5
5. Lahan eksploitasi garam, meliputi ladang penguapan dan pendulangan garam.
6. Area penampungan air; misalnya: bendunganwaduk, bending, dan tandon.
7. Lubangkolam di area pertambangan; yaitu lubangkolam yang terbentuk akibat kegiatan pertambangan misalnya: pertambangan batu, kerikil, dan
batu bara. 8. Area pengolahan air limbah; meliputi saluran pembuangan air limbah,
kolam sedimentasi, kolam oksidasi, dsb. 9. Kanal, saluran drainase, dan parit.
10. Karts gua kapur dan sistem-sistem hidrologis subterranean sistem di bawah permukaan tanah lainnnya yang terbentuk akibat intervensi
manusia. Klasifikasi habitat lahan basah buatan berdasarkan IUCN International
Union for Convention of Nature and Natural Resources dalam Dugan 1990: 1. Budidaya perairanperikanan
a. Kolam budidaya perikanan, termasuk kolam ikan dan udang. 2. Pertanian
a. Kolam, termasuk kolam pertanian, kolam pembibitan, dan bak-bak penampungan air.
b. Lahan beririgasi dan saluran irigasi. c. Lahan yang tergenangi secara musiman.
3. Eksploitasi garam a. Lahan pendulangan garam
4. Urbanindustri a. Penggalian, termasuk lubang galian dan tambang yang tergenangi air
b. Daerah pengolahan limbah termasuk penampungan limbah, kolam pengolahan, dan kolam oksidasi limbah.
5. Daerah penampungan air a. Penampunganreservior air untuk irigasi dan atau untuk air minum.
b. Dam-dam air dengan fluktuasi air mingguan atau bulanan secara teratur.
6
2.3 Pengaruh Genangan Terhadap Tanah
Tanah akan mengabsorbsi unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat disekitar daerah perakaran. Unsur-unsur ini harus berada dalam bentuk tersedia
dan dalam konsentrasi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya unsur- unsur tersebut harus berada dalam bentuk keseimbangan. Penggenangan
mengakibatkan berbagai perubahan perilaku berbagai penyusun tanah. Di antara perubahan tersebut yang terpenting adalah perubahan pH, Eh, ketersediaan dan
kelarutan Fe, Al, dan unsur hara Wasis 1994.
a. Reaksi Tanah pH dan potensial Redoks Eh
Reaksi tanahpH tanah adalah suatu ukuran kemasaman, netralitas dan alkalinitas dari pada pH tanah atau sekarang ini sering dinamakan aktivitas ion
H. Reaktivitas ini merupakan sifat kimia yang terpenting dari tanah sebagai suatu medium pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa elemen nutrisi
penting untuk pertumbuhan dipengaruhi oleh pH tanah. Beberapa elemen cenderung berkurang ketersediaannya begitu pH dinaikkan, sementara
sebaliknya terjadi pada elemen-elemen yang lain Wasis 1994. Potensial redoks merupakan parameter yang menunjukan intensitas
reduksi pada tanah untuk mengidentifikasi reaksi utama yang terjadi. Intensitas proses reduksi tergantung pada jumlah bahan organik yang mudah terurai.
Semakin tinggi kandungan bahan organik, semakin besar intensitas reduksinya Sancher 1976.
Laju reduksi sangat bergantung pada suhu dan ketersedian bahan organik untuk respirasi mikroba dan kebutuhan secara kimia dari bahan-bahan oksida
organik, seperti ion Fe
3+
, Mn
4+.
NO
3 -
, SO4
2 -
, CO
2
dan H
+
, yang akan digunakan oleh mikroorganisme anaerob. Selanjutnya ion-ion tadi akan tereduksi menjadi
N
2
, Mn
2+
, Fe
2+,
H
2
S, CH
4
dan H
2
Patrick dan Reddy 1978. Dalam Keadaan reduktif, ketersediaan fosfat akan meningkat karena terjadi hidrolisis F
2
PO
4
dan AlPO
4
. Perubahan SO4
2 -
menjadi S
2 -
serta perubahan Fe
3+
menjadi Fe
2+
pada keadaan reduktif dapat membentuk FeS. Pada tanah yang kadar besi sangat rendah, dapat terbentuk H
2
S yang dapat meracuni tanaman. Penggenangan akan menurunkan potensial redoks yang mengakibatkan
turunnya konsentrasi NO
3 -
, S dan Zn, dan meningkatkan ketersediaan Fe dan P.
7
Nilai Eh menjadi negatif akibat penggenangan, mencirikan keadaan sistem dalam keadaan tereduksi sedangkan nilai positif mencirikan keadaan sistem
yang oksidatif Ponnamperuma 1972.
b. Pengaruh penggenangan terhadap Reaksi Tanah
Reaksi tanah pH tanah menunjukkan sifat kemasam dan alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion
hidrogen H
+
dalam tanah. Semakin banyak H
+
dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah, selain H
+
dan ion-ion lain, ditemukan pula ion hidroksida OH
+
, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan H
+
. Bila kandungan H
+
sama dengan OH
-
maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai nilai pH 7.
Penggenangan akan meningkatkan pH pada tanah masam dan menurun drastis selama beberapa hari pertama, kemudian mencapai titik minimum
dalam beberapa hari, kemudian pH meningkat secara asimtot hingga mencapai nilai pH yang stabil yaitu 6,7-7,2. Pada nilai pH ini akan terjadi perubahan
keseimbangan ion-ion hidroksida, karbonat, sulfida dan silikat. Keseimbangan itu akan mengatur pengendapan dan pelarutan padatan, erapan dan jerapan ion,
dan konsentrasi ion-ion seperti Al, Fe, gas H
2
S, CO
2
, serta asam-asam organik yang tidak terdisosiasi Ponnamperuma 1972.
Penggenangan menyebabkan perubahan pH tanah yang cenderung mendekati nilai stabil, yaitu sekitar 6,7-7,2 Ponnamperuma 1972. Nilai
tersebut merupakan nilai pH tanah yang mantap tetapi sifat-sifat tanah dan suhu mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut. Tanah dengan kandungan
bahan organik dan besi yang tinggi akan mencapai nilai pH sekitar 6,5 dalam beberapa minggu setelah penggenangan sedangkan tanah mineral masam
dengan bahan organik dan besi yang rendah akan mencapai nilai pH yang kurang 6,5 Ponnamperuma 1972.
2.4 Pemupukan
Menurut Marsono dan Sigit 2004, berdasarkan cara pemberiannya, pupuk digolongkan menjadi:
1. Pupuk akar, disebut seperti ini karena jenis pupuk ini lebih tepat sasaran bila diberikan lewat akar atau tanah.