lamanya jangka waktu pengembalian modal serta besarnya resiko usaha yang harus ditanggung oleh pengusaha. Padahal di satu sisi suatu sektor industri akan kuat apabila
pendalaman struktur industrinya tinggi atau dengan kata lain ada kaitan yang kuat antara industri hulu yang bertindak sebagai penyedia bahan baku dengan industri hilir yang
menggunakan bahan baku dari industri hulu tersebut. Karena sebagian besar barang modal dan komponen diimpor, pertumbuhan sektor industri yang tinggi akan selalu
diikuti dengan kenaikan impor yang tinggi pula. Ada juga defisit yang terjadi di beberapa sektor sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 11, sedangkan cadangan devisa terbatas maka dapat ditempuh upaya untuk menghemat devisa ataupun meningkatkan penciptaan devisa. Penghematan devisa dapat
dilakukan dengan mengurangi impor yaitu dengan berusaha memproduksi kebutuhan barang di dalam negeri untuk barang yang semula diimpor. Sedangkan upaya untuk
meningkatkan penciptaan devisa dapat ditempuh strategi promosi ekspor yaitu berusaha untuk memperluas ekspor, baik dari segi luas pasar, volume maupun mengintroduksikan
komoditi ekspor baru di pasar nasional dan internasional. Strategi ini mengharuskan sektor yang ada di wilayah ini untuk melakukan inovasi teknologi agar efisiensi produksi
dapat tercapai sehingga dapat bersaing di pasar nasional dan internasional. Namun secara keseluruhan transaksi perdagangan Kota Bandung masih surplus sebear Rp. 7619966 juta
pada tahun 2000, bahkan meningkat menjadi Rp. 8292344 juta pada tahun 2003.
6.6. Struktur Nilai Tambah Bruto
Value Added
Nilai tambah bruto atau disebut sebagai value added adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Dalam Tabel Input
Output Kota Bandung nilai tambah ini dirinci menurut upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung. Pajak tak langsung netto disini merupakan selisih
antara pajak tak langsung dengan subsidi. Besarnya nilai tambah setiap sektor ditentukan oleh besarnya output atau nilai yang diproduksi atau yang dihasilkan serta jumlah biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi. Sektor-sektor penyumbang nilai tambah bruto tahun 2000 dan 2003 bagi Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 12.
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui nilai tambah bruto Kota Bandung tahun 2000 adalah sebesar Rp. 14422964 juta, dengan perincian dari upah dan gaji
sebesar Rp. 5929364 juta, surplus usaha sebesar Rp. 6770265 juta, penyusutan sebesar Rp. 1150687 juta dan pajak tak langsung sebesar Rp. 572648 juta. Pada tahun tersebut,
sektor sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit yang merupakan penyumbang terbesar nilai tambah bruto yaitu sebesar Rp. 3394740 juta, dan diikuti oleh sektor perdagangan
eceran, perdagangan besar, jasa pemerintahan dan pertahanan, sedangkan penyumbang nilai tambah bruto yang paling kecil yaitu terdapat pada sektor angkutan udara yaitu
sebesar Rp. 5086 juta. Tabel tersebut juga menunjukkan nilai tambah bruto Kota Bandung tahun 2003
meningkat menjadi 23819786 juta, dengan perincian dari upah dan gaji sebesar Rp. 9520506 juta, surplus usaha sebesar Rp. 11559250 juta, penyusutan sebesar Rp. 1943998
juta dan pajak tak langsung sebesar Rp. 796032 juta. Pada tahun tersebut, sektor perdagangan eceran yang merupakan penyumbang terbesar nilai tambah bruto yaitu
sebesar Rp. 4953990 juta, dan diikuti oleh sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit sebesar 4734671 juta, perdagangan besar, jasa pemerintahan dan pertahanan, sedangkan
penyumbang nilai tambah bruto yang paling kecil yaitu terdapat pada sektor industri
barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara yaitu sebesar Rp. 16901 juta.
Tabel 12. Struktur Nilai Tambah Bruto, Tahun 2000 dan 2003 Juta Rupiah
No Upah
Gaji Surplus
Usaha Penyu-
Sutan Pajak Tak
Langsung NTB
2000 2003
2000 2003
2000 2003
2000 2003
2000 2003
1 13493
26938 53905
57258 786
2687 773
1328 68957
88211 2
39745 93278
69716 125606
6876 17515
5949 8638
122286 245037
3 1425853
1653928 1532262
2522502 255320
379130 181305
179111 3394740
4734671 4
11416 25629
20036 36312
2281 1638
1634 937
35367 64516
5 16944
35628 30052
58409 3812
4697 2731
3500 53539
102234 6
156631 194700
286071 276509
32047 38822
25988 15623
500737 525654
7 3412
6601 3915
7287 412
2645 307
368 8046
16901 8
3115 93891
6093 126078
334 14365
134 12888
9676 247222
9 110982
419765 209826
644408 22168
90290 7787
63135 350763
1217598 10
6000 22174
10779 45862
1118 3524
806 152
18703 71712
11 70960
173678 153884
192299 50474
66676 4164
38449 279482
471102 12
13611 26488
16161 27463
6243 5841
492 6022
36507 65814
13 394040
525805 263555
402245 67614
184359 46208
20041 771417
1132450 14
324461 629438.5
646679 932873.4
47425 48791.17
44544 72534.77
1063109 1683638
15 790632
1533787 2056793
2967048 207825
213811.8 146982
239343.2 3202232
4953990 16
34689 76913
53156 123009
13796 13853
6224 8372
107865 222147
17 154932
375065 206927
430776 75182
24747 42434
23470 479475
854058 18
167188 214041
316326 416805
114666 259632
7879 19107
606059 909585
19 1937
213569 951
242002 2146
74384 52
12282 5086
542237 20
29062 37341
27931 38109
12033 23226
505 4104
69531 102780
21 372848
373319 59409
495610 132350
261875 17186
39716 581793
1170520 22
297153 411447
217954 472781
13978 85899
5112 3284
534197 973411
23 92727
206966 208928
253372 25124
51706 12475
12702 339254
524746 24
45293 96726
83895 104776
6784 10656
5929 1162
141901 213320
25 1073373
1240588 929
4794 25427
1078167 1266944
26 154424
743413 27903
125167 21230
28230 1766
7100 205323
903910 27
9577 14015
9083 15488
3268 2995
1842 461
23770 32959
28 114866
55374 198075
418267 20601
6576 1440
2202 334982
482419 5929364
9520506 6770265
1155925 1150687
1943998 572648
796032 14422964
23819786
Sumber: Tabel Input-Output Kota Bandung, Tahun 2000 dan 2003 Diolah
Berdasar analisis struktur output, nilai tambah bruto dan struktur ekspor, maka sektor sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit memiliki peringkat pertama dan
perdagangan eceran memiliki peringkat kedua, baik di struktur output, dan struktur ekspor maupun struktur nilai tambah bruto. Sehingga dapat dikatakan bahwa output, nilai
tambah dan ekspor sektor sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit; dan perdagangan eceran lebih besar atau memegang peranan yang penting dalam pembangunan
perekonomian Kota Bandung dapat diterima.
VII. PENENTUAN SEKTOR KUNCI