya yang menjadi pendukung kehidupan
2. Kajian Tentang Struktur Cerita Rakyat