Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang

(1)

1

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK KAYU

LAPIS (

PLYWOOD

) DI CV HADIR JAYA,

KABUPATEN KARAWANG

ASEPT SETIAJI H34096008

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013


(2)

ABSTRACT

CV Hadir Jaya is a company producing plywood that used as raw materials for the furniture company. The company uses waste from rubber wood in veneer form as raw material for plywood. This study aims to identify the internal and external factors, analyzing alternative business development strategy and recommend priority strategies used in developing the company's business.Research using the IFE, EFE, IE, SWOT and QSP matrix shows that the company's internal conditions, company location, labor productivity, utilization of waste plywood, plywood quality, production facilities and infrastructure, coordination division of labor, capital structure, plywood marketing and plywood research and product development. Research also shows the company's external conditions, which support the government, the price of competing products, the development of technology and information systems, bargaining power of buyers, the use of plywood, development of substitute products, availability of raw materials, the number of new firms and the bargaining power of suppliers. Based on analysis using matrix IE, CV Present Jaya are in a position to keep and maintain (fifth cell). Based on the SWOT analysis produced six alternative strategies. Priority strategy based on the matrix QSP, CV Present Jaya can use strategy, alternative raw materials using for the plywood production.


(3)

ABSTRAK

CV Hadir Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi kayu lapis yang digunakan sebagai bahan baku bagi perusahaan furniture. Perusahaan menggunakan limbah dari kayu karet dalam bentuk vinir sebagai bahan baku kayu lapis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, menganalisis alternatif strategi pengembangan bisnis dan merekomendasikan prioritas strategi yang digunakan CV Hadir Jaya dalam mengembangkan bisnis. Penelitian menggunakan IFE, EFE, IE, SWOT dan matriks QSP menunjukkan kondisi internal perusahaan yaitu, lokasi perusahaan, produktivitas tenaga kerja, pemanfaatan limbah kayu lapis, kualitas kayu lapis, sarana dan prasarana produksi, Koordinasi pembagian tugas, struktur modal, pemasaran kayu lapis, riset dan pengembangan produk kayu lapis. Penelitian juga menunjukkan kondisi eksternal perusahaan, yaitu dukungan pemerintah, harga produk pesaing, perkembangan teknologi dan sistem informasi, kekuatan tawar menawar pembeli, tingkat penggunaan kayu lapis, perkembangan produk substitusi, ketersediaan bahan baku, banyaknya perusahaan baru dan kekuatan tawar menawar pemasok. Berdasarkan analisis menggunakan matriks IE, CV Hadir Jaya terdapat pada posisi pertahankan dan pelihara (sel V). Berdasarkan analisis SWOT maka dihasilkan enam alternatif strategi. Strategi prioritas berdasarkan hasil matriks QSP, CV Hadir Jaya dapat menggunakan strategi Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis.


(4)

2 RINGKASAN

ASEPT SETIAJI. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Kontribusi sektor hutan terhadap PDB nasional menjadikan produk yang berasal dari sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk produk olahan hasil hutan yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Salah satu jenis produk olahan kayu adalah kayu lapis (plywood). Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural

CV Hadir Jaya adalah perusahaan produksi kayu lapis yang baru berkembang. Perusahaan ini memiliki visi dan misi yang jelas dan perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan kayu lapis yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya; (2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh CV Hadir Jaya; dan (3) Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan bisnis oleh CV Hadir Jaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada CV Hadir Jaya yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Karawang Jawa Barat. Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling yang terdiri dari pihak internal yaitu pemilik perusahaan dan pihak eksternal yaitu pegawai Dinas Perindustrian Industri Tambang dan Energi (Disperintamben) Kabupaten Karawang. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan analisis lingkungan perusahaan melalui analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks faktor internal (IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks IE, analisis SWOT, dan matriks QSP (QSPM).

Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE, diperoleh total bobot skor rata-rata IFE matriks sebesar 2,416 dan EFE matriks sebesar 2,745. Hasil total bobot skor rata-rata tersebut menunjukkan posisi CV Hadir Jaya pada matriks IE berada pada kuadran V, yakni Hold and Maintain yang terdiri dari strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. kemudian dari hasil analisis matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi yang kemudian hasilnya diolah dengan matriks QSP sehingga urutan prioritas strategi yakni : (1) Penjaminan kualitas kayu lapis; (2) Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis; (3) Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis; (4) Mengakses dana pinjaman lunak; (5) Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis; dan (6) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen.


