Kinerja Fiskal Daerah Dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah

kecil dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal, hal tersebut diketahui dari tanda negatif dan signifikan pada dummy desentralisasi fiskal. Pengeluaran sektor luar pertanian setelah desentralisasi fiskal lebih kecil dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal, karena setelah desentralisasi fiskal, total penerimaan lebih banyak dialokasikan untuk pengeluaran rutin sehingga alokasi untuk pengeluaran sektor luar pertanian menjadi berkurang. Berdasarkan elastisitas jangka pendek, pengeluaran sektor luar pertanian responsif terhadap perubahan total penerimaan.

5.3. Kinerja Fiskal Daerah

Kinerja fiskal daerah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Hasil estimasi persamaan-persamaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 19. Hasil estimasi persamaan PDRB menunjukkan bahwa hanya peubah tenaga kerja luar pertanian dan pengeluaran sektor luar pertanian yang signifikan dalam meningkatkan PDRB. Sementara itu variabel tenaga kerja pertanian dan pengeluaran sektor pertanian tidak signifikan meningkatkan PDRB. Hal tersebut berarti bahwa sektor luar pertanian memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan PDRB. Dampak desentralisasi fiskal terhadap PDRB menunjukan bahwa PDRB setelah desentralisasi fiskal lebih kecil dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal. Berdasarkan elastisitas jangka pendek, PDRB tidak responsif terhadap semua peubah yang mempengaruhinya. Hasil estimasi persamaan tenaga kerja menunjukkan bahwa upah minimum regional signifikan dalam menurunkan penyerapan tenaga kerja. Ketika pemerintah meningkatkan upah minimum regional maka jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh perekonomian akan berkurang. Oleh karena itu pemerintah daerah harus berhati-hati dalam menetapkan upah minimum regional agar tidak berdampak buruk terhadap penyerapan tenaga kerja di daerah. Peubah PDRB juga signifikan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja. PDRB dapat menjadi gambaran banyaknya barang dan jasa yang mampu dihasilkan dalam perekonomian. Oleh sebab itu, ketika PDRB meningkat maka jumlah tenaga kerja yang terserap untuk memproduksi barang dan jasa juga mengalami peningkatan. Dampak desentralisasi fiskal terhadap penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, ditandai oleh tanda positif dan tidak signifikan pada dummy desentralisasi fiskal. Berdasarkan elastisitas jangka pendek, diketahui bahwa penyerapan tenaga kerja tidak responsif terhadap perubahan peubah yang mempengaruhinya. Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Kinerja Fiskal Daerah Persamaan Pengeluaran PDRB PDRB Elastisitas Nama Peubah Parameter Estimasi ProbITI Jk. Pendek Jk. Panjang Intercept 19696.7 0.7392 - - TKNA 10.31614 .0001 a 0.597 - TKA 0.409443 0.3973 0.033 - Pengeluaran pemb pertanian 11.99456 0.2026 0.038 - Pengeluaran pemb nonpertanian 12.71536 .0001 a 0.401 - Dummy Des Fiskal -185052 0.0032 a - - F-Hitung: 69.85 ; R 2 :0.853 Total Tenaga Kerja TTK Elastisitas Nama Peubah Parameter Estimasi ProbITI Jk. Pendek Jk. Panjang Intercept 98373.7 0.0504 - - PDRB 0.119929 .0001 a 0.871 - UPAH Minimum Reg -0.69974 0.1072 b -0.726 - Dummy Des Fiskal 26993.19 0.2492 - - F-Hitung: 22.13 ; R 2 : 0.517 Keterangan: a berbeda nyata pada taraf uji α=0.01 b berbeda nyata pada taraf uji α=0.15 Menarik untuk dicermati karena signifikannya peningkatan penerimaan setelah desentralisasi fiskal ternyata tidak diikuti oleh perbaikan kinerja perekonomian, baik dari sisi produk domestik regional bruto PDRB maupun penyerapan tenaga kerja. Fenomena tersebut diduga diawali oleh penurunan pengeluaran sektor luar pertanian, padahal hasil estimasi menunjukkan bahwa pengeluaran sektor luar pertanian berpengaruh signifikan dalam meningkatkan PDRB. Penurunan pengeluaran sektor luar pertanian menyebabkan berkurangnnya aktivitas perekonomian yang selanjutnya berdampak pada menurunnya PDRB. Penurunan pengeluaran sektor luar pertanian juga diduga menyebabkan tidak optimalnya penyerapan tenaga kerja di daerah sehingga penyerapan tenaga kerja tidak meningkat signifikan. VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH

6.1. Hasil Validasi Model