Klasifikasi Habitat Lahan Basah Buatan Pengaruh Genangan Terhadap Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tipologi Ekosistem Rawa Alami

Tipologi lahan rawa diklasifikasikan dengan beragam sistem. Berdasarkan ekosistem, lahan rawa dicirikan oleh dua ekosistem utama, yaitu ekosistem hutan dan ekosistem yang berkaitan dengan air aquatic. Berdasarkan hutan, yang memiliki komposisi tanah dan kondisi air, flora dan fauna yang spesifik: a hutan rawa payau atau hutan bakau, b hutan rawa gambut, dan c hutan rawa non gambutair tawar. Ekosistem yang berhubungan dengan air, yaitu a sungai, yang membawa air tawar, b muara, termasuk hamparan lumpur pasang surut dengan kombinasi air tawar dan asin yang menciptakan kondisi payau, dan c sistem pesisir, pesisir, rumputganggang laut termasuk daerah pantai, dan rumput dasar laut. Kawasan rawa mempunyai 2 ekosistem lahan utama, yaitu ekosistem pasang surut dan rawa pedalamanlebak. Berdasarkan topografi, dalam dan lama penggenangan, lahan rawa pedalamanlebak, dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu: 1 Lebak pematang, lahan yang terletak di sepanjang tanggul alam sungai dengan topografi relatif dan penggenangan relatif dangkal dan singkat. 2 Lebak tengahan, lahan yang terletak di antara lebak dalam dan lebak pematang. 3 Lebak dalam, lahan yang terletak di sebelah dalam, merupakan suatu cekungan, tergenang relatif dalam dan terus menerus.

2.2 Klasifikasi Habitat Lahan Basah Buatan

Klasifikasi lahan basah buatan berdasarkan Sistem Klasifikasi Ramsar Ramsar Convention on Wetlands 2004: 1. Kolam budidaya organisme air misalnya: ikan dan udang 2. Kolam; termasuk kolam-kolam pertanian, kolam bibit, dan tangki-tangki air berukuran kecil umumnya di bawah 8 Ha. 3. Lahan teririgasi, termasuk saluran irigasi dan sawah. 4. Lahan pertanian yang tergenang air secara musiman; termasuk padang rumput berumput basah yang dikelola secara intensif. 5 5. Lahan eksploitasi garam, meliputi ladang penguapan dan pendulangan garam. 6. Area penampungan air; misalnya: bendunganwaduk, bending, dan tandon. 7. Lubangkolam di area pertambangan; yaitu lubangkolam yang terbentuk akibat kegiatan pertambangan misalnya: pertambangan batu, kerikil, dan batu bara. 8. Area pengolahan air limbah; meliputi saluran pembuangan air limbah, kolam sedimentasi, kolam oksidasi, dsb. 9. Kanal, saluran drainase, dan parit. 10. Karts gua kapur dan sistem-sistem hidrologis subterranean sistem di bawah permukaan tanah lainnnya yang terbentuk akibat intervensi manusia. Klasifikasi habitat lahan basah buatan berdasarkan IUCN International Union for Convention of Nature and Natural Resources dalam Dugan 1990: 1. Budidaya perairanperikanan a. Kolam budidaya perikanan, termasuk kolam ikan dan udang. 2. Pertanian a. Kolam, termasuk kolam pertanian, kolam pembibitan, dan bak-bak penampungan air. b. Lahan beririgasi dan saluran irigasi. c. Lahan yang tergenangi secara musiman. 3. Eksploitasi garam a. Lahan pendulangan garam 4. Urbanindustri a. Penggalian, termasuk lubang galian dan tambang yang tergenangi air b. Daerah pengolahan limbah termasuk penampungan limbah, kolam pengolahan, dan kolam oksidasi limbah. 5. Daerah penampungan air a. Penampunganreservior air untuk irigasi dan atau untuk air minum. b. Dam-dam air dengan fluktuasi air mingguan atau bulanan secara teratur. 6

2.3 Pengaruh Genangan Terhadap Tanah

Tanah akan mengabsorbsi unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat disekitar daerah perakaran. Unsur-unsur ini harus berada dalam bentuk tersedia dan dalam konsentrasi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya unsur- unsur tersebut harus berada dalam bentuk keseimbangan. Penggenangan mengakibatkan berbagai perubahan perilaku berbagai penyusun tanah. Di antara perubahan tersebut yang terpenting adalah perubahan pH, Eh, ketersediaan dan kelarutan Fe, Al, dan unsur hara Wasis 1994.

a. Reaksi Tanah pH dan potensial Redoks Eh