(5)

3 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK KAYU LAPIS

(PLYWOOD) DI CV HADIR JAYA, KABUPATEN KARAWANG

ASEPT SETIAJI H34096008

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013


(6)

4 Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di

CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang Nama : Asept Setiaji

NRP : H34096008

Disetujui, Pembimbing

Dra. Yusalina, M.Si NIP 19650115 199003 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 1958 0908 1984 03 1 002


(7)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2013

Asept Setiaji H34096008


(8)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Asept Setiaji, lahir di Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 20 September 1988. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hamdani dan Ibunda Karlina.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak pada tahun 1994 di TK Melati Medan Marelan Kota Medan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Melati Medan Marelan Kota Medan pada tahun 2000. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 20 Kota Medan. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 09 Kota Medan diselesaikan pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan tingkat Diploma pada Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu pangan di DPD IPB Kota Bogor pada tahun 2009.

Penulis diterima pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi umum pada tahun 2009. Selama kuliah di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor ini, penulis terlibat dalam kegiatan organisasi kampus. Penulis dipercaya menjadi Ketua Forum Mahasiswa Program Alih Jenis Agribisnis, FASTER (Forum of Agribusiness Transfer Program Student) pada tahun 2010-2011. Selain itu, penulis juga terdaftar menjadi anggota PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia).


(9)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang”. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengembangan bisnis produk kayu lapis (plywood) di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang.

Terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Hamdani dan Ibu Karlina. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dra. Yusalina, M.Si selaku dosen pembimbing, Dr.Ir Nunung Kusnadi, MS dan Ir. Narni Farmayanti, MS. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak A.S Hasibuan (CV Hadir Jaya) dan Bapak M. Nurdin Holis (Disperindagtamben Kabupaten Karawang). Terima kasih kepada seluruh dosen Departemen Agribisnis atas ilmu yang selama ini diberikan. Terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis.

Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2013


(10)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 13

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 13

3.1.1 Manajemen Strategis ... 13

3.1.2 Proses Manajemen Strategi ... 16

3.1.3 Analisis Lingkungan Internal ... 16

3.1.4 Analisis Lingkungan Eksternal ... 20

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 23

IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2 Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 26

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

4.3.1 Tahap Masukan ... 27

4.3.2 Tahap Pencocokan ... 30

4.3.3 Tahap Keputusan ... 33

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 35

5.1 Sejarah Singkat ... 35

5.2 Profil Perusahaan ... 35

5.3 Proses Produksi ... 37

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 43

6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 43

6.1.1 Pemasaran ... 43

6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ... 47

6.1.3 Produksi dan Operasi ... 48

6.1.4 Sumber Daya Manusia ... 49

6.1.5 Riset dan Pengembangan ... 50

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 51

6.2.1 Lingkungan Umum ... 51


(11)

v VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CV

HADIR JAYA ... 59

7.1 Tahap Pemasukan ... 59

7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ... 62

7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ... 69

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

8.1 Kesimpulan ... 72

8.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(12)

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan terhadap

devisa ekspor sektor kehutanan (US$ Juta) ... 4

2 Fungsi Dasar Manajemen Produksi ... 20

3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Organisasi ... 28

4 Bentuk Matriks EFE ... 29

5 Bentuk MatriksIFE... 30

6 Matriks SWOT ... 32

7 Matriks QSPM ... 34

8 Komposisi Bahan Perekat (Glue) untuk produksi Kayu lapis ... 38

9 Daftar Harga Produk Kayu lapis pada CV Hadir Jaya 2010-2011 ... 46

10 Investasi Awal CV Hadir Jaya Tahun 2009 ... 47

11 Identifikasi Faktor-Faktor Internal CV Hadir Jaya ... 50

12 Kontribusi Sektor Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Karawang Tahun 2008-2010 (Juta Rp). ... 51

13 Jumlah Penduduk JABODETABEK Tahun 2007- 2011 ... 52

14 Data pesaing usaha sejenis CV Hadir Jaya Tahun 2012 ... 54

15 Identifikasi Faktor-faktor Eksternal CV Hadir Jaya Tahun 2012 ... 58

16 Analisis Matriks IFE CV Hadir Jaya ... 60

17 Analisis Matriks EFE CV Hadir Jaya ... 61


(13)

vii DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Nilai Tambah Perusahaan Pengolahan Kayu Tahun

