BAB III METODOLOGI
1.1 Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB selama 4 bulan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan
April 2011.
1.2 Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bibit jati, kayu putih akasia, dan Longkida, pupuk daun Gandasil-D dan air untuk perendaman.
Sedangkan alat yang diperlukan adalah bak yang terbuat dari rangka bambu untuk perendaman, alat tulis, sprayer, penggaris, kamera digital, kertas milimeterblock,
kaliper, timbangan, mikroskop, dan cat putih.
1.3 Metode Penelitian
1.3.1 Penyediaan Bibit
Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 jenis yaitu jati, kayu putih, akasia dan longkida yang memiliki tinggi 30-40 cm. Masing-masing bibit
dibutuhkan sebanyak 45 batang. Polibag yang digunakan ukuran 20 x 20 cm. Media tanam adalah campuran tanah, pasir dan kompos organik dengan
perbandingan 2:1:1. 1.3.2
Perlakuan bibit pada kondisi tergenang Pembuatan bak rendaman
Bak dibuat dengan ukuran 225 cm x 260 cm x 40 cm, bak ini dibuat di dalam rumah kaca dengan menggunakan rangka bambu, kemudian bagian dalam
dan pinggirnya dialasi dengan terpal plastik agar air yang berada di dalam bak tidak ke luar, sehingga ketinggian air tetap terjaga.
Layout bibit di dalam bak Total bibit yang digunakan dari keempat jenis adalah 180 batang. Sebelum
dimasukkan ke dalam bak rendaman, bibit diberi nomor untuk memudahkan proses pengukuran. Setelah itu, semua bibit dimasukkan secara bersamaan ke
dalam bak yang disusun secara acak. Setelah bibit tersusun rapi kemudian bak
21
diisi air hingga ketinggian 5 cm di atas permukaan tanah polibag, sehingga semua bibit terendam dan berada dalam kondisi jenuh.
Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah pupuk daun Gandasil-D. Perlakuan yang
digunakan pada penelitian ini adalah kontrol tanpa pupuk, 1.0 gl dan 2.0 gl air. Pupuk disemprotkan pada permukaan daun bagian atas 10 hari sekali setiap pagi
hari. Untuk menghindari pengaruh suatu perlakuan terhadap perlakuan lainnya, maka digunakan kertas sebagai pembatas pada saat penyemprotan agar pupuk
tidak terkena bibit dengan perlakuan lainnya. 1.3.3
Pengamatan dan pengukuran Parameter yang diukur adalah tinggi, diameter, berat basah pucuk, berat
basah akar, berat basah total, berat kering pucuk, berat kering akar, berat kering total, nisbah pucuk akar, kadar air, luas daun, jumlah stomata, pH air dan
persentase tumbuh. Pertumbuhan tinggi
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap dua minggu sekali dengan menggunakan penggaris. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah polibag
hingga pucuk tanaman. Karena tinggi tanaman ini tidak sama pada saat dimulai penelitian, maka dilakukan pengukuran tinggi awal untuk semua tanaman yang
digunakan di awal penelitian. Diameter Batang
Pengukuran diameter tanaman dilakukan setiap dua minggu sekali dengan menggunakan kaliper. Diameter tanaman diukur pada ketinggian 10 cm dari
permukaan tanah. Untuk memudahkan pengukuran, maka diberi penanda dengan cat putih.
Berat basah akar dan pucuk Berat basah diukur pada akhir pengamatan dengan cara memanen bagian
tanaman. Berat basah akar diperoleh dengan menimbang bagian akar tanaman, sedangkan berat basah pucuk terdiri dari bagian batang dan daun kemudian
ditimbang.
22
Berat Basah Total Berat basah total didapatkan dengan menjumlahkan berat basah akar dengan
berat basah pucuk. Berat Kering Akar dan Pucuk
Berat kering diukur setelah bagian tanaman dikeringkan dalam oven pada suhu 80
o
C selama 2 hari 48 jam sampai mendapatkan berat yang konstan. Bagian masing-masing tanaman diukur dengan menggunakan timbangan digital.
Berta Kering Total Berat kering total diperoleh dengan menjumlahkan berat kering pucuk
dengan berat kering akar . Rumus yang digunakan sebagai berikut: Berat kering total = Berat kering pucuk BKP + Berat kering akar BKA
Nisbah Pucuk Akar Nisbah pucuk akar diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NPA = Berat kering pucuk Berat kering akar Kadar Air
Kadar air tanaman diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut, Berat Basah Total – Berat Kering Total
Kadar air
= x
100 Berat Kering Total
Luas daun Pengukuran berat dan luas daun dilakukan pada akhir penelitian.
