Asumsi Homoskedastisitas Asumsi Nonotokorelasi

eksaklinier antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai R 2 otokorelasi AC tidak melebihi 0,5 baik + atau -.

3.2.4.3 Asumsi Homoskedastisitas

Salah satu asumsi regresi linier yang harus dipenuhi adalah homogenitas variansi dari error. Homoskedastisitas berarti bahwa variansi dari erro bersifat konstan, kebalikannya adalah kasus heteroskedastisitas, yaitu jika kondisi variansi errornya tidak konstan. Heteroskedastisitas sering muncul pada data keuangan yang bersifat runtut waktu. - Pada kondisi homoskedastisitas Var Y i = Var ε i = σ 2 ; i = 1,2,……,n 3.8 - Pada kondisi heteroskedastisitas Var Y i = Var ε i = σ 2 i ; i = 1,2,……,n 3.9 Pada model regresi kuadrat terkecil, jika asumsi homoskedastisitas tidak terpenuhi, akibatnya adalah : 1. Estimator metode kuadrat terkecil tidak memiliki varian yang minimum tidak lagi best, sehingga hanya memenuhi karakteristik LUE linier unbiased estimator . Meskipun demikian, estimator metode kuadrat terkecil masih bersifat linier dan tidak bias. 2. Perhitungan standard error tidak dapat lagi dipercaya kebenarannya, karena varian tidak minimum. Varian yang tidak minimum mengakibatkan estimasi regresi tidak efisien. 3. Uji hipotesis yang didasarkan pada uji t dan uji F tidak dapat lagi dipercaya. Pada penelitian ini pengujian kondisi heteroskedastisitas dideteksi dengan Uji White Heteroscedasticity. Hipotesis yang diujikan adalah : H : Residu bersifat homoskedastis H a : Residu tidak bersifat homoskedastis Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai ObsR-squared dan nilai probabilitasnya. Jika nilai ObsR-squared lebih kecil dari 2 atau jika nilai probabilitasnya lebih besar dari α = 0,05, maka terima H atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Demikian pula sebaliknya.

3.2.4.4 Asumsi Nonotokorelasi

Otokorelasi dalam konsep regresi linier berarti komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu atau korelasi pada dirinya sendiri. Model regresi linier klasik mengasumsikan bahwa otokorelasi tidak boleh terjadi, artinya covarian antara ε i dan ε j sama dengan nol, atau secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Cov ε i ε j = E{[ ε i – Eε i ][ ε j – Eε j ]} 3.10 = E ε i ε j = 0 ; i ≠ 0 Dengan asumsi bahwa E ε i = E ε j = 0 Artinya, komponen error ε i yang berkaitan dengan data pengamatan ke-i tidak dipengaruhi oleh ε j yang berkaitan dengan pengamatan ke-j. dengan kata lain, regresi klasik mensyaratkan bahwa pengamatan sang satu y i dengan pengamatan yang lain y j saling bebas independen. Uji otokorelasi dapat diketahui dari nilai Durbin-Watson DW. Jika nilai DW hitung lebih besar dari nilai d U pada tabel DW, maka dapat disimpulkan tidak terjadi otokorelasi. Hipotesis yang diuji adalah H = “Tidak terdapat otokorelasi dalam model”. Daerah penolakan H dapat dijelaskan sebagai berikut : I II III IV V Tolak H 0, Otokorelasi Positif Tidak dapat diputuskan Terima H , tidak ada otokorelasi Tidak dapat diputuskan Tolak H , Otokorelasi negatif - Apabila nilai DW hitung terletak di daerah III, maka tidak ada otokorelasi. - Bila DW hitung terletak di daerah I, artinya ada otokorelasi positif. - Bila DW hitung terletak di daerah V, maka ada otokorelasi negatif. - Bila DW hitung terletak di daerah II dan IV, artinya tidak dapat diputuskan daerah ragu-ragu 3.2.5 Pengujian Kelayakan Model 3.2.5.1 Pengujian Nilai Koefesien Determinasi R

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Berjangka Di Indonesia

0 23 92

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Berjangka di Sumatera Utara

0 24 120

Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia

0 37 68

Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum

0 22 98

Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia

0 23 100

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Bank-bank Umum Di Indonesia

0 13 85

Determinan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia

0 15 102

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan PDB Rill terhadap Deposito Berjangka pada Bank Umum di lndonesia.

0 0 6