2001-2008 ... 1

2 Jumlah Perusahaan Pengolahan Kayu Indonesia Tahun 2001-2008 ... 2

3 Contoh Produk Kayu Lapis ... 3

4 Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia (US$) Tahun 2006-2010 ... 4

5 Model Komprehensif Manajemen Strategis ... 16

6 Kerangka Operasional Penelitian ... 25

7 Matriks IE ... 31

8 Bahan baku (vinir) yang digunakan dan penyimpanan ... 38

9 Bahan baku perekat Urea Formaldehida ... 39

10 Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 ... 44

11 Proses Pengamplasan dan Pemotongan Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 ... 48

12 Matriks Internal – Eksternal (IE) CV Hadir Jaya ... 63


(14)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Penerimaan CV Hadir jaya Tahun 2010 ... 76

2 Penerimaan CV Hadir jaya Tahun 2011 ... 77

3 Pendapatan CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 ... 78

4 Permintaan Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 ... 79

5 Lokasi Perusahaan CV Hadir Jaya 2013 ... 80

6 Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Internal ... 81

7 Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis ... 83

8 Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Internal Stategis pada CV Hadir Jaya ... 85

9 Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal Pada CV Hadir Jaya ... 86

10 Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Eksternal ... 87

11 Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Strategis Pada CV Hadir Jaya ... 89

12 Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya ... 91

13 Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya ... 92

14 Analisis Matriks QSP (QSPM) Pada CV Hadir Jaya ... 93

15 Potensi perusahaan furniture berbahan baku kayu lapis ... 97


(15)

1

I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Luas hutan Indonesia yang mencapai 138 juta hektare dengan kontribusi PDB dari sektor hutan sebesar dua persen terhadap PDB nasional yaitu 0,77 persen dari kehutanan dan 0,92 persen industri kayu (BPS 2010)1. Kontribusi sektor hutan terhadap PDB nasional menjadikan produk yang berasal dari sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk produk olahan hasil hutan yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Nilai tambah yang dihasilkan oleh produk olahan hasil hutan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Nilai Tambah Perusahaan Produk Olahan Kayu (dalam Milyar Rupiah) Tahun 2001 – 2008

Sumber: BPS, 2012 (diolah)

Perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pergerakan jumlah perusahaan pengolahan kayu dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah kondisi perekonomian nasional. Krisis moneter yang terjadi pada periode waktu 2007-2008 memberikan imbas cukup sinifikan pada industri olahan kayu nasional.

1 www.BPS.go.id .Nilai Tambah Perusahaan Pengolahan Kayu. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2012.


(16)

2 Gambar 2. Jumlah Perusahaan Pengolahan Kayu Indonesia tahun 2001 - 2008

Sumber: BPS, 2012 (diolah)

Secara umum, perusahaan pengolahan kayu di Indonesia menghasilkan beberapa jenis kayu olahan. Berdasarkan jenis kayu olahan untuk furniture, produk kayu olahan digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu (1) kayu solid, (2) kayu lapis (Plywood), (3) Blockboard, (4) kayu MDF, dan (5) particle board 2.

Salah satu jenis produk olahan kayu adalah kayu lapis (Gambar 3). Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural. Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa, kayu lapis adalah produk panel yang terbuat dengan merekatkan sejumlah lembaran vinir atau merekatkan lembaran vinir pada kayu gergajian, dimana kayu gergajian sebagai bagian intinya/core (yang lebih dikenal sebagai wood core plywood). Arah serat pada lembaran vinir untuk face dan core adalah saling tegak lurus, sedangkan antar lembaran vinir untuk face saling sejajar.

2 http://bennyarmansyah.blog.stisitelkom.ac.id/files/2012/10/jenis-jenis-kayu.pdf. diakses pada tanggal 06 Agustus 2012


(17)

3 Gambar 3. Contoh Produk Kayu Lapis (Plywood)3

Produk kayu lapis telah banyak dikenal, laju pertumbuhan produksinya bersifat fluktuatif selama 10 tahun terakhir. Laju produksi rata-rata mencapai 27,08 persen (BPS, 2012). Kondisi tersebut disebabkan karena kondisi permintaan terhadap kayu lapis yang bersifat berfluktuatif pula. Permintaan ini berimbas langsung pada penjualan kayu lapis. Salah satu gambaran fluktuasi ini dapat dilihat dari sumbangan devisa ekspor kayu lapis yang mengalami fluktuasi dari tahun 1999 hingga 2009 (Tabel 1). Dengan demikian, secara garis besar perusahaan dihadapkan pada permintaan yang fluktuatif serta dituntut untuk mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan merencanakan strategi pengembangan bisnis kayu lapis tersebut. Disamping itu, saat ini perusahaan-perusahaan mengalami masa pengembangan produk baru yang dihubungkan dengan penambahan atau ekspansi pasar serta perencanaan produksi yang baik.

