Pengeluaran Fiskal Daerah Dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah

Apabila dilihat dari elastisitasnya, bagi hasil pajak hanya responsif terhadap perubahan PDRB dalam jangka panjang. Bagi hasil pajak setelah desentralisasi fiskal mengalami peningkatan yang signifikan dibanding sebelum desentralisasi fiskal yang ditandai oleh tanda positif dan signifikan pada peubah desentralisasi fiskal. Kesimpulan serupa juga ditemukan dalam beberapa studi sebelumnya, seperti pada Sjafrizal 2002 dan Panjaitan 2006 di Sumatera Utara; Riyanto 2003, Sumedi 2005, Usman 2006, dan Nanga 2006 di Indonesia; Saefudin 2005 di Riau. Kebijakan desentralisasi fiskal signifikan dalam meningkatkan bagi hasil pajak karena mulai tahun 2001, daerah memperoleh bagi hasil dari pajak penghasilan PPh orang pribadi personal income tax. Selain itu, pemerintah daerah mulai serius dalam mengelola sumber-sumber penerimaan bagi hasil pajaknya karena didesak untuk membiayai pengeluaran daerah yang semakin meningkat.

5.2. Pengeluaran Fiskal Daerah

Pengeluaran fiskal daerah yang diestimasi dibagi menjadi tiga yaitu pengeluaran rutin, pengeluaran sektor pertanian dan pengeluaran sektor luar pertanian. Hasil estimasi persamaan-persamaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil estimasi persamaan pengeluaran rutin menunjukan bahwa total penerimaan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran rutin. Peningkatan total penerimaan daerah menyebabkan pemerintah daerah memperbesar pengeluaran rutinnya, terutama untuk pos belanja pegawai dan belanja barang. Hasil estimasi juga menunjukan bahwa pengeluaran rutin meningkat signifikan setelah desentralisasi. Peningkatan pengeluaran rutin tersebut disebabkan karena pemerintah daerah harus membiayai lebih banyak pegawai akibat adanya penyerahan wewenang pembiayaan pegawai daerah dari pemerintah pusat. Berdasarkan elastisitas jangka pendek, pengeluaran rutin tidak responsif terhadap perubahan total penerimaan. Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Pengeluaran Fiskal Daerah Persamaan Pengeluaran Rutin EXPR Elastisitas Nama Peubah Parameter Estimasi ProbITI Jk. Pendek Jk. Panjang Intercept 2811.731 0.1171 - - Total Penerimaan 0.393777 .0001 a 0.781 - Dummy Des Fiskal 15051.99 .0001 a - - F-Hitung: 450.48 ; R 2 : 0.935 Persamaan Pengeluaran Pembangunan Pertanian EXPPA Elastisitas Peubah Parameter Estimasi ProbITI Jk. Pendek Jk. Panjang Intercept -283.921 0.5426 - - Total Penerimaan 0.018556 0.0147 a 0.548 0.984 LEXPPA 0.443335 0.0003 a - - Dummy Des Fiskal 1221.305 0.1402 b - - F-Hitung: 35.43 ; R 2 : 0.632 Persamaan Pengeluaran Pembangunan Non Pertanian EXPPNA Elastisitas Nama Peubah Parameter Estimasi ProbITI Jk. Pendek Jk. Panjang Intercept 4456.315 0.0027 - - Total Penerimaan 0.360555 .0001 a 1.066 - Dummy Des Fiskal -14113.8 .0001 a - - F-Hitung: 238.16 ; R 2 : 0.883 Keterangan: a berbeda nyata pada taraf uji α=0.01 b berbeda nyata pada taraf uji α=0.15 Persamaan pengeluaran fiskal daerah selanjutnya adalah pengeluaran sektor pertanian. Pengeluaran sektor pertanian dialokasikan untuk sektor pertanian, kehutanan, sumber daya air dan irigasi. Hasil estimasi menunjukan bahwa total penerimaan daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran sektor pertanian. Perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pertanian sangat besar, oleh karena itu ketika total penerimaan meningkat maka direspon pemerintah daerah dengan meningkatkan pengeluaran sektor pertanian secara signifikan. Besarnya perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pertanian dikarenakan besarnya ketergantungan perekonomian Kalimantan Tengah terhadap sektor pertanian. Sebagai gambaran, sebagian besar PDRB rata-rata 44.78 persentahun disumbangkan oleh sektor pertanian. Selain itu, sebagian besar tenaga kerja rata-rata 57.92 persentahun bekerja di sektor tersebut. Selanjutnya, pengeluaran sektor pertanian tahun sebelumnya berpengaruh nyata dalam meningkatkan pengeluaran sektor pertanian, dimana pemerintah daerah menargetkan pengeluaran sektor pertanian paling tidak harus lebih besar daripada tahun sebelumnya. Sama seperti pengeluaran rutin, pengeluaran sektor pertanian juga mengalami peningkatan yang signifikan setelah desentralisasi fiskal, ditandai dengan tanda positif dan signifikan pada dummy desentralisasi fiskal. Signifikannya pengeluaran sektor pertanian setelah desentralisasi fiskal, menandakan bahwa setelah desentralisasi fiskal pemerintah daerah serius dalam meningkatkan pembangunan sektor pertaniannya. Berdasarkan elatisitasnya, pengeluaran sektor pertanian tidak responsif terhadap perubahan total penerimaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Persamaan pengeluaran fiskal daerah yang terakhir adalah pengeluaran sektor luar pertanian. Pengeluaran sektor luar pertanian adalah pengeluaran pembangunan yang dialokasikan selain untuk sektor pertanian. Hasil estimasi menunjukan bahwa total penerimaan positif dan signifikan dalam meningkatkan pengeluaran sektor luar pertanian. Pada saat total penerimaan meningkat maka pemerintah daerah akan meningkatkan pengeluaran sektor luar pertaniannya. Hanya saja setelah desentralisasi fiskal, pengeluaran sektor luar pertanian lebih kecil dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal, hal tersebut diketahui dari tanda negatif dan signifikan pada dummy desentralisasi fiskal. Pengeluaran sektor luar pertanian setelah desentralisasi fiskal lebih kecil dibandingkan sebelum desentralisasi fiskal, karena setelah desentralisasi fiskal, total penerimaan lebih banyak dialokasikan untuk pengeluaran rutin sehingga alokasi untuk pengeluaran sektor luar pertanian menjadi berkurang. Berdasarkan elastisitas jangka pendek, pengeluaran sektor luar pertanian responsif terhadap perubahan total penerimaan.

5.3. Kinerja Fiskal Daerah