Hasil Validasi Model Dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH

6.1. Hasil Validasi Model

Tujuan dari simulasi kebijakan adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi dampak dari skenario kebijakan dengan jalan mengubah nilai instrumen kebijakannya. Sebelum dilakukan simulasi, dilakukan validasi model untuk mengetahui apakah model yang dibangun cukup baik untuk digunakan dalam simulasi kebijakan. Tujuan melakukan validasi adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai estimasi sesuai dengan nilai aktual masing-masing variabel endogen Pyndick dan Rubinfelt, 1991. Validasi model desentralisasi fiskal kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah dilakukan pada periode 1995-2005. Ada beberapa kriteria statististik yang dapat digunakan dalam menilai valid tidaknya suatu model, kriteria tersebut antara lain Root Mean Squares Error RMSE, Root Mean Squares Percent Error RMSPE dan U-Theil’s Inequality Coefficent U Pindyck and Rubinfield, 1991. Kriteria statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah U Theil’s Inequality Coefficent U dan dekomposisinya. dimana nilai U Theil’s, bias UM, Reg UR, dan Var US diharapkan bernilai mendekati nol sedangkan Dist UD, Covar UC diharapkan bernilai mendekati satu. Tabel 20 menunjukkan bahwa seluruh nilai UM adalah nol, sedangkan nilai Reg UR, Var US seluruhnya hampir mendekati nol. Nilai Dist UD dan Covar UC mendekati 1 sedangkan nilai U-Theil seluruhnya tidak ada yang lebih dari 0,3. Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa seluruh model cukup baik dan dapat diteruskan untuk dilakukan simulasi. Hasil validasi dari program komputer SASETS dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 20. Hasil Validasi Model Bias Reg Dist Var Covar Nama Peubah Endogen UM UR UD US UC U Theil Pajak 1 0.05 0.95 0.1665 Pendapatan Asli Daerah 1 1 0.0175 Bagi Hasil Pajak 1 0.07 0.93 0.1113 Bagi Hasil 1 0.04 0.96 0.0834 Transfer 0 1 0.01 0.99 0.015 Total Penerimaan 1 0.01 0.99 0.0122 Pengeluaran Pembangunan 1 0.03 0.97 0.0945 Pengeluaran Rutin 1 0.02 0.98 0.0714 Total Pengeluaran 1 0.01 0.99 0.0343 PDRB 0 1 0.03 0.97 0.0976 Total Tenaga 0.01 0.99 0.21 0.79 0.1551 Simulasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu simulasi perubahan penerimaan daerah dan simulasi perubahan kebijakan pengeluaran daerah. Simulasi perubahan penerimaan daerah terdiri dari: 1 peningkatan dana alokasi umum sebesar 10 persen, 2 peningkatan pajak daerah sebesar 16 persen, 3 peningkatan bagi hasil pajak sebesar 16 persen, dan 4 peningkatan retribusi sebesar 15 persen. Persentase perubahan penerimaan fiskal daerah didasarkan pada perkembangan masing-masing peubah tahun 2004-2005. Penggunaan data dua tahun terakhir dimaksudkan untuk melihat dampak kebijakan desentalisasi fiskal berupa perkembangan penerimaan pemerintah daerah setelah berjalannya desentralisasi fiskal. Simulasi kebijakan perubahan komponen pengeluaran daerah terdiri dari: simulasi perubahan penerimaan daerah terdiri atas: 1 peningkatan pengeluaran rutin sebesar 14.32 persen, peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 25.59 persen, dan peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 4.5 persen; 2 peningkatan pengeluaran rutin sebesar 7.16 persen, peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 77.36 persen, dan peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 10 persen; dan 3 peningkatan pengeluaran rutin sebesar 7.16 persen, peningkatan pengeluaran sektor luar pertanian sebesar 11.84 persen, dan peningkatan pengeluaran sektor pertanian sebesar 64.41 persen.

6.2. Simulasi Kebijakan Perubahan Komponen Penerimaan Daerah Terhadap