Pemanfaatan Akasia Acasia mangium .1 Keterangan botani

12 naungan dan perlindungan. Kayu A. mangium merupakan kayu yang mempunyai masa depan yang baik. Kayunya memiliki gubal yang sempit, berwarna terang, serat kayu lurus pada permukaan tangensial dan bersambung secara lurus pada permukaan radial. Kayu A. mangium dapat di gunakan sebagai mebel, kusen, dan moulding. Nilai panas kayu ini 4800-4900 KcalKg, sehingga kayu ini baik untuk kayu bakar National Research Council 1983. Mangium dapat digunakan sebagai bahan kayu laminasi kayu yang terbentuk dari papan tipis yang di rekat dengan arah yang sejajar satu sama lainnya, papan partikel, papan serat, serta non- structural lainnya Suwardji 1987.

2.5.5 Aspek Silvikultur A. mangium

Acacia mangium berbunga pada umur 2 tahun menjelang berakhirnya musim hujan kemarau antara bulan September dan Oktober. Kadang-kadang berbunga sepanjang tahun sehingga bisa diharapkan mendapatkan benih sewaktu-waktu diperlukan. Buah yang telah masak berwarna coklat tua sampai kehitam-hitaman. Buah yang sudah masak, memiliki kulit buah yang masih tertutup, sehingga benihnya jarang jatuh Adisubroto dan Priasukmana 1985. Acacia mangium dapat ditanam secara generatif melalui biji, atau secara vegetatif dengan pencangkokan dan stek batang. Cara vegetatif biasanya dilakukan untuk tujuan pembuatan kebun benih seed orchad, sedangkan untuk tujuan penanaman secara besar-besaran jarang dilakukan karena sistem perakarannya kurang teguh Davidson 1982. 2.6 Jati Tectona grandis 2.6.1 Keterangan Botani Menurut Mahfudz et al. 2004, nama Tectona grandis diberikan oleh Linnaeus fil. Klasifikasi jati adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Klas : Angiospermae Sub klas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenales Famili : Verbenaceae Genus : Tectona Jenis : Tectona grandis Linn. f. 13 Menurut Rachmawati et al. 2002, di tiap-tiap negara tanaman ini mempunyai nama lokal yang berbeda. Di Indonesia nama lokalnya Jati, Sagun India, Mia sak Tahiland, Teak Inggris, Teck Perancis, Teca Spanyol, Java Teak Jerman. Pohon jati berukuran besar, setiap musim kemarau menggugurkan daunnya bila kekurangan air. Tetapi pada daerah yang masih memiliki air pada musim kemarau, jati tetap berdaun dan tidak meranggaskan daunnya. Dahan jati umumnya bengkok dan memiliki banyak tangkai dengan ranting berbentuk penampang segi empat dan berbulu halus Mahfudz et al. 2004. Selanjutnya Sumarna 2002 mengemukakan bahwa pada kondisi baik tinggi pohon jati mencapai 30-40 m. Tahapan pertumbuhan anakan jati ditunjukkan oleh warna akar primer yang putih-kuning, akar sekunder tumbuh relatif sedikit. Kemudian, dilanjutkan dengan tumbuhnya tunasdaun berwarna hijau muda dengan ukuran antara 7,5-15,5 cm panjang. Setelah menghasilkan daun 6-9 helai, anakan akan tumbuh memanjang hingga mencapai 1,5-3.5 cm. Menurut Departemen Kehutanan 1991, batang umumnya bulat dan lurus, batang yang besar berakar, warna kulit agak kelabu muda, agak tipis, beralur memanjang agak dalam. Tajuk yang beraturan, berbentuk kubah, agak lebar dan termasuk jenis yang suka menggugurkan daun pada musim kering serta memiliki sistem perakaran tunggal. Pada saat muda, akar tunggal cepat ke dalam tanah dengan akar lateral yang banyak. Mahfudz et al. 2004 menambahkan, susunan akar jati pada waktu muda berupa akar tunggang yang cepat tumbuhnya, akar tunggang kemudian mengalami percabangan sehingga akar pokok tidak nyata. Kulit jati berwarna coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah mengikuti alur memanjang batang. Tebal kulit kayu berbeda-beda antara bagian bawah batang dengan pucuknya, tekstur kayu agak kasar dan tidak merata, permukaan kayu licin atau agak licin, lingkaran tahun tampak jelas pada bidang transversal maupun radial, sehingga menimbulkan corak indah. Secara morfologis buah jati berkeping 2 dengan kotiledon berukuran panjang 3-6 mm, epikotil akan tumbuh menghasilkan organ batang dan pada ujung batang akan menghasilkan daun muda dengan bentuk membulat dan