Pada tahun 2003, walaupun total konsumsi beberapa sektor mengalami penurunan, namun total konsumsi seluruh sektor mengalami peningkatan yaitu menjadi
11435138 juta atau meningkat sebesar 57.41 persen dibandingkan total konsumsi tahun 2000. Peningkatan ini disumbang oleh peningkatan konsumsi pada beberapa sektor
terutama sektor air bersih, konstruksi, dan jasa sosial kemasyarakatan. Berbeda dengan tahun 2000, ditinjau dari output domestik, konsumsi untuk sektor
perdagangan eceran menempati urutan pertama untuk konsumsi rumah tangga sedangkan untuk konsumsi pemerintah urutan pertama masih tetap ditempati oleh sektor jasa
pemerintahan dan pertahanan. Total pengeluaran sektor perdagangan eceran adalah sebesar Rp. 1050760 juta
atau 9.2 persen yang semuanya merupakan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sedangkankan untuk total pengeluaran sektor jasa pemerintahan dan pertahanan adalah
sebesar 2252118 juta atau 19.7 persen, dimana semuanya merupakan pengeluaran konsumsi pemerintah. Keadaan ini mengindikasikan bahwa konsumsi dalam bentuk jasa
masih mendapat porsi pengeluaran yang cukup tinggi, hal ini sesuai dengan visi pemerintah Kota Bandung untuk menjadikan kota tersebut sebagai kota jasa service
city.
6.4. Struktur Investasi dan Perubahan Stok
Untuk mengetahui besar tingkat pembentukan modal tetap dan perubahan stok di Kota Bandung untuk tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel 10. Pembentukan modal dan
perubahan stok dimaksud disini adalah investasi. Dalam perekonomian Kota Bandung pada tahun 2000, pembentukan modal tertinggi adalah pada sektor konstruksi yaitu
sebesar 720119 juta atau 33.1 persen. Urutan selanjutnya adalah pembentukan modal pada sektor-sektor yang berbasis industri dan jasa sosial kemasyarakatan. Sektor-sektor
tersebut meliputi sektor Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya sebesar 600984 juta atau 27.62 persen; disusul dengan sektor Industri tekstil, pakaian jadi dan
kulit sebesar 231838 juta atau 10.66 persen; dan sektor jasa sosial kemasyarakatan sebesar 130488 juta atau 6 persen. Kondisi ini mengindikasikan besarnya daya tarik
investasi pada sektor industri dan jasa di kota tersebut. Sementara itu, perubahan stok yang terbesar adalah pada sektor perdagangan.
Perdagangan eceran berada pada peringkat pertama dalam perubahan stok yaitu sebesar 1038718 juta atau 39.4 persen. Peringkat kedua adalah perdagangan besar yaitu sebesar
616149 juta 23.36 persen. Keadaan ini menunjukkan sangat dinamisnya aktivitas perdagangan di kota tersebut baik yang bersifat eceran maupun besar.
Pada Tabel 10 juga dapat diketahui bahwa total pembentukan modal tetap lebih besar dari pada total perubahan stok, dimana total pembentukan modal tetap sebesar Rp.
2175721 juta dan total perubahan stok sebesar Rp. -2637250 juta
.
Dalam perekonomian Kota Bandung pada tahun 2003, pembentukan modal tertinggi tidak lagi sektor konstruksi tetapi sektor industri barang dari logam, mesin dan
peralatannya yaitu sebesar 987596 juta atau 32.95 persen. Urutan selanjutnya adalah pembentukan modal pada sektor-sektor yang berbasis industri dan perdagangan. Sektor-
sektor tersebut meliputi sektor konstruksi sebesar 811411 juta atau 27.07 persen; disusul dengan sektor perdagangan besar sebesar 581553 juta atau 19.4 persen; dan sektor
perdagangan eceran sebesar 489728 atau 16.34 persen. Kondisi ini mengindikasikan besarnya daya tarik investasi pada sektor industri dan perdagangan di kota tersebut.
Tabel 10. Besarnya Pembentukan Modal Tetap dan Perubahan Stok, Tahun 2000 dan 2003 Juta Rupiah
Sektor 2000
2003 Pembentukan Modal
Tetap Perubahan Stok
Pembentukan Modal Tetap
Perubahan Stok Nilai
Nilai Nilai
Nilai
1. Pertanian, peternakan dan
perikanan
14268 0.66
2366 -0.09
4717 0.16
867 0.07
2. Industri makanan, minuman dan
tembakau
46679 2.15
-894351 33.9
21382 1.83
3. Industri tekstil, pakaian jadi dan
kulit
231838 10.66
- 1428344
54.16 1618
0.05 318764
27.22
4. Industri kayu, bambu, rotan,
rumput dan sejenisnya
-239880 9.1
4052 0.14
12355 1.06
5. Industri kertas dan barang dari
kertas, percetakan dan penerbitan, Industri kimia,
minyak bumi, bau bara
110934 5.1
-380969 14.45
4349 0.37
6. Karet dan plastic
96124 4.42
18351 -0.7
125319 10.7
7. Industri barang galian bukan
logam, kecuali minyak bumi dan batu bara
-32185 1.22
12 410
0.04
8. Industi logam dasar
556 -0.02
62577 2.1
132300 11.3
9. Industri barang dari logam,
mesin dan peralatannya
600984 27.62
- 1075104
40.77 987596
32.95 17870
1.53
10. Industri pengolahan lainnya
63722 2.93
-83749 3.18
50803 1.7
-612 -0.05
11. Listrik
12. Air bersih
1 -3.8
13. Konstruksi
720119 33.1
811411 27.07
14. Perdagangan besar
66012 3.03
616149 -23.36
581553 19.4
200254 17.1
15. Perdagangan Eceran
55589 2.55
103871 8
-39.4 489728
16.34 337593
28.83
16. Penginapan hotel bintang dan
non bintang 17.
Restoran 18.
Angkutan darat
37693 1.73
19. Angkutan udara
287 0.01
-163226 6.2
20. Jasa penunjang angkutan
-25399 0.96
21. Komunikasi
13000 -0.5
22. Keuangan
-2 7.6
23. Sewa bangunan
24. Jasa perusahaan
-5
25. Jasa pemerintahan dan
pertahanan 26.
Jasa sosial kemasyarakatan
130488 6
-3133 0.12
5
27. Jasa hiburan
984 0.04
1 -3.79
130
28. Lainnya
-45 2894
0.09
29. Total
217572 1
100 -
2637250 100
2997096 100
1170851 100
Sumber: Tabel Input-Output Kota Bandung, Tahun 2000 dan 2003 Diolah
Sementara itu, perubahan stok yang terbesar adalah pada sektor perdagangan eceran yaitu sebesar 337593 juta atau 28.83 persen. Peringkat kedua adalah industri
tekstil, pakaian jadi dan kulit yaitu sebesar 318764 juta atau 27.22 persen. Peringkat ketiga adalah perdagangan besar yaitu sebesar 200254 juta atau 17.1 persen. Keadaan ini
menunjukkan sangat dinamisnya aktivitas perdagangan di kota tersebut baik yang bersifat eceran maupun besar; begitu juga aktivitas industri khususnya tekstil, pakaian jadi dan
kulit. Pada Tabel 10 juga dapat diketahui bahwa total pembentukan modal tetap pada
tahun 2003 lebih besar dari pada total perubahan stok, dimana total pembentukan modal tetap sebesar Rp. 2997096 juta dan total perubahan stok sebesar Rp. 1170851 juta.
6.5. Struktur Ekspor dan Impor