IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi di Kota Bandung mengingat posisi kota tersebut yang sangat strategis dalam menopang
pembangunan ekonomi khususnya di daerah sekitar kota tersebut dan umumnya daerah- daerah di wilayah propinsi Jawa Barat dan sekitamya. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan May-Juli 2007 .
4.2. Jenis dan Sumber Data
Untuk menganalisis penentuan sektor jasa yang perlu diprioritaskan di Kota Bandung maka data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder tersebut antara
lain meliputi data kependudukan dan ketenagakerjaan Kota bandung, Produk Domestik
Regional Bruto PDRB Kota Bandung, Tabel Input-Output Kota Bandung tahun 2000 dan 2003, serta sumber lain yang terkait.
4.3. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan 1 digunakan metode analisis tabulasi berdasarkan
tabel input output; tujuan 2 dikaji dengan berdasarkan analisis keterkaitan, analisis penyebaran dan analisis pengganda multiplier dengan mengolah lebih lanjut tabel input
output dengan bantuan Grimp 7.1 dan Excel; tujuan 3 dan 4 dikaji dengan menggunakan analisis simulasi.
4.3.1. Analisis Tabulasi
Dengan menggunakan analisis tabulasi berdasarkan tabel input output dapat diketahui struktur perekonomian Kota Bandung dengan melihat : struktur permintaan,
struktur penawaran dan permintaan output, struktur nilai tambah bruto pendapatan daerah, struktur permintaan akhir, dan struktur tenaga kerja secara langsung karena
sudah disajikan di dalam tabel input output tersebut.
4.3.2. Analisis Keterkaitan dan Penyebaran
Koefisien keterkaitan dan penyebaran sering digunakan untuk menyusun prioritas-prioritas sektor dalam perekonomian pembangunan dan menentukan sektor
kunci dalam perekonomian. Keterkaitan antar sektor perekonomian mengukur derajat saling ketergantungan antar sektor. Keterkaitan antar sektor memberikan gambaran
sejauh mana suatu sektor mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor- sektor lain. Sedangkan analisis penyebaran mengukur berapa besar efek penyebaran dan
dampak pembangunan suatu sektor pada sektor lainnya. Beberapa koefisein keterkaitan antar sektor dalam analisis perekonomian
wilayah antara lain: keterkaitan ke belakang dan Keterkaitan ke depan. 1. Analisis Keterkaitan Ke Belakang
Keterkaitan ini menunjukan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor- sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung dan tak
langsung per unit kenaikan permintaan total.
=
=
n j
j j
j
X n
X n
U
1 2
. 1
. 1
;
untuk j = 1,2…,n ………...…………..................................1
dimana : U
j
= Keterkaitan ke belakang X
.j
= Jumlah dari elemen kolom
2. Analisis Keterkaitan Ke Depan Keterkaitan ini merupakan pengaruh suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor
yang menggunakan sebahagian dari output sektor tersebut per unit kenaikan permintaan total keterkaitan ini dirumuskan sebagai berikut:
=
=
n i
i
i X
n i
X n
U
1 2
. 1
. 1
untuk i = 1,2,..,n ……............…………………................2
dimana: U
i
= Keterkaitan Ke Depan X.
i
= Jumlah dari elemen baris
Analisis efek penyebaran juga dibagi menjadi efek penyebaran ke belakang dan efek penyebaran ke depan.
1. Efek Penyebaran Ke Belakang Analisis efek penyebaran ke belakang menunjukan koefisien yang memberikan
gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam perekonomian. Efek penyebaran kebelakang ini merupakan
kemampuan suatu sektor untuk menarik sektor hulu, atau dengan kata lain suatu dampak yang menunjukkan dampak relatif yang ditimbulkan karena keterkaitan kebelakang
secara langsung dan tidak langsung antara satu sektor dengan semua sektor yang ada.
=
=
n j
j j
j
n V
V S
1
untuk j = 1,2…,n ……………...………...................................3
dimana : S
j
: Efek Penyebaran Ke Belakang V
j
: Koefisien Keragaman
2. Efek Penyebaran Ke Depan. Efek penyebaran ke depan memberikan gambaran tentang pengaruh yang
ditimbulkan oleh satu unit pennintaan akhir untuk semua sektor di dalam suatu perekonomian. Efek penyebaran kedepan merupakan efek relatif yang disebabkan oleh
suatu ekonomi tertentu terhadap peningkatan output sektor-sektor lain yang menggunakan output yang berasal dari sektor tersebut baik langsung maupun tidak
langsung karena peningkatan output dari sektor yang bersangkutan atau mampu mendorong sektor hilirnya.
