dua belas bulan atau dua puluh empat bulan. Nasabah akan dikenakan denda penalty dengan tidak mendapat hasil apapun apabila mencairkan dana deposito
sebelum jatuh tempo. Dengan demikian, bila nasabah berniat menggunakan uang tersebut dalam jangka pendek sebaiknya membuka tabungan. Karena dengan
membuka tabungan, dana sewaktu-waktu dapat diambil tanpa harus dikenakan denda. Namun, perlu ketahui bahwa suku bunga tabungan yang diberikan
biasanya lebih kecil dari suku bunga deposito bank. Uang yang simpan di bank dan memenuhi persyaratan tertentu, seratus
persen dijamin pemerintah dari resiko kegagalan bayar. Skema garansi tersebut masih diberlakukan oleh pemerintah untuk jangka waktu yang belum dapat
ditentukan. Nasabah tidak perlu khawatir akan kehilangan uang yang disimpan apabila bank tersebut ditutup atau diambil alih. Pemerintah akan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa uang nasabah akan dibayarkan kembali sesuai dengan jumlah yang disimpan.
Deposito berjangka juga tersedia dalam mata uang asing, seperti dolar AS. Dalam situasi ekonomi yang tidak pasti, seorang nasabah dapat memilih untuk
tidak menyimpan uang seluruhnya dalam bentuk tabungan deposito rupiah melainkan juga dalam dollar AS. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
kemungkinan anjloknya nilai mata uang rupiah dimasa depan disebabkan iklim ekonomi dunia yang kian tidak pasti.
2.4 Penelitian Terdahulu Wahyu Setyaningsih 1999
. B erjudul “Analisis faktor-faktor yang
Mempengaruhi Deposito Berjangka Rupiah sesudah Deregulasi Perbankan 1 juni
1983 di Indonesia kurun waktu 1984- 1998”. Penelitian ini menggunakan data
tahunan dari tahun 1984-1998. Variabel dependen yang digunakan adalah jumlah deposito berjangka rupiah sedangkan variabel independennya adalah PDB riil
perkapita, suku bunga deposito berjangka, nilai tukar valas Dollar AS terhadap rupiah. Untuk pengujian yang digunakan model pendekatan PAM Partial
Adjusment Model .
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah PDB riil perkapita dan suku bunga deposito berjangka rupiah sebelumnya berpengaruh positif dan
signifikan. Sedangkan kurs valuta dolar AS terhadap rupiah tidak berpengaruh terhadap deposito berjangka rupiah. Dalam analisis hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen pada penelitian ini membuktikan penggunaan model regresi berganda non linier adalah tepat. Hasil uji asumsi klasik terdapat
model regresi yang menunjukkan tidak terdapat gejala multikolinearitas, heteroskedatisitas, dan autokorelasi. Hasil estimasi PAM diperoleh bahwa
elastisitas jangka panjang lebih besar dari elastisitas jangka pendek. Artinya dalam elastisitas jangka panjang sudah tidak dipengaruhi lagi oleh tingkat
deposito berjangka rupiah periode sebelumnya.
Siti Fatimah Nurhayati 2002 . B
erjudul “Analisis Permintaan Deposito Dalam Valuta Asing Pada Bank
Swasta Nasional Di Indonesia” dari tahun 1985- 2001. Variabel dependen yang digunakan adalah Permintaan Deposito dalam
Valuta Asing sedangkan variabel independennya adalah PDB, Suku Bunga Deposito, kurs valuta asing Rupiah terhadap Dollar AS dan Libor.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah bahwa pengujian t menunjukkan ada 3 variabel yang berpengaruh terhadap simpanan
valuta asing di Indonesia yaitu variabel suku bunga deposito Rupiah berpengaruh negatif pada jangka pendek dan positif dalam jangka panjang, suku bunga
internasional LIBOR berpengaruh positif dalam jangka panjang, sedangkan variabel pendapatan perkapita riil dan kurs tidak berpengaruh.
Romauli Putri M. Marbun 2005
. ψerjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Jumlah Deposito Berjangka Pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara” dari tahun 1993 – 2003. Variabel dependen yang
digunakan adalah jumlah deposito pada bank-bank pemerintah di Propinsi Sumatera Utara, sedangkan yang menjadi variabel independen adalah pendapatan
perkapita dan tingkat suku bunga deposito. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pendapatan perkapita memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan jumlah deposito berjangka. Begitu pula dengan tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap jumlah deposito
berjangka. Pengujian dilakukan dengan model regresi linier berganda dengan koefisien determinasi sebesar 0,976.
Tuti 2006 .
ψerjudul “Analisis Permintaan Deposito ψerjangka Dalam Negeri Pada ψank Umum di Indonesia” , periode tahun 1990 sampai 2004. Data
yang digunakan adalah data triwulanan. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan suku bunga
deposito terhadap permintaan deposito dalam negeri pada bank umum di Indonesia.
Model persamaan awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi dengan Partial Adjusment Model PAM. Namun, karena pada model
regresi PAM itu tidak menghasilkan signifikansi pada variabel Y-1, sehingga model PAM ini tidak bisa dipakai selanjutnya untuk melakukan pegujian statistik
dan pengujian asumsi klasik. Untuk itu digunakan metode OLS dengan fungsi dan persamaan regresi linier. Dari pengujian-pengujian yang dilakukan, ternyata hasil
estimasi masih menyimpang asumsi klasik yaitu mengandung heteroskedastisitas, namun setelah diobati ternyata model regresi ini telah dinyatakan sehat dan
memenuhi asumsi klasik kembali. Kesimpulan yang diperoleh adalah inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap permintaan deposito dalam negeri, sedangkan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan deposito. Variabel independen lainnya, yakni suku bunga deposito, menunjukan pengaruh yang tidak signifikan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yang pertama adalah periode penelitian yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya belum
didapai penelitian tentang jumlah deposito berjangka untuk periode tahun 2004 - 2010. Kedua, data series yang digunakan, pada penelitian sebelumnya
menggunakan data tahunan dan triwulanan, sedangkan penelitian ini menggunakan data bulanan. Ketiga, dalam hal variabel independen yang
digunakan. Penelitian sebelumnya, Wahyu Setyaniningsih 1999 menggunakan PDB riil perkapita, suku bunga, dan kurs rupiah sebagai variabel independen,
sedangkan penelitian Siti Fatimah 2002 variabel independennya adalah PDB,
suku bunga, Kurs rupiah, dan suku bunga Libor. Keempat, perbedaannya terletak pada metode pembentukan model yang digunakan. Pada penelitian-penelitian
sebelumnya, model estimasi yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode OLS dan Partial Adjustment Model PAM, sedangkan penelitian
ini menggunakan regresi linier berganda dengan Metode Garch 1,1.
2.5 Kerangka Pemikiran