Kajian Struktur Cerita dan Nilai Edukatif

Keramaian di Petilasan Sunan Kalijaga Adat kebiasaan Nyepi mengunjungi petilasan Sunan Kalijaga di dukuh Sepi sudah berlangsung sejak dulu. Hal ini merupakan aspek budaya daerah yang dapat dikembangkan sebagai wisata budaya yang perlu dilestarikan. Untuk itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah desa dengan pemerintah. Tempat Nyepi di Petilasan Sunan Kalijaga

b. Kajian Struktur Cerita dan Nilai Edukatif

1 Tema Pada dasarnya cerita rakyat “Petilasan Sunan Kalijaga” PtSK ini menceritakan kisah perjalanan Sunan Kalijaga dalam rangka syiar agama Islam di daerah Cawas. Perjalanan dimulai dari Bayat menuju ke Timur memasuki wilayah Cawas tepatnya di dukuh Sepi. Di dukuh Sepi inilah petilasan Sunan Kalijaga berada. Menurut penduduk setempat, petilasan itu berupa batu yang cukup besar yang berada di tengah sungai yang digunakan untuk sholat Sunan Kalijaga. Ada sebagian orang yang mempercayai jika berdoa di tempat ini mampu mendatangkan berkah. Berdasarkan inti cerita, tema cerita rakyat “PtSK” adalah mengisahkan penyebaran agama Islam pada masa awal perkembangan agama Islam di Jawa khususnya di Daerah Cawas dan sekitarnya, dan asal mula terjadinya suatu tempat, yaitu Sepi di desa Barepan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Cerita rakyat “PtSK” ini dapat diklasifikasikan sebagai legenda yaitu legenda keagamaan dan legenda setempat. 2 Alur Alur yang digunakan dalam cerita rakyat “PtSK” adalah alur lurus. Cerita berlangsung secara kronologis dan setiap bagiannya saling berkaitan. Hal-hal yang dilakukan atau di alami para pelakunya berjalan secara berurutan. Cerita diawali dari Raden Mas Said putera Adipati Tuban yang tidak setuju dengan sikap ayahnya menarik pajak yang tinggi sementara rakyatnya menderita. Selanjutnya menjadi perampok yang bernama Lokajaya perampok yang budiman dan setelah sadar atas petunjuk Sunan Bonang dan menjdai murid sampai akhirnya menjadi salah satu wali sanga. Dalam perjalanan syiar agama di wilayah Jawa tengah bagian selatan, sampailah di wilayah Cawas. Di wilayah Cawas inilah diceritakan bagaimana Sunan Kalijaga melakukan syiar Agama Islam. Cerita diakhiri di Pancuran, ke Gunung Gambar lalu Gunung Sumilir selanjutnya menuju ke wilayah Yogyakarta. 3 Tokoh Tokoh utama adalah cerita rakyat “PtSK” ini adalah Sunan Kalijaga yaitu putera seorang adipati Tuban Arya Wilatikta. Nama kecilnya Raden Mas Said sebutan lainya adalah Raden lokajaya. Sunan Kalijaga merupakan wali sanga yang bertugas mengembang agama Islam di walayah Jawa Tengah bagian selatan. Beberapa tokoh pendukung adalah Sunan Bonang yang menyadarkan Sunan Kalijaga dan sekaligus sebagai gurunya. Tokoh pendukung yang lain adalah Ki Sahar, Ki Ketib Banyumeneng, Kyai Haji Amirudin. 4 Latar Latar yang lebih menonjol dalam cerita rakyat “PtSK” adalah latar tempat. Latar cerita dimulai dari Bayat selanjutnya menuju Cawas. Tepatnya di Dukuh Sepi yang terdapat batu yang berada di tengah sungai digunakan untuk sholat merupakan titik awal Sunan Kalijaga melakukan syiar agama di wilayah Cawas. Diperkirakan selama satu tahun menetap di Sepi, selanjutnya menuju ke barat Kangukan, Kauman, Bawak, dari Bawak menuju ke utara Semawung lalu ke arah timur ke Cabean, Plumpung, Bogor lalu meuju arah selatan Japanan, Banyon, Klegen lalu ke barat desa Tanjung kembali ke Sepi. Dari Sepi menuju arah selatan Barepan, Kalimangu, Nglengkong, Jonggo sampai Pancuran lalu ke arah Gunungkidul Yogyakarta. 5 Amanat Apabila dicermati, malaui cerita rakyat “PtSK” dapat ditemukan beberapa amanat. Beberapa amanat dapat diambil berdasarkan perilaku tokoh cerita maupun peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita. Beberapa amanat yang dapat ditemukan dalam cerita anara lain seperti yang dipaparkan di bawah ini. Pertama, agar orang mengetahui bahwa dukuh Sepi Desa Barepan merupakan tempat yang digunakan Sunan Kalijaga mengawali syiar agama di wilayah Cawas. Kedua, kita harus menghargai dan melestarikan petilasan untuk mengingat awal mula perkembangan ajaran Islam di wilayah Cawas. Ketiga, kita hendaknya dapat meneladani perilaku yang baik dari seorang tokoh. Keempat, Kita hendaknya selalu menolong yang menderita dan mengalami kesulitan Kelima, kita hendaknya menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6 Nilai Edukatif dalam Cerita

a. Nilai Pendidian Moral