Katolik Kapel 68, PuraKuilSanggah 45, dan Vihara Cetya Klenteng 4. BAPEDA ,2008: 52
7. Kebudayaan dan Tradisi Kabupaten Klaten
Kebudayaan merupakan hasil karya cipta manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Unsur kebudayaan yang berupa situs bersejarah masih tetap utuh. Hal
ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Klaten sangat tinggi kepeduliannya dalam pelestarian kebudayaan. Banyaknya situs bersejarah, baik yang berupa candi,
masjid dan makam, mengidentifikasikan bahwa Kabupaten Klaten pada masa lampau telah memiliki kekayaan budaya yang di dalamnya sarat dengan nuansa religius.
Situs bersejarah itu diantaranya 1 Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Asu Sona di bugisan Prambanan;2 Candi Merak dan
Candi karangnongko di Karangnongko;3 Masjid Golo dan Masjid Jawi di Paseban Bayat; 4 Situs Wonoboyo di Wonoboyo, Wedi; 5 Makam Ki Ageng Gribig di
Jatinom Klaten; 6 Makam Ranggawarsita di Palar, Trucuk; 7 Situs Kaliworo di Kaliworo, Manisrenggo dan lain.lain.
Kantor Pariwisata Kabupaten Klaten dalam BAPEDA: 2008
Diantara situs bersejarah tersebut, yang paling terkenal di dunia adalah Candi Prambanan. Sebagai peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia, Candi
Prambanan memang memiliki pesona keindahan tersendiri. Sebab selain bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, candi Prambanan juga menyimpan
kisah sejarah dan legenda yang sangat menarik wisatawan
Dalam hidup di masyarakat, budaya gotong royong pada masyarakat Klaten masih sangat menonjol. Kegiatan gotong royong dalam berbagai kegiatan di
masyarakat. Sifat gotong royong ini terutama di pedesaan sangat menonjol. Komitmen masyarakat bahwa penderitaan satu warga merupakan penderitaan
bersama. Hal inilah yang menjadi pendorong mereka selalu memiliki perasaan senasib sepenanggungan yang merupakan solidaritas dan rasa persaudaraan
masyarakat. Tradisi lain yang sangat menonjol dilakukan masyarakat Klaten adalah tradisi
nyadranan yaitu tradisi nyekar ziarah kemakam leluhur pada bulan Ruwah. Pada
bulan ini hampir semua tempat pemakaman di daerah Klaten dibersihkan untuk ziarah dan berdoa bersama mendoakan arwah leluhur mereka. Leluhur yang
dimaksud adalah orang-orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan maupun tidak ada hubungan kekerabatan. Leluhur bukan kekerabatan yang dimaksud antara
lain tokoh-tokoh yang dimakamkan di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Klaten seperti makam Ki Ageng Padang Arang di Kecamatan Bayat, Makam Raden
Ngabehi Ranggawarsita di Kecamatan Trucuk, Kyai Syeh Joko di Kecamatan Pedan, Kyai Ageng Gribig di Kecamatan Jatinom. Ada keyakinan kuat bahwa dengan
mendatangi dan menyampaikan permohonan di makam para leluhur, mereka dapat mencapai kesuksesan hidup. Mereka percaya bahwa Tuhan Yang Maha kuasa akan
mengabulkan permohonan melalui para leluhur mereka. Hal tersebut tampak sekali pada frekuensi kunjungan atau ziarah warga ke
lokasi tersebut. Tidak hanya warga sekitar, dari luar daerah seperti dari Jawa Timur,
Jawa barat bahkan dari luar Jawapun banyak, seperti Kalimantan, Nusa tenggara dan wilayah-wilayah lain. Apalagi pada hari-hari tertentu misalnya Jumat Legi, Jumat
Wage atau hari-hari tertentu yang dianggap memiliki momentum sakral bulan Muharam.
B. Kajian Strukturalisme dan Nilai Edukatif dalam Cerita Rakyat Kabupaten Klaten