=
=
n i
i i
i
n V
V S
1
untuk i = 1,2,..,n ……………………………….......................4
dimana: S
i
: Efek penyebaran ke belakang V
i
: Koefisein Keragaman
4.3.3. Analisis Pengganda
Analisis pengganda multiplier adalah pengukuran suatu respon atau merupakan dampak dari stimulus ekonomi. Analisis pengganda secara spesifik bertujuan melihat
dampak perubahan umumnya peningkatan permintaan akhir suatu sektor ekonomi terhadap semua sektor yang ada tiap satuan perubahan jenis pengganda. Stimulus
ekonomi yang dimaksud dapat berupa output, pendapatan dan kesempatan kerja. Koefisien pengganda merupakan total dari 1 efek awal initial effect, 2 efek
putaran pertama first round effect, 3 efek dukungan industri industrial support effect, dan 4 efek induksi konsumsi consumption-induced effect.
1. Efek Awal Efek awal Initial Effect menggambarkan berapa besar perubahan disetiap sektor
ekonomi, jika terjadi perubahan dalam permintaan akhir sebesar satu satuan. Dari sisi output, efek awal ini diasumsikan sebagai peningkatan penjualan ke permintaan akhir
sebesar satu unit satuan moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
2. Efek putaran pertama Efek putaran pertama First round effect adalah besarnya pembelian input yang
dibutuhkan sautu sektor dari sektor lain untuk meningkatkan produksinya sebesar satu unit.
3. Efek dukungan industri
Efek dukungan industri industrial support effect adalah efek-efek lanjutan dari suatu sektor ekonomi akibat pembelian input dari sektor lainnya pada tahap pertama. Dari
sisi output menunjukkan efek peningkatan output putaran kedua dan selanjutnya yang terjadi secara bergelombang yang disebabkan oleh adanya stimulus ekonomi. Dari sisi
pendapatan dan tenaga kerja, efek tersebut masing-masing menunjukkan efek peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja putaran kedua dan selanjutnya yang
terjadi secara bergelombang.
3. Efek induksi konsumsi
Efek induksi konsumsi comsumption-induced effect adalah pengaruh pengeluaran rumah tangga terhadap perekonomian wilayah, atau permintaan rumah
tangga sebagai pembayaran upah tenaga kerja dalam memproduksi tambahan output suatu sektor.
Tabel 3. Rumus Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja No.
Nilai Multiplier
Output Rp
Pendapatan Rp
Tenaga Kerja orang
1. Efek awal
1 h
j
e
j
2. Efek
Putaran pertama
i
a
ij i
a
ij
h
j i
a
ij
e
j
3. Efek
dukungan industri
i ij
-1-
i
a
ij i ij
h
j
- h
j
-
i
a
ij
h
j i ij
e
ij
-
i
a
ij
e
j
4. Efek
induksi konsumsi
i ij
-1-
i
a
ij i
ij
h
j
- h
j
-
i
a
ij
h
j i
ij
e
ij
–
i
a
ij
e
j
5. Efek total
i ij i
ij
h
j i
ij
e
ij
6. Efek lanjutan
i ij
-1
i ij
h
j
- h
j i
ij
e
ij
- e
j
Sumber : Daryanto dan Morison, 1991
dimana:
a
ij
= Koefisien Output h
j
= Koefisien Pendapatan Rumah Tangga e
j
= Koefisien Tenaga Kerja
ij
= Matrik Kebalikan Leontif model terbuka
ij
= Matrik Kebalikan Leontif Model tertutup
Berdasarkan matrik kebalikan Loentief, baik model terbuka I – A
-1
maupun tertutup I – A
-1
dapat ditentukan nilai-nilai dari multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja berdasarkan rumus pada Tabel 3.
4.3.4. Analisis Simulasi
Sesuai dengan tujuan dari studi ini akan dilakukan simulasi dengan menggunakan variabel eksogen yaitu: alokasi dan realokasi investasi pada sektor-sektor kunci dan non-
kunci. Ukuran optimalitas alokasi investasi dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu peningkatan output, pendapatan, dan kesempatan kerja.
Adapun simulasi yang dilakukan berdasarkan skenario-skenario berikut: 1. Simulasi 1: Simulasi basis yaitu dampak investasi tahun 2003 terhadap output,
pendapatan dan kesempatan kerja. 2. Simulasi 2: investasi pada sektor salah satu sektor non-kunci berkurang sebesar
200 juta sedangkan investasi pada satu sektor kunci A hasil penentuan sektor kunci bertambah sebesar 200 juta.
3. Simulasi 3: investasi pada sektor salah satu sektor non-kunci berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada satu sektor kunci B hasil penentuan sektor
kunci bertambah sebesar 200 juta.
4. Simulasi 4: investasi pada sektor salah satu sektor non-kunci berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada satu sektor kunci A dan B hasil penentuan
sektor kunci bertambah masing-masing naik sebesar 100 juta. 5. Simulasi 5: investasi pada sektor 9 industri barang dari logam, mesin dan
peralatannya berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada sektor 1 pertanian, peternakan dan perikanan naik sebesar 200 juta.
6. Simulasi 6: investasi pada sektor 9 industri barang dari logam, mesin dan peralatannya berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada sektor kunci A
naik sebesar 100 juta, sektor kunci B naik sebesar 60 juta dan sektor 1 pertanian, peternakan dan perikanan naik sebesar 40 juta.
4.4. Definisi Operasional Data