Pengujian Homoskedastisitas Pengujian Otokorelasi

Selain itu, metode lain yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai r 2 otokorelasi AC tidak melebihi 0,5 baik +-. Pengujian Collerogram-Q Statistik dapat dibuktikan bahwa asumsi nonmultikolinieritas terpenuhi dimana nilai AC tidak ada yang melebihi nilai +- 0,5 lampiran 7

d. Pengujian Homoskedastisitas

Dengan menggunakan H adalah residu bersifat homoskedastis. Pengujian Heteroskedastisitas dengan metode White Heteroscedasticity Test cross term diperoleh nilai probabilitas ObsR-squared = 0,000, atau lebih kecil dari nilai α = 0,05, maka H ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residu tidak bersifat homoskedastik. Dengan kata lain data tersebut mengandung masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.2. Hasil Output White Heteroscedasticity Test F-statistic 9.054622 Prob. F5,78 0.0000 ObsR-squared 30.84972 Prob. Chi-Square5 0.0000 Scaled explained SS 14.86725 Prob. Chi-Square5 0.0109

e. Pengujian Otokorelasi

Pemeriksaan adanya otokorelasi dilakukan dengan statistik uji Durbin- Watson menunjukkan nilai DW hitung sebesar 1,704. Berdasarkan tabel D-W, pada nilai n = 83 dan k=2, nilai d U =1,6928 dan d L =1,5942. Artinya, nilai DW hitung lebih besar dari d U dan lebih kecil dari 4-d U , sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah otokorelasi.

4.2.1.2 Pengujian Kelayakan Model a.

Pengujian Nilai Koefisien Determinasi Dari output model persamaan regresi menghasilkan R 2 sebesar 0,3125 dan R 2 adjusted sebesar 0,2614 dengan nilai Log-likelihood -313,8171. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman dalam perkembangan jumlah deposito yang dapat dijelaskan oleh variabel inflasi dan suku bunga deposito adalah sebesar 31,25 persen saja. Kecilnya pengaruh ini karena dalam memutuskan berinvestasi dalam bentuk deposito banyak faktor-faktor lain diluar variabel model yang juga berpengaruh dan dijadikan dasar pertimbangan oleh investor dalam berinvestasi dalam bentuk deposito. Faktor lain tersebut diantaranya adalah situasi keamanan dan politik dalam negeri, kredibilitas sektor perbankan, situasi perekonomian internasional, dan lain sebagainya. Kecilnya nilai R 2 sejalan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian penelitian sebelumnya yang juga hanya menghasilkan nilai R 2 yang juga relatif kecil. Tuti 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Permintaan Deposito Berjangka Dalam Negeri Pada Bank Umum di Indonesia, menghasilkan nilai R 2 sebesar 33,15 persen. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih 1999 menghasilkan nilai R 2 sebesar 36,33 persen.

b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Berjangka Di Indonesia

0 23 92

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Berjangka di Sumatera Utara

0 24 120

Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia

0 37 68

Analisis Pengaruh Suku Bunga Libor, Suku Bunga Sbi, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum

0 22 98

Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia

0 23 100

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Bank-bank Umum Di Indonesia

0 13 85

Determinan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia

0 15 102

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan PDB Rill terhadap Deposito Berjangka pada Bank Umum di lndonesia.

0 0 6