Sekitar 80 persen pemasaran kayu lapis Indonesia berorientasi pada pasar ekspor4. Perkembangan ekspor kayu lapis nasional dapat dilihat pada Gambar 4. Hal ini merupakan peluang bagi industri kayu lapis nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi kayu lapis. Peluang lain tercipta ketika permintaan terhadap kayu lapis meningkat dari kawasan Asia, khususnya negara Jepang untuk memenuhi kebutuhan pembangunan mereka pasca tsunami. Volume ekspor ke

3 www.indonesiafinancetoday.com. Ekspor kayu lapis nasional diperkirakan meningkat diakses pada tanggal 08 Agustus 2012

4 www.bps.go.id. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia diakses pada tanggal 08 Agustus 2012


(18)

4 negara itu diprediksikan akan meningkat sekitar 10 persen menjadi 1,02 juta meter kubik dari tahun lalu sebesar 931.961 meter kubik5.

Gambar 4. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia (US$) Tahun 2006-2010

Sumber: BPS (2012)

Produk kayu lapis merupakan komponen penting dalam perdagangan ekspor produk kayu olahan. Persentase sumbangan devisa yang dihasilkan oleh kegiatan ekspor kayu lapis selalu memberikan nilai yang signifikan. Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan terhadap devisa ekspor sektor kehutanan (US$ Juta)

Tahun Nilai Ekspor Sektor Kehutanan

Nilai Ekspor Kayu Lapis

(%)

Nilai Ekspor Blockboard

(%)

Nilai Ekspor MDF

(%)

2005 7308.9 29.35 15.43 17.29

2006 7911.4 25.1 11.19 15.28

2007 7616.1 24.31 12.74 15.42

2008 5568.6 27.43 12.32 17.03

2009 5490.6 29.35 15.43 17.29

Sumber: Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian RI, 2012 (diolah)

5 www.indonesiafinancetoday.com. Ekspor kayu lapis nasional diperkirakan meningkat diakses pada tanggal 08 Agustus 2012


(19)

5 Salah satu lokasi produksi kayu lapis adalah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan daerah yang berkembang pesat karena perkembangan pada sektor industri dalam skala besar (kawasan industri), sedang dan kecil (zona industri). Luas lahan industri di Kabupaten Karawang, seluruhnya berjumlah ±19.005,1 Ha6. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi kayu lapis ini adalah CV hadir Jaya, CV Puma, dan CV Cahaya Abadi. Perusahaan-perusahaan ini bersaing dalam mengembangkan bisnisnya. Persaingan dalam produksi kayu lapis di Kabupaten Karawang berpotensi meningkat, mengingat Kabupaten Karawang merupakan salah satu pusat kawasan industri terbesar di Indonesia.

1.2Perumusan Masalah

CV Hadir Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang produk olahan kayu yaitu kayu lapis yang berlokasi di kab. Karawang. Bisnis ini mulai didirikan sejak tahun 2010 dan menempati area luas lahan hingga saat ini mencapai 600 m2. Bisnis ini didirikan dengan modal awal Rp. 250.000.000 yang merupakan modal Bapak Hasibuan. Sampai akhir 2012 aset CV Hadir Jaya telah mencapai kurang lebih Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah). Bahan baku kayu lapis yang digunakan oleh CV Hadir Jaya adalah jenis kayu karet (sudah berbentuk veneer) yang merupakan limbah sisa industri yang berasal dari Lampung, Tanggerang, dan Sukabumi. Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal. Sampai saat ini CV Hadir Jaya mempunyai target pasar ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu dari bahan baku setengah jadi. Saat ini CV Hadir Jaya mempunyai tiga mitra usaha, yaitu Johanes Chair, Teda Chair, dan CV Helindo.

Perusahaan CV Hadir Jaya sejauh ini belum memiliki rencana pengembangan bisnis yang jelas. Hal ini mengakibatkan perusahaan memiliki keterbatasan dalam menjalankan kegiatan bisnis produk kayu lapis. CV Hadir Jaya dituntut untuk mampu bertahan dan mengembangkan bisnis.


