Pemupukan Pengaruh Pupuk Daun Terhadap Beberapa Pohon Kehutanan pada Kondisi Tergenang

7 Nilai Eh menjadi negatif akibat penggenangan, mencirikan keadaan sistem dalam keadaan tereduksi sedangkan nilai positif mencirikan keadaan sistem yang oksidatif Ponnamperuma 1972.

b. Pengaruh penggenangan terhadap Reaksi Tanah

Reaksi tanah pH tanah menunjukkan sifat kemasam dan alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen H + dalam tanah. Semakin banyak H + dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah, selain H + dan ion-ion lain, ditemukan pula ion hidroksida OH + , yang jumlahnya berbanding terbalik dengan H + . Bila kandungan H + sama dengan OH - maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Penggenangan akan meningkatkan pH pada tanah masam dan menurun drastis selama beberapa hari pertama, kemudian mencapai titik minimum dalam beberapa hari, kemudian pH meningkat secara asimtot hingga mencapai nilai pH yang stabil yaitu 6,7-7,2. Pada nilai pH ini akan terjadi perubahan keseimbangan ion-ion hidroksida, karbonat, sulfida dan silikat. Keseimbangan itu akan mengatur pengendapan dan pelarutan padatan, erapan dan jerapan ion, dan konsentrasi ion-ion seperti Al, Fe, gas H 2 S, CO 2 , serta asam-asam organik yang tidak terdisosiasi Ponnamperuma 1972. Penggenangan menyebabkan perubahan pH tanah yang cenderung mendekati nilai stabil, yaitu sekitar 6,7-7,2 Ponnamperuma 1972. Nilai tersebut merupakan nilai pH tanah yang mantap tetapi sifat-sifat tanah dan suhu mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut. Tanah dengan kandungan bahan organik dan besi yang tinggi akan mencapai nilai pH sekitar 6,5 dalam beberapa minggu setelah penggenangan sedangkan tanah mineral masam dengan bahan organik dan besi yang rendah akan mencapai nilai pH yang kurang 6,5 Ponnamperuma 1972.

2.4 Pemupukan

Menurut Marsono dan Sigit 2004, berdasarkan cara pemberiannya, pupuk digolongkan menjadi: 1. Pupuk akar, disebut seperti ini karena jenis pupuk ini lebih tepat sasaran bila diberikan lewat akar atau tanah. 8 2. Pupuk daun, yaitu pupuk yang dapat diberikan melalui daun dengan cara disemprotkan. Pemberian pupuk lewat akar sebenarnya relatif aman jika dibandingkan dengan pemberian lewat daun, tetapi efisiensinya relatif rendah. Sebaliknya, pemberian pupuk daun lebih efisien diserap tanaman. Namun, pemberiannya harus dilakukan dalam jumlah yang tepat karena pupuk daun yang diberikan secara berlebihan dapat menyebabkan daun seperti terbakar dan merusak tanaman. Selanjutnya Lingga dan Marsono 2001 dalam Halim 2003 menambahkan bahwa kelebihan dari pupuk daun adalah penyerapan haranya lebih baik dibandingkan dengan pupuk yang diberikan lewat akar. Selain itu, keuntungan lain dari pupuk daun adalah di dalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk akar yang yang mayoritasnya berisi hara makro. Pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara melarutkan pupuk dalam air dan meyemprotkan ke daun secara merata. Pupuk daun pada umumnya merupakan pupuk majemuk karena hampir mengandung seluruh kebutuhan unsur hara tanaman. Pupuk daun diberikan pada pagi hari setelah matahari terbit dan hari cerah. Jika hari mendung maka penyerapan unsur hara tidak efektif dan beresiko tercuci oleh air hujan. Pemberian pupuk daun lebih baik dibandingkan dengan pupuk akar jika dilakukan di lahan-lahan dengan kondisi ekstrim. Pada tanah-tanah yang ekstrim, fosfat akan diikat oleh Fe, Al, Mn pada tanah yang asam, Ca pada tanah-tanah yang berkapur, sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Pada kondisi tanah yang ekstrim akar juga tidak dapat bekerja secara optimal, sehingga pemberian unsur hara melalui daun akan lebih efektif. Namun demikian, pemberian pupuk daun ini terbatas hanya sampai pohon yang mempunyai ketinggian tertentu yang masih dapat dicapai oleh pekerja dan alat semprotnya Mansur 2010.

a. Pupuk gandasil-D