4. Simulasi 4: investasi pada sektor salah satu sektor non-kunci berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada satu sektor kunci A dan B hasil penentuan
sektor kunci bertambah masing-masing naik sebesar 100 juta. 5. Simulasi 5: investasi pada sektor 9 industri barang dari logam, mesin dan
peralatannya berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada sektor 1 pertanian, peternakan dan perikanan naik sebesar 200 juta.
6. Simulasi 6: investasi pada sektor 9 industri barang dari logam, mesin dan peralatannya berkurang sebesar 200 juta sedangkan investasi pada sektor kunci A
naik sebesar 100 juta, sektor kunci B naik sebesar 60 juta dan sektor 1 pertanian, peternakan dan perikanan naik sebesar 40 juta.
4.4. Definisi Operasional Data
1. Sektor Kunci Sektor kunci yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sektor-sektor terpilih
yang masuk ke dalam peringkat 10 sepuluh besar dalam indikator keterkaitan, penyebaran dan penggandaan selama tahun 2000 dan 2003.
2. Kesempatan kerja Dalam perekonomian suatu wilayah, tenaga kerja merupakan salah satu faktor
produksi dimana balas jasa terhadap faktor tersebut dikategorikan sebagai input primer. Sesuai dengan asumsi dasar I-O kesempatan kerja memiliki hubungan yang linier dengan
output. Dengan kata, naik dan turunnnya output suatu sektor akan mempengaruhi naik turunnya kesempatan kerja .
3. Output Pengertian output dalam penelitian ini adalah nilai dari produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dalam suatu daerah domestic, tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Pelakunya dapat berupa perusahaan dan
perseorangan dari dalam negeri atau perusahaan dan perseorangan dari luar negeri.
4. Pendapatan Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini bukanlah pendapatan regional
dalam bentuk PDRB, namun pendapatan rumah tangga household income dalam bentuk gaji wages, upah salaries dan sebagainya. Misalnya, adanya kenaikan sebesar 1 rupiah
pada sektor pertanian dapat menyebabkan kenaikan pendapatan rumah tangga pada sektor tersebut sebesar 2 rupiah.
5. Kelembagaan Kelembagaan di sini adalah organisasi dan manajemen pengeluaran publik yang
dapat mendukung dan menghambat pengembangan sektoral, dan penciptaan lapangan kerja. Untuk mengkaji aspek kelembagaan tersebut maka digunakan teori cheks and
balances dan teori Public Expenditure Management PEM.
6. Transaksi Antara Transaksi antara adalah transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan
sebagai konsumen dan produsen. Sektor yang berperan sebagai produsen atau sektor produksi merupakan sektor pada masing-masing baris, sedangkan sektor sebagai
konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Transaksi yang dicakup dalam transaksi hanya transaksi barang dan jasa yang terjadi dalam hubungannya dengan
proses produksi. Jadi, isian sepanjang baris pada transaksi antara memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input sektor-sektor lain untuk keperluan
produksi dan disebut sebagai permintaan antara. Sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan input barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi suatu sektor
dan disebut sebagai input antara.
7. Permintaan Akhir dan Impor Permintaan akhir adalah permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan
komsumsi, bukan untuk proses produksi. Permintaan akhir terdiri dari pengeluaran komsumsi rumah tangga, pengeluaran komsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap
bruto, perubahan stok dan ekspor.
a. Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran komsumsi rumah tangga adalah pengeluaran yang dilakukan rumah
tangga untuk semua pembelian barang dan jasa dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Barang dan jasa dalam hal ini mencakup barang tahan lama dan barang tidak tahan
lama kecuali pembelian rumah tempat tinggal. Pengeluaran komsumsi rumah tangga mencakup komsumsi yang dilakukan didalam dan di luar negeri. Untuk menjaga
konsistensi data, maka komsumsi penduduk suatu negara yang dilakukan di luar negeri diperlakukan sebagai impor, sebaliknya komsumsi oleh penduduk asing di wilayah
negara ebut diperlakukan sebagai ekspor.
b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran komsumsi pemerintah mencakup semua pengeluaran barang dan jasa
untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
c. Pembentukan Modal Tetap Pembentukan modal tetap meliputi pengadaan, pembuatan, atau pembelian
barang-barang modal baru baik dari dalam maupun impor termasuk barang modal bekas dari luar daerah.
d. Perubahan Stok Perubahan stok merupakan selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun
dengan nilai stok barang pada awal tahun. Perubahan stok dapat digolongkan menjadi : 1 perubahan stok barang jadi dan setengah jadi yang disimpan oleh produsen, termasuk
perubahan jumlah temak dan unggas serta barang-barang strategis yang merupakan cadangan nasional, 2 perubahan stok bahan mentah dan bahan baku yang belum
digunakan oleh produsen, dan 3 perubahan stok di sektor perdagangan, yang terdiri dari barang-barang dagangan yang belum terjual.
e. Ekspor dan Impor Berbeda dengan pengertian ekspor dan impor pada umumnya, pada Tabel Input
Output regional yang dimaksud dengan ekspor dan impor barang dan jasa adalah meliputi transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negaradaerah dengan penduduk negara
atau daerah lain. Transaksi tersebut terdiri dari ekspor dan impor untuk barang dagangan,
jasa pengangkutan, komunikasi, asuransi dan berbagai jasa lainnya. Transaksi ekspor barang keluar negeri dinyatakan dengan nilai free on board f.o.b yaitu suatu nilai yang
mencakup juga semua biaya angkutan di negara pengekspor, bea ekspor dan biaya pemuatan barang barang sampai ke kapal yang akan mengangkutnya. Sedangkan
transaksi impor dari luar negeri dinyatakan atas dasar biaya pendaratan landed cost yang terdiri dari nilai cost, insurance and freight c.i.f ditambah denga bea masuk dan
pajak penjualan impor.
8. Input Primer Input primer adalah balas jasa atau pemakaian faktor-faktor produksi yang
terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Input primer disebut juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara output dengan input
a. Upah dan Gaji Upah dan gaji mencakup semua balas jasa dalam bentuk uang maupun barang dan
jasa kepada tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan produksi selain pekerja keluarga yang tidak dibayar.
b. Surplus Usaha Surplus usaha adalah balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas
pemilikan modal. Surplus usaha antara lain terdiri dari keuntungan sebelum dipotong pajak penghasilan, bunga atas modal, sewa tanah dan pendapatan atas hak kepemilikan
lainnya. Besamya nilai surplus usaha adalah sama dengan nilai tambah bruto dikurangi
dengan upahgaji, penyusutan dan pajak tak langsung netto.
c. Penyusutan Penyusutan yang dimaksudkan adalah penyusutan barang-barang modal tetap
yang digunakan dalam proses produksi. Penyusutan merupakan nilai penggantian terhadap penurunan nilai barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.
d. Pajak tak Langsung Netto Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak tak langsung dengan subsidi.
Pajak tak langsung mencakup pajak impor, pajak ekspor, bea masuk, pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya. Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada
produsen. Subsidi pada dasamya adalah adalah tambahan pendapatan bagi produsen. Oleh karena itu subsidi disebutjuga sebagai pajak tak langsung negatif.
V. PROFIL KOTA BANDUNG