Tempat Tumbuh Jati Tectona grandis .1 Keterangan Botani

14 berwarna hijau kemerahan. Buah yang jatuh akan menghasilkan sistem regenerasi alami Sumarna 2002.

2.6.2 Tempat Tumbuh

Daerah penyebaran Menurut Departemen Kehutanan 1991, penyebaran jati terdapat di seluruh Jawa, selain itu terdapat pula di Sulaweasi Selatan, Muna, Buton dan Sumbawa. Jati terdapat pula di India, Burma, Thailand danVietnam. Tanaman jati tersebar di garis lintang 9° LS - 25° LU, mulai benua Asia, Afrika, Amerika, dan Australia, bahkan sampai Selandia Baru. Di Asia tanaman jati secara alami tersebar di negara-negara Asia Tenggara, Taiwan, India, dan Srilangka. Di Australia dan Pasifik ditemukan di Queensland, Kepulauan Fiji, Kepulauan Ryuku, Kepulauan Solomon, serta Selandia Baru. Di Afrika tanaman jati terdapat di Sudan, Kenya, Tanzania, Uganda, Ghana, Senegal, Nigeria dan beberapa Negara di Afrika Barat. Sementara di Amerika tanaman jati terdapat di Jamaika, Panama, Argentina, Puerto Riko, kepulauan Tobago dan Suriname. Jati tersebut tumbuh sebagai tanaman khusus dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda Tini dan Amri 2002. Persyaratan Tempat Tumbuh Jati tumbuh baik pada tanah sarang, terutama pada tanah yang banyak mengandung kapur. Jenis ini tumbuh pada daerah dengan musim kering yang nyata 3-5 bulan, tipe iklim Schmidt dan Ferguson beriklim C-F, rata-rata curah hujan 1200-2500 mm per tahun, dengan ketinggian 0-700 mdpl Departemen Kehutanan 1991. Selanjutnya Rachmawati et al. 2002 menambahkan, jati tumbuh pada daerah yang memiliki suhu rata-rata harian 22°-27°C dan dapat tumbuh pada suhu ekstrim 15°-30°C. Di daerah Jawa, pada umumnya jati tumbuh pada lahan dengan topografi datar sampai berbukit, tanahnya bersifat kurus, kering, banyak mengandung kapur. Jati dapat tumbuh pada ketinggian 0-900 mdpl. Tumbuh pada tanah berlapisan dalam, subur, berdrainase baik dan netral. Toleran terhadap tanah padat. Jenis ini tahan terhadap api moderat dan angin. Sesuai sifat fisiologis untuk menghasilkan pertumbuhan optimal, jati memerlukan kondisi solum lahan yang dalam dan keasamaan tanah pH optimum sekitar sekitar 6,0. Namun, ada 15 kasus pada beberapa kawasan pertanaman jati dengan tingkat pH rendah 4-5, dijumpai tanaman jati dengan pertumbuhan yang baik. Karena tanaman jati sensitif terhadap rendahnya nilai pertukaran oksigen dalam tanah maka pada lahan yang berporositas dan memiliki drainase baik akan menghasilkan pertumbuhan baik pula karena akar akan mudah menyerap unsur hara Sumarna 2011. Sifat fisik kayu ditentukan oleh bentuk anatomi maupun susunan kimia dari kayunya, misalnya berat jenis atau kepadatan, kekerasan, daya lentingpir, kelenturan dan kestabilan. Panas yang luar biasa, dapat membentuk kayu yang lebih tebal. Oleh karena itu, di daerah beriklim panas akan didapati lebih banyak jenis pohon berkayu sangat padat daripada pohon yang ada di daerah dingin, sebab pada waktu sore hari, sinar matahari memaksa jaringan kayu menjadi lebih bersatu Corsdes 1992.

2.6.3 Hama dan Penyakit