SUSU Studi Kasus Benchmarking Kompetitif Produk Susu UHT Regular Berperisa Berdasarkan Komposisi dan Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. SUSU

Menurut segi kimia, susu merupakan cairan kompleks yang mengandung lebih dari 100 senyawa kimia terpisah Chandan, 1997. Komponen utamanya berupa air, lemak, laktosa, kasein, protein whey, dan mineral yang jumlahnya beragam disetiap spesies hewan. Menurut sudut pandang psikologis, susu merupakan sekresi yang dihasilkan dari kelenjar mamal mamalia betina yang diproduksi sebagai sumber nutrisi awal bagi spesies baru. Sedangkan menurut sudut pandang fisikokimia, susu merupakan cairan putih dari fase multidispersi. Dipandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah bagi binatang menyusui yang baru lahir Buckle et al, 2009. Susu menyediakan nutrisi yang baik bagi manusia. Pada dasaranya susu terdiri dari air, lemak susu, dan padatan non-lemak. Padatan non-lemak terbagi menjadi protein, laktosa, dan mineral. Total lemak susu dan padatan non-lemak disebut total padatan. Hingga saat ini, susu yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia berasal dari sapi. Secara kimiawi, susu sapi tersusun atas air 87 , dan substansi kering, yaitu lemak 4 , protein 3.5 , laktosa 4.7 , serta abu 0.8 Bylund, 1995. Tabel 2. Syarat mutu susu segar No Karakteristik Satuan Syarat 1. Berat jenis minimum pada suhu 27,5 o C gml 1,0270 2. Kadar lemak minimum 3,0 3. Kadar bahan kering tanpa lemak minimum 7,8 4. Warna, bau, rasa, kekentalan - Tidak ada perubahan 5. Derajat asam o SH 6,0 – 7,5 6. pH - 6,3 – 6,8 7. Uji alkohol 70 vv - Negatif 8. Cemaran mikroba maksimum: Total plate count CFUml 1 x 10 6 Staphylococcus aureus CFUml 1 x 10 2 Enterobacteriaceae CFUml 1 x 10 3 9. Jumlah sel somatis maksimum selml 4 x 10 5 10. Residu antibiotik golongan penisilin, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida - Negatif 11. Uji pemalsuan - Negatif 12. Titik beku o C -0,520 s.d. -0,560 13. Uji peroksidase - Positif Cemaran logam berat maksimum: Timbal Pb μgml 0,02 Merekuri Hg μgml 0,03 Arsen As μgml 0,1 Sumber: SNI, 1998 10 Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-3141-1998 susu segar adalah susu murni yang tidak mendapatkan perlakuan apapun kecuali proses pendinginan dan tanpa memengaruhi kemurniannya. Pada Tabel 2, ditunjukan bahwa syarat susu yang baik meliputi beberapa faktor seperti berat jenis, kadar lemak minimum, kadar bahan kering tanpa lemak minimum, warna, bau, rasa, kekentalan, derajat asam, pH, uji alkohol, cemaran mikroba maksimum, jumlah sel somatis maksimum, residu antibiotik, uji pemalsuan, titik beku, uji peroksidase, serta cemaran logam berat. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih merupakan hasil dispersi cahaya dari globula lemak, koloid misel kasein, dan mineral kalsium fosfat yang ada di dalam susu Goff dan Hill, 1993. Susu juga mengandung pigmen karoten dan xantofil yang memberikan warna kuning keemasan pada lemak susu. Susu terasa sedikit manis dan asin gurih yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Globula lemak juga bertanggungjawab atas pembentukan rasa krim pada susu Walstra et al., 2006. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda- benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Susu segar memiliki sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5 –6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5 berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.

B. NILAI GIZI SUSU