IV. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan melalui kegiatan magang di kantor pusat PT Nestlé Indonesia, Jakarta selama empat bulan terhitung dari tanggal 7 Februari 2011 hingga 6 Juni 2011.
Kegiatan magang difokuskan pada departemen Manufacture and Regulatory Affair, divisi Teknikal.
B. METODE PENELITIAN
Proses Benchmarking
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan melalui proses benchmarking yang meliputi beberapa tahapan seperti yang terlihat pada Gambar 4, yaitu:
a. Identifikasi awal produk pilihan
Pada tahapan ini dilakukan analisis awal mengenai produk spesifik yang akan dijadikan obyek benchmarking. Tahapan identifikasi awal ini sendiri terbagi menjadi sub-
tahap, yaitu identifikasi varian produk berdasarkan rasa, serta identifikasi sub-varian berdasarkan kategori konsumen produk. Hasil tahapan ini didapat berdasarkan hasil
survei konsumen yang dilakukan. Survei konsumen dilakukan untuk mengetahui atribut apakah yang menjadi prioritas
konsumen dalam memilih suatu produk. Hasil survei ini dapat menjadi informasi tambahan untuk menitikberatkan pada atribut terpenting yang perlu diperhatikan. Selain
itu penulis juga menggali beberapa informasi lainnya seperti varian rasa yang digemari, kategori yang sering dikonsumsi, frekuensi konsumsi per minggu hingga ukuran kemasan
yang sering dikonsumsi. Informasi-informasi ini nantinya akan digunakan sebagai latar belakang saat melakukan benchmarking. Hasil survei ini dapat digunakan untuk
memfokuskan jenis susu UHT yang akan dilakukan benchmarking, mengingat ada banyak sekali jenis susu UHT yang beredar di pasaran baik dalam segi varian rasa,
ukuran kemasan, maupun target konsumen. Oleh karena itu perlu dicari jenis susu UHT yang paling banyak dikonsumsi dan digemari. Survei ini melibatkan responden yang
berusia minimal 13 tahun. Responden merupakan pengguna jaringan internet karena survei dilakukan melalui online web survey. Kuisoner yang diberikan pada online web
survey ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Responden yang digunakan dalam survei ini
adalah sebanyak 410 orang.
b. Pemilihan produk acuan
Produk acuan dipilih berdasarkan data pangsa pasar produk di Indonesia. Selain itu juga digunakan data mengenai kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Data
mengenai pangsa pasar serta kepuasan konsumen ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari salah satu lembaga survei di Indonesia. Produk acuan yang dipilih
merupakan beberapa merek produk yang memiliki pangsa pasar terbesar secara signifikan karena proses benchmarking menganjurkan untuk menggunakan acuan berupa produk
serupa yang terbaik di kelasnya.
c. Identifikasi atribut produk acuan
28
Atribut produk acuan yang akan diidentifikasi dipilih berdasarkan hasil survei yang dilakukan. Pengamatan dilakukan terhadap parameter yang menjadi faktor utama
responden saat memilih produk susu UHT. Parameter produk ini terdiri dari komposisi dan kandungan nilai gizi. Data mengenai parameter ini diperoleh dari pengamatan
langsung pada label kemasan produk. Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai beberapa bahan serta komponen utama yang ditemukan pada produk acuan.
d. Analisis data kandungan nilai gizi produk acuan
Analisis dilakukan terhadap parameter nilai gizi menggunakan program XLSTAT dengan analisis komponen utama atau yang biasa disebut principle component analysis
PCA dan selanjutnya divisualisasikan menggunakan biplot. Analisis biplot digunakan untuk melihat kedekatan, keragaman, korelasi dan nilai peubah dari suatu obyek yang
diukur. Nilai rataan dari setiap data kandungan nilai gizi yang ada diolah menjadi nilai Z
nilai baku dengan rumus: =
Nilai variabel sampel − Rataan variabel
Standar deviasi sampel Selanjutnya nilai Z diolah menggunakan program XLSTAT sehingga dihasilkan nilai
akar ciri eigenvalue, variance, dan cumulative . Eigenvalue atau akar ciri merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel
terhadap pembentukan karakteristik sebuah vektor atau matriks. Persen variance menunjukan besarnya keragaman data yang dapat dijelaskan pada setiap komponoen
utama. Nilai persen variance diperoleh dari nilai eigen value dibagi dengan banyaknya jumlah komponen utama kemudian dikali dengan 100 .
�� �� = ����
� nPC
x 100 Penentuan komponen utama didasari oleh besarnya nilai variance. Komponen utama
yang dipilih merupakan komponen utama yang memiliki variance terbesar dan terbesar kedua. Penjumlahan nilai variance disebut cumulative.
� � � = �� ��
Selanjutnya hasil analisis data objek pengamatan dan variabel berdasarkan dua komponen utama divisualisasikan melalui grafik biplot yang dapat menunjukan
kedekatan, keragaman, korelasi dan nilai peubah dari suatu obyek. e.
Penarikan kesimpulan
Tahapan akhir dari proses ini adalah penarikan kesimpulan dari hasil benchmarking yang telah diperoleh.
29
Proses Benchmarking Identifikasi awal
produk pilihan survei konsumen
Pemilihan produk acuan
pangsa pasar Identifikasi atribut
produk acuan survei konsumen
Analisis atribut produk acuan
Penarikan kesimpulan
Gambar 4. Diagram alir tahapan penelitian
30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROSES BENCHMARKING