Pengukuran dilakukan dengan mengambil setiap daun dari 180 polibag yang digunakan. Langkah yang digunakan sebagai berikut:
- Menimbang kertas kuarto utuh untuk mendapatkan berat kering bk dan
menghitung luasannya lk -
Menggambar daun masing-masing jenis tanaman dengan cara menjiplak daun secara utuh, kemudian dipotong sesuai dengan ukuran daun
- menimbang berat duplikat daun pada kertas bd
- luas daun ld ditentukan dengan rumus
ld = lk x bdbk
23
Jumlah Stomata Pengamatan jumlah stomata daun dilakukan di awal dan akhir penelitian
pada masing-masing jenis tanaman dengan cara berikut ini: -
Dioleskan kutek bening pada sisi bawah daun dan dibiarkan beberapa menit hingga kutek kering,
- Setelah kering, ditarik dengan bantuan pinset secara hati-hati dan
meletakkan diatas gelas obyek dan diberi sedikit air dan menutup kembali dengan menggunakan gelas penutup.
- diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x40 dan
kemudian dihitung jumlah stomatamm
2
luas bidang pandang mm
2
luas daun
- Dihitung luas bidang pandang 10x40 dengan meletakkan penggaris
plastik berskala mm diatas meja obyek dan mengamati pada pembesaran 10x10, bayangan skala mm harus jelas dan perkiraan diameter bidang
pandang tersebut. -
Diameter bidang pandang dengan pembesaran kuat 10x40 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Ǿok = Ǿol x pl pk Ǿ ok = diameter bidang pandang dengan obyektif perbesaran kuat
Ǿ ol = diameter bidang pandang dengan obyektif perbesaran lemah
pl = perbesaran lensa obyektif lemah pk = perbesaran lensa obyektif kuat
- Setelah diameter bidang pandang sudah diperoleh, maka jari-jari bidang
pandang dapat dihitung r =12 x diameter. Lalu dihitung luas bidang pandang 10 x 40 dengan menggunakan rumus luas lingkaran yaitu:
L = π r
2
, nilai π = 3.14
- Dihitung kerapatan stomata dengan rumus = jumlah stomata luas bidang
pandang -
Jumlah stomata = kerapatan stomata x luas daun
24
pH air 1.
pengukuran pH dilakukan setiap 2 minggu sekali, pada saat sebelum dilakukan penambahan kekurangan air ke dalam bak. Pengukuran pH
dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus 7-14. Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan kertas lakmus ke dalam air kolam
selama setengah menit, kemudian diangkat, didiamkan sebentar, kemudian dicocokan warna yag tercipta dengan kertas lakmus yang tersedia.
2. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengukuran
dilakukan dengan pengambilan sampel air secara komposit di setiap sudut pada kolam, dengan kedalaman yang sama. Setelah itu, air dicampur dengan
cara diaduk, campuran ini jangan sampai mengenai organ tubuh karena dapat mempengaruhi pH, kemudian memasukkan pH meter ke dalam
sampel. Secara otomatis nilai pH akan terbaca pada layarnya. Pengunaan pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan 2 buffer
berupa pH 4,01 dan 7,00. 1.3.4
Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap RAL pola Faktorial dengan 2 faktor yaitu jenis tanaman dan konsentrasi pupuk, dengan ulangan sebanyak 5 kali. Jumlah unit
ulangan sebanyak 3 kali. Sehingga jumlah seluruh kombinasi perlakuan adalah 180 tanaman. Faktor penelitian tersebut diterapkan terhadap masing-masing jenis-
jenis, sebagai berikut: 1. Faktor kosentrasi pupuk, yang terdiri atas 3 taraf :
P1 = Pemberian pupuk dengan kosentrasi 0 gl air Kontrol P2 = Pemberian pupuk dengan kosentrasi 1 glt air
P3 = Pemberian pupuk dengan kosentrasi 2 gl air 2. Faktor jenis tanaman, yang terdiri atas 4
Go = Kayu putih Lo = Longkida
Jo = Jati Ao = Akasia
25
Rancangan percobaan dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk daun dan jenis tanaman. Berikut model rancangan percobaan menurut Mattjik dan
Sumertajaya 2000 sebagai berikut:
ijk = μij + αi + j + α ij + εijk
y
ijk
: respon atau rata-rata pertumbuhan tinggi pohon dalam dua minggu, untuk unit percobaan dengan pohon i, pupuk j dan
ulangan k μ
ij
: rataan umum pengaruh pohon i dan pupuk j α
i
: pengaruh pohon jenis i β
j
: pengaruh pupuk jenis j αβ
ij
: pengaruh interaksi
bersama antara pohon i dan pupuk j ε
ijk
: pengaruh faktor acak pada unit percobaan dengan pohon i, pupuk j dan ulangan k
Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, maka dilakukan pengujian lanjutan dengan uji berganda Fisher’s LSD.
1.3.5 Analisis Data
Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excel, software R dan Sigmaplot 11.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam