BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka, Suku Bunga
Deposito dan Inflasi
4.1.1 Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka
Pada periode pengamatan, yaitu Januari 2004 hingga Desember 2010, jumlah deposito berjangka yang terhimpun cenderung mengalami kenaikan.
Pada bulan Januari 2004 tercatat sebesar 426,42 triliun rupiah, kemudian berfluktuasi tetapi cenderung naik hingga pada bulan Desember 2010 jumlah
deposito berada pada nilai 1.069,81 triliun rupiah.
Jumlah Deposito Triliun Rupiah
350 375
400 425
450
Gambar 4. Perkembangan jumlah deposito berjangka tahun 2004
Periode
Sumber : Bank Indonesia 2005
Pada periode sepanjang tahun 2004 hingga kuartal pertama tahun 2005, jumlah deposito berjangka yang berhasil dihimpun oleh bank-bank di
Indonesia tidak mengalami peningkatan yang berarti bahkan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari jumlah tabungan deposito
pada bulan desember 2004 dan maret 2005, masing-masing sebesar 420,99 triliun rupiah dan 421,66 triliun rupiah, lebih sedikit jika dibandingkan angka
bulan januari 2004. Berbagai peristiwa politik, seperti pemilihan umum legislatif dan Pemilihan PresidenWakil Presiden secara langsung cukup
menyita perhatian masyarakat yang berimbas pada meningkatnya faktor resiko investasi di dalam negeri. Ditambah lagi masih pada semester kedua 2004,
industri perbankan nasional diwarnai dengan terjadinya fraud kecurangan yang berakhir dengan penutupan dua buah bank dan pencabutan izin usaha
sebuah bank kecil. Hal tersebut cukup membuat industri perbankan nasional menjadi stagnan.
Pada paruh kedua tahun 2005, ditengah kekhawatiran pelaku usaha akibat terus meroketnya harga minyak internasional dan kenaikan harga BBM
domestik, minat masyarakat terhadap tabungan deposito berjangka justru meningkat mencapai jumlah 565,03 triliun rupiah pada bulan Desember 2005.
Jika dibandingkan dengan bulan desember tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 34,22 persen. Hal ini sejalan dengan upaya kebijakan
yang diterapkan oleh Bank Indonesia melalui penerbitan BI-rate sebagai target operasional dalam pengendalian inflasi sehingga pergerakan suku bunga
domestik lebih terarah. Pada akhir bulan Desember 2005 BI melakukan
kebijakan pengetatan moneter dengan menaikan suku bunga BI-rate mencapai 12,75 persen.
Perkembangan tabungan deposito berjangka pada bank-bank umum pada periode tahun 2006 sampai 2007 relatif stabil ditengah tekanan
perekonomian internasional dan domestik yang terjadi. Pada akhir Desember 2006 jumlah dana pihak ketiga yang berasal dari tabungan deposito sebesar
615,16 triliun rupiah, meningkat 8,87 persen dibandingkan bulan Desember tahun 2005. Sedangkan pada bulan Desember 2007 jumlah deposito yang
berhasil dihimpun mencapai 666,71 triliun rupiah atau meningkat sebesar 8,38 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan gradual
tingkat suku bunga deposito sebagai respon dari kebijakan BI menurunkan BI rate tidak banyak mempengaruhi likuiditas sektor perbankan.
Jumlah Deposito Triliun Rupiah
Gambar 5. Perkembangan jumlah deposito berjangka tahun 2005 – 2006
Sumber : Bank Indonesia 2007
400 425
450 475
500 525
550 575
600 625
650
Periode
Periode tahun 2008 masih diwarnai dengan isu harga minyak dunia yang tinggi, hingga mencapai 150 USbarel. Kondisi tersebut sangat
menyulitkan negara-negara pengimpor minyak, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasi defisit APBN, pemerintah kembali mengurangi beban subsidi
BBM yang menyebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada paruh pertama tahun 2008. Pada rentang waktu ini, pertumbuhan jumlah deposito
berjangka yang terkumpul cenderung melambat, bahkan beberapa kali mengalami penurunan. Namun pada paruh kedua tahun 2008, penghimpunan
dana pihak ketiga, termasuk deposito, mengalami peningkatan yang cukup berarti seiring dengan meningkatnya suku bunga deposito yang mencapai
10,57 persen pada Desember 2008.
Gambar 6. Perkembangan jumlah deposito berjangka tahun 2007 - 2008
600 625
650 675
700 725
750 775
800 825
850
Periode Jumlah Deposito
Triliun Rupiah
Sumber : Bank Indonesia 2009
Faktor lain yang turut mendukung kenaikan DPK adalah kebijakan pemerintah melalui Perppu pada Oktober 2008 untuk meningkatkan cakupan
penjaminan simpanan oleh LPS dari sebesar Rp. 100 juta menjadi Rp. 2 miliar per nasabah per bank. Kebijakan tersebut dinilai cukup efektif untuk
mempertahankan dan bahkan mendorong peningkatan dana masyarakat di perbankan. Besarnya deposito yang terkumpul oleh sektor perbankan pada
akhir tahun 2008 mencapai 824,7 triliun rupiah atau meningkat sebesar 23,7 persen dibandingkan bulan Desember tahun sebelumnya.
Pada periode tahun 2009, seiring dengan membaiknya perekonomian domestik, dan mulai kondusifnya situasi perekonomian internasional,
perkembangan jumlah deposito mengalami peningkatan yang cukup berarti, tercatat sebesar 899,78 triliun rupiah pada bulan Desember 2009. Jumlah ini
terus meningkat pada Desember 2010 menjadi 1.069,81 triliun rupiah atau meningkat 18,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan
pemulihan ekonomi di berbagai sektor.
4.1.2 Perkembangan Suku Bunga Deposito Satu Bulan