(20)

6 Jumlah produk kayu lapis yang diproduksi oleh perusahaan saat ini masih tergantung pesanan kayu lapis yang masuk ke perusahaan, hal ini menyebabkan penerimaan per bulan dari CV Hadir Jaya mengalami fluktuasi (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Pendapatan yang diperoleh CV Hadir Jaya dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan (Lampiran 3). Permintaan terhadap produk kayu lapis pada CV Hadir Jaya mengalami kenaikan (Lampiran 4).

Persaingan usaha antar produsen kayu lapis juga terjadi. Para pesaing akan mengambil kesempatan untuk mengambil pasar. Kayu lapis impor dapat dijadikan peringatan bagi persaingan bisnis ini. Para produsen kayu lapis harus dapat menjaga kondisi perusahaan cukup kondusif agar dapat menghadapi persaingan bisnis yang ada.

Akses terhadap informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah suatu kebutuhan bagi perusahaan. Informasi ini seperti perkembangan pasar produk kayu lapis, ketersediaan bahan baku kayu lapis dan perkembangan teknologi dalam bisnis produksi kayu lapis. Keterbatasan akses terhadap informasi dapat mengakibatkan keterbatasan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.

Kegiatan pemasaran oleh CV Hadir Jaya belum dilakukan dengan baik. Produk kayu lapis yang dihasilkan oleh perusahaan masih terbatas. Saat ini, CV Hadir Jaya hanya memproduksi empat jenis kayu lapis untuk bahan baku furniture berdasarkan ukuran yaitu R1A, R1D, D4 dan D6. Promosi produk kayu lapis yang dilakukan juga masih terbatas. Bapak A.S Hasibuan selaku pemilik perusahaan memanfaatkan jaringan yang dimiliki untuk memasarkan produk kayu lapis. Kawasan pemasaran produk kayu lapis sejauh ini hanya tersebar di daerah jakarta dan tangerang. Jika dilihat dari potensi yang ada, CV Hadir Jaya seharusnya dapat memasarkan produknya ke perusahaan-perusahaan furniture yang lain (lampiran 13).

Keberadaan bahan baku yang melimpah seharusnya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Potensi kayu rakyat yang didominasi oleh sengon dan jabon sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dapat dimanfaatkan perusahaan produksi kayu lapis. Selain itu, kebijakan pemerintah yang menerbitkan sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dapat


(21)

7 membantu petani kayu dan juga produsen kayu olahan untuk dapat meningkatkan pendapatan.7

Adanya permasalahan diatas melatar belakangi dilakukannya perumusan strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi CV Hadir Jaya untuk menjamin keberlangsungan bisnis serta perkembangan bisnis ke arah yang lebih baik. Untuk itu diperlukan sebuah penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis seperti apa yang dapat diterapkan oleh CV Hadir Jaya secara lebih lanjut. Pada CV Hadir Jaya belum pernah dilakukan kajian strategi pengembangan bisnis. Oleh karena itu perumusan masalah pada penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya ?

2. Strategi apa saja yang dapat dikembangkan dalam upaya mengembangkan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya?

3. Prioritas strategi dan kebijakan apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjawab seluruh rumusan permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya

2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh CV Hadir Jaya.

3. Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan bisnis oleh CV Hadir Jaya.

7 www.kompas.com. Program sertifikasi bagi perusahaan pengolahan kayu. diakses pada tanggal 06 Januari 2013


(22)

8 1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. CV Hadir Jaya, memberikan masukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan, penetapan strategi dan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan.

2. Penulis, Penelitian ini untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengambilan strategi pengembangan bisnis yang tepat.

3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai strategi pengembangan bisnis dan dapat dijadikan perbandingan atau acuan dalam melakukan studi lanjut.


(23)

9 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Bisnis Kayu Olahan

Penelitian yang berhubungan dengan bisnis kayu olahan sudah banyak dilakukan. Penelitian ini menggambarkan kondisi bisnis kayu lapis yang ada. Santoso (2008), melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kayu lapis indonesia di pasar internasional. Alat analisis yang digunakan adalah EViews (Econometric Views). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kayu lapis internasional berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin meningkat harga kayu lapis internasional maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis. Kurs rupiah berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin tinggi nilai kurs rupiah maka akan meningkatkan nilai ekspor kayu lapis. Pajak ekspor berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti jika pajak ekspor meningkat maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis.

