V. PROFIL KOTA BANDUNG
5.1. Gambaran Umum
Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107° 36 Bujur Timur dan 6° 35 Lintang Selatan. Ditinjau dari aspek komunikasi dan
perekonomian, posisi geografis Kota Bandung cukup strategis. Hal ini dikarenakan
posisinya yang berada pada pertemuan poros jalan utama, yaitu:
a. Barat-Timur yang memudahkan hubungan dengan pusat perekonomian dan pemerintahan Indonesia yaitu ibukota Jakarta.
b. Utara-Selatan yang memudahkan lalu lintas ke pusat wisata dan peristarahatan yaitu daerah perkebunan Subang dan Pangalengan.
Posisi topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 Meter di atas pennukaan laut dpl, titik tcrtinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1050 Meter dan
terendah di sebelah Selatan 675 Meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian selatan sampai lajur lintasan kereta api, pennukaan tanah relatif datar sedangkan di
wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit. Dari wilayah perbukitan Bandung Utara inilah orang dapat menyaksikan bentuk dan panorama keseluruhan Kota Bandung.
Keaadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya merupakan lapisan alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di
bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan
barat tersebar jenis tanah andosol.
Iklim asli Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitamya sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Namun beberapa waktu belakangan ini
temperatur rata-rata Kota Bandung meningkat tajam, hingga pemah mencapai 31,4°C yaitu pada bulan Oktober 2004. Hal tersebut diduga terutama disebabkan oleh polusi
udara akibat kendaraan bermotor. Walaupun demikian curah hujan di Kota Bandung masih sangat tinggi.
5.2. Penduduk dan Ketanagakerjaan
Berdasarkan hasil Susenas 2004, penduduk Kota Bandung pada tahun 2004 berjumlah 2232624 jiwa. Dengan memperhitungkan luas Kota Bandung sebesar 167.29
Km
2
maka Rata-rata kepadatan penduduk Kota tersebut adalah 13346 jiwaKm
2
. Kepadatan penduduk Kota ini tidak terlepas dari daya tariknya sebagai salah satu pusat
perekonomian Jawa Barat sehingga banyak mendorong terjadinya urbanisasi. Untuk mengatasi
masalah kepadatan
penduduk tersebut
maka pemerintah
telah menyelenggarakan Program Transmigrasi ke beberapa daerah di luar Pulau Jawa,
diantaranya ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Dinamika kependudukan tersebut selaras dengan dinamika ketenagakerjaan di
Kota ini. Semakin padatnya Kota Bandung berimplikasi pada semakin banyaknya para pencari kerja. Namun, semakin banyaknya para pencari kerja tersebut tidak diimbangi
dengan ketersediaan kesempatan kerja. Berdasarkan Laporan Dinas Tenaga Kerja, pada tahun 2004 terdapat 42275 penduduk Kota Bandung yang tercatat sebagai pencari kerja.
Jumlah tersebut merupakan hasil dari peningkatan sebesar 267.71 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan lowongan kerja yang tersedia sebanyak 2218 orang dan jumlah
penempatan hanya untuk 2211 orang.
Tabel 4. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Kelompok Sektor Utama Sektor
Tahun Pertumbuhan
2002 2004
1. Pertanian 9354
11580 23.80
2. Pertambangan Galian
890 1158
130.11 3. Industri Pengolahan
208016 193965
-6.76 4. Listrik, Gas Air
2226 6948
212.13 5. Konstruksi
31637 54426
72.03 6. Perdagangan
277099 300501
8.44 7. Transpor dan
Komunikasi 60576
48057 79.33
8. Keuangan 39210
53268 35.85
9. Jasa 172878
177174 2.48
10. Lain-lain 2672
- -
Jumlah 804558
847077 5.28
Sumber : Kota Bandung dalam Angka, 2002 dan 2004
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja kerja yang tercatat oleh BPS pada tahun 2004 adalah sebanyak 847077 jiwa atau naik sebesar 5.28 persen
dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja tahun 2002. Ditinjau dari jumlah masing- masing sektor, berdasarkan data BPS tahun 2002 dan 2004, sektor perdagangan memiliki
jumlah tenaga kerja terbanyak baik pada tahun 2002 maupun tahun 2004 masing-masing sebesar 277099 dan 300501. Pertumbuhan sektor tersebut dari tahun 2002 ke 2004 adalah
sebesar 8.44 persen. Peringkat kedua sektor yang memiliki tenaga kerja terbanyak adalah industri pengolahan. Pada tahun 2002 sektor tersebut memiliki tenaga kerja sebanyak
208016. Namun, pada tahun 2004. Sektor tersebut menurun sebesar -6.76 persen atau menjadi 193965. Peringkat ketiga adalah sektor jasa dengan nilai 172878 pada tahun
2002 dan 177174 pada tahun 2004 atau naik sebesar 2.48 persen.
Ditinjau dari pertumbuhannya dari tahun 2002 ke 2004, peringkat pertama listrik, gas dan air sebesar 212.13 persen. Peringkat kedua pertambangan dan galian sebesar
130.11 persen. Peringkat ketiga transportasi dan komunikasi sebesar 79.33 persen.
5.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung