7 membantu petani kayu dan juga produsen kayu olahan untuk dapat meningkatkan
pendapatan.
7
Adanya permasalahan diatas melatar belakangi dilakukannya perumusan strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi CV Hadir Jaya untuk menjamin
keberlangsungan bisnis serta perkembangan bisnis ke arah yang lebih baik. Untuk itu diperlukan sebuah penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis seperti
apa yang dapat diterapkan oleh CV Hadir Jaya secara lebih lanjut. Pada CV Hadir Jaya belum pernah dilakukan kajian strategi pengembangan bisnis. Oleh karena
itu perumusan masalah pada penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya ?
2. Strategi apa saja yang dapat dikembangkan dalam upaya mengembangkan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya?
3. Prioritas strategi dan kebijakan apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh rumusan permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini
yaitu: 1. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya
2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh CV Hadir Jaya.
3. Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan bisnis oleh CV Hadir Jaya.
7
www.kompas.com. Program sertifikasi bagi perusahaan pengolahan kayu. diakses pada tanggal 06 Januari 2013
8
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. CV Hadir Jaya, memberikan masukan untuk menjadi pertimbangan dalam
perencanaan, penetapan strategi dan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan.
2. Penulis, Penelitian ini untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
pengambilan strategi pengembangan bisnis yang tepat. 3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai
strategi pengembangan bisnis dan dapat dijadikan perbandingan atau acuan dalam melakukan studi lanjut.
9
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bisnis Kayu Olahan
Penelitian yang berhubungan dengan bisnis kayu olahan sudah banyak dilakukan. Penelitian ini menggambarkan kondisi bisnis kayu lapis yang ada.
Santoso 2008, melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kayu lapis indonesia di pasar internasional. Alat analisis
yang digunakan adalah EViews Econometric Views. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kayu lapis internasional berpengaruh negatif terhadap
nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin meningkat harga kayu lapis internasional maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis. Kurs rupiah
berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin tinggi nilai kurs rupiah maka akan meningkatkan nilai ekspor kayu lapis. Pajak ekspor
berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti jika pajak ekspor meningkat maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis.
Pada penelitian yang lain, dibahas mengenai kemungkinan pengembangan ekspor industri kayu lapis Indonesia. Ginarsa 1996 telah melakukan penelitian
mengenai kajian potensi dan permasalahan pengembangan ekspor industri kayu lapis indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah SWOT. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan keunggulan komparatif dari produk kayu lapis Indonesia dan difersivikasi produk merupakan salah satu modal dasar dalam
peningkatan ekspor KLI. Strategi kebijakan diferensiasi harga dengan prinsip menjual produk di pasar tertentu. pada waktu tertentu dan ditujukan kepada
konsumen tertentu dengan ukuran dan jenis produk tertentu pula. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan yang dilakukan penulis adalah alat analisis yang
digunakan. Ginarsa 1996 menggunakan alat analisis SWOT sedangkan penulis menggunakan alat analisis IE, SWOT dan QSPM.
Kayu olahan dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa jenis kayu. Salah satu
jenis kayu yang dapat digunakan adalah kayu sengon. Mulianti 2008 telah melakukan penelitian mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi kayu
olahan sengon di CV Cahaya Mandiri, Kecamatan Sukorejo, Kebupaten Kendal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fungsi linear
10 berganda dan model fungsi Cobb Douglass, dan dari kedua model tersebut
selanjutnya dipilih satu model terbaik berdasarkan asumsi OLS Ordinary Least square
dan pengujian statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model terbaik untuk menduga fungsi produksi kedua produk adalah model Cobb
Douglass dilihat dari nilai koefisien determinasi R2 dan MSE nya. Faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan adalah tenaga kerja, listrik, dan
bahan baku sengon. Kondisi optimal dari produk solid laminating dapat tercapai apabila penggunaan kayu sengon dikurangi 55,84 m3, tenaga kerja ditambah
menjadi 3475,62 HK, dan listrik perlu dikurangi menjadi 146.734,5 kwh. Sedangkan untuk produk finger joint stick laminating, penggunaan kayu sengon,
tenaga kerja, dan listrik perlu ditingkatkan berturut-turut tingkat optimalnya sebesar 77,85 m3, 2431,8 HK, dan 85,546,71 kwh.
2.2 Strategi Bisnis Kayu Olahan