Pada penelitian yang lain, dibahas mengenai kemungkinan pengembangan ekspor industri kayu lapis Indonesia. Ginarsa (1996) telah melakukan penelitian mengenai kajian potensi dan permasalahan pengembangan ekspor industri kayu lapis indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah SWOT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan keunggulan komparatif dari produk kayu lapis Indonesia dan difersivikasi produk merupakan salah satu modal dasar dalam peningkatan ekspor KLI. Strategi kebijakan diferensiasi harga dengan prinsip menjual produk di pasar tertentu. pada waktu tertentu dan ditujukan kepada konsumen tertentu dengan ukuran dan jenis produk tertentu pula. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan yang dilakukan penulis adalah alat analisis yang digunakan. Ginarsa (1996) menggunakan alat analisis SWOT sedangkan penulis menggunakan alat analisis IE, SWOT dan QSPM.

Kayu olahan dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa jenis kayu. Salah satu jenis kayu yang dapat digunakan adalah kayu sengon. Mulianti (2008) telah melakukan penelitian mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi kayu olahan sengon di CV Cahaya Mandiri, Kecamatan Sukorejo, Kebupaten Kendal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fungsi linear


(24)

10 berganda dan model fungsi Cobb Douglass, dan dari kedua model tersebut selanjutnya dipilih satu model terbaik berdasarkan asumsi OLS (Ordinary Least square) dan pengujian statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model terbaik untuk menduga fungsi produksi kedua produk adalah model Cobb Douglass dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan MSE nya. Faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan adalah tenaga kerja, listrik, dan bahan baku sengon. Kondisi optimal dari produk solid laminating dapat tercapai apabila penggunaan kayu sengon dikurangi 55,84 m3, tenaga kerja ditambah menjadi 3475,62 HK, dan listrik perlu dikurangi menjadi 146.734,5 kwh. Sedangkan untuk produk finger joint stick laminating, penggunaan kayu sengon, tenaga kerja, dan listrik perlu ditingkatkan berturut-turut tingkat optimalnya sebesar 77,85 m3, 2431,8 HK, dan 85,546,71 kwh.

2.2Strategi Bisnis Kayu Olahan

Strategi bisnis banyak menjadi penelitian bagi para peneliti sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangaan bisnisnya untuk dapat bersaing.

Salah satu penelitian strategi bisnis pada produk kayu olahan telah dilakukan oleh Pramono (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) mengenai analisis strategi pengembangan perusahaan pada hak pengusahaan hutan industri (HPHTI) dengan studi kasus di PT Inhutani II Unit usaha kalimantan Selatan, Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras. Metode analisis yang digunakan adalah IFE, EFE, IE dan SWOT. Selain itu juga digunakan metode untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan, yakni ROE, ROI, rasio kas, rasio lancar, CP (Collections period), PP (Perputaran Persediaan), TATO (Total Asset Turn Over) ,dan TMS (Total Modal Sendiri) terhadap TA (Total Asset).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan dapat melakukan strategi yang bersifat konsentrasi pada integrasi horisontal atau stabilitasi. Sedangkan hasil yang diperoleh dari diagram SWOT diketahui bahwa kelemahan yang dimiliki Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras lebih besar dari


(25)

11 kekuatan dan peluang yang dimiliki lebih besar dari ancaman yang dihadapi. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras perlu menggunakan prioritas alternatif strategi WO ( weaknesses-Opportunities) yaitu melakukan perbaikan dalam upaya pemenuhan permintaan pasar baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas dan melakukan perbaikan sistem pemanenan untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.

Penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis kayu olahan bertujuan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal bisnis kayu olahan tersebut. Fauziah (2009) telah melakukan penelitian mengenai analisis strategi pengembangan usaha pengolahan vinir sengon CV Cahaya Abadi, Kabupaten Kendal. Tujuannya adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi CV Cahaya Abadi. Selain itu penelitian juga bertujuan merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh CV Cahaya Abadi.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan berdasarkan analisa matriks IE dan SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi pengembangan usaha CV Cahaya Abadi, yaitu: (a) Meningkatkan promosi; (b) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen; (c) Mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan pengumpul sengon; (d) Melakukan efisiensi biaya produksi; (e) Membangun hubungan kemitraan dengan petani; (f) Penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk; dan (g) Melakukan grading pada produk. Berdasarkan analisis dengan matriks QSP diperoleh alternatif strategi prioritas yaitu meningkatkan promosi.

Pemasaran produk kayu olahan menjadi salah satu kegiatan bisnis yang harus diperhatikan. Atmosasmito (2000) telah melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran kayu olahan Indonesia di Pasar Internasional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa transaksi jual beli kayu ekspor akan terjadi apabila pedagang eksportir dapat mempertemukan kebutuhan pembeli atau pelanggan dengan produsen kayu atau pemasok dipengaruhi oleh perilaku dan budaya pembeli/pelanggan serta kemampuan produsen kayu/pemasok untuk dapat memenuhi tuntutan lingkungan, disamping efisiensi dan efektifitas usaha. Kemampuan pedagang eksportir kayu pada masa mendatang dalam memasuki


(26)

12 dan mengembangkan pangsa pasar, dipengaruhi akan teknik dan pengalaman dari sisi penguasaan dan pemahaman akan perkembangan mengenai perilaku maupun budaya pembeli/pelanggan pengimpor kayu.

Kemampuan produsen/pemasok kayu pada masa mendatang dalam memasuki pasar dunia, yang dipengaruhi oleh adanya usaha memenuhi tuntutan dunia dalam hal lingkungan. Lingkungan itu meliputi adanya keharusan dari mulai penebangan sampai dengan hasil proses produksi. Disamping itu perlu mencantumkan label sebagai pertanda bahwa kayu tebang dan hasil produksinya telah memperhatikan kepedulian dunia dalam hal kepedulian terhadap lingkungan hidup. Besar kecilnya atau tinggi rendahnya hasil penjualan berbagai produk kayu, baik ditinjau dari volume maupun nilai uang yang dicapai oleh Indonesia, dipengaruhi oleh adanya pembatasan ekspor kayu glondongan maupun kayu gergajian, yang diwujudkan melalui tarif pajak ekspor kayu yang tinggi.

Kajian mengenai penelitian terdahulu berguna sebagai acuan dalam merumuskan permasalahan dengan latar belakang permasalahan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis kayu olahan. Pramono (2006) dan Fauziah (2009) memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesamaan tersebut terlihat pada beberapa alat analisis yang digunakan. Alat analisis tersebut adalah IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.

Dalam kajian penelitian terdahulu terdapat pula perbedaan di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) mengenai analisis strategi pengembangan perusahaan pada hak pengusahaan hutan industri (HPHTI) dengan studi kasus di PT Inhutani II Unit usaha kalimantan Selatan, Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras tidak menggunakan alat analisis Matriks QSP. Perbedaan lain yang terdapat dalam kajian penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian dilakukan pada lokasi dan komoditas yang berbeda.


(27)

13 III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Manajemen Strategis

Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapat tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam menentukan masa depannya; memungkinkan perusahaan untuk memulai memengaruhi aktivitas organisasinya, sehingga memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya. Secara historis, manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional untuk pilihan strategis.

Secara spesifik, manajemen strategis memiliki dua jenis manfaat, yaitu manfaat finansial dan manfaat nonfinansial. Dari sisi finansial, organisasi yang menerapkan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki kinerja tinggi cenderung melakukan perencanaan yang sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi dimasa depan dalam lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan dengan sistem perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik dibanding industrinya, serta juga menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis.

Sedangkan dari sisi nonfinansial, dengan menerapkan manajemen strategis, dapat membantu organisasi meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatkan produktivitas


(28)

14 karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan.

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk menghadapi persaingan. Menurut David (2006), terdapat beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu:

1) Strategi Integrasi

a) Strategi integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer perusahaan.

b) Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan.

c) Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan.

2) Strategi Intensif

a) Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan, promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha pemasaran yang lebih besar.

b) Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah-daerah baru. Tujuan dari strategi ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar.

c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada sekarang atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.


(29)

15 3) Strategi Diversifikasi

a) Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.

b) Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda

c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana perusahaan menambahkan produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui penambahan produk atau jasa baru.

4) Strategi Bertahan

a) Strategi penciutan biaya, yaitu dimana perusahaan melakukan pengurangan biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya agar keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset perusahaan.

b) Strategi penciutan usaha, yaitu dimana perusahaan menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan untuk menambah modal dari suatu rencana investasi.

c) Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi dipertahankan lagi keberadaannya.


(30)

16 3.1.2. Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Adanya suatu peubahan pada komponen utama dalam model, dapat menyebabkan perubahan pada salah satu atau semua komponen lainnya. Model manajemen strategis menggambarkan perubahan pendekatan yang jelas dan praktis mengenai formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Hubungan antar bagian utama dalam proses manajemen strategi ditampilkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis (Sumber : David, 2006)

Menurut David (2006), untuk membuat suatu konsep manajemen strategis yang baik dan dapat diterapkan oleh perusahaan, maka diperlukan suatu proses manajemen strategis yang terdiri dari tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

3.1.3. Analisis Lingkungan Internal

Faktor lingkungan internal yaitu segala faktor yang terkait dengan fungsi perusahaan tersebut yang dapat menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Menurut

Mengemb angkan visi dan Misi Menetapka n Sasaran Jangka Panjang Meng ukur dan Meng evalu asi Merumusk an mengevalu asi dan Memilih Strategi Implement asi Strategi Isu-Isu Manajeme n Melakuka n Audit Internal Melakukan Audit

Eksternal Implement

asi Strategi Isu-Isu Pemasaran , Keuangan, Akuntansi, Litbang,SI M Formulasi Strategi Implementa si Strategi Evaluasi Strategi


(31)

17 David (2006), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas organisasi yang dapat dikontrol yang dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Faktor-faktor internal ini muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen dari sebuah bisnis.

1. Manajemen

Fungsi dari manajemen terdiri dari lima dasar aktivitas diantaranya:

a. Perencanaan: semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menentukan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan sasaran.

b. Pengorganisasian: termasuk semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. b. Pemotivasian: termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku

manusia. Topik spesial termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok, modifikasi tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkaryaan pekerjaan, kepuasaan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial,

c. Pengelolaan staf: aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen personalia atau sumberdaya. Bagian yang termasuk yaitu: administrasi upah dan gaji, tunjangan karyawan, wawancara, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif (pembenaran) peluang kerja yang sama, pengembangan karier, riset personalia, kebiakan kedisiplinan dan hubungan dengan masyarakat.

d. Pengendalian: merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan hasil yang didapat konsisten dengan hasil yang direncanakan. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu, pengendalian keuangan, pengendalian persediaan, analisis penyimpangan, penghargaan dan sanksi


(32)

18 2. Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David, 2006). Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan perlu selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menjanjikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya.

Variabel strategi bauran pemasaran tersebut adalah: a. Strategi Produk

Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar.

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan. Sedangkan strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk, merek dagang, cara pembungkusan/kemasan produk, tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan yang diberikan.

b. Strategi Harga

Strategi penetapan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga yaitu: harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, yang merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi. Sedangkan faktor yang tidak langsung mempengaruhi yaitu harga produk sejenis yang dijual pesaing,


(33)

19 pengaruh harga terhadap produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan harga untuk para penyalur dan konsumen.

c. Strategi Distribusi

Kegiatan distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran dan distribusi fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu: saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi, persediaan dan alat transportasi.

d. Strategi Promosi

Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu dalam menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun, maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat. Unsur-unsur dari strategi promosi terdiri dari: iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan publisitas.

3. Aspek Keuangan atau Akuntansi

Analisis keuangan merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area investasi, pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam aspek keuangan yaitu mengenai bagaimana analisis keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan modal jangka pendek dan jangka panjang, kecukupan modal perusahaan, prosedur penganggaran modal, kebijakan pembayaran dividen, serta hubungan dengan investor dan pemegang saham.

4. Aspek Produksi atau Operasi

Manajemen produksi operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Fungsi produksi operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa.


(34)

20 Tabel 2. Fungsi Dasar Manajemen Produksi

Fungsi Deskripsi

Proses Keputusan proses berhubungan dengan desain dari sistem produksi fisik.

Kapasitas Keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang optimal untuk organisasi.

Persediaan Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.

Tenaga Kerja

Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan

karyawan yang terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial. Kualitas Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan

jasa yang diproduksi berkualitas tinggi. Sumber: David,2006

1. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi dapat disebut pekerja, karyawan atau tenaga kerja. Perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila didukung juga dengan sumber daya manusia yang baik dan mampu menjalankan sistem tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai aset yang berharga begi perusahaan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis kemampuan sumberdaya manusia adalah keterampilan karyawan dan modal kerja karyawan, efektifitas insentif yang digunakan untuk memotivasi prestasi.

3.1.4. Analisis Lingkungan Eksternal

Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang pada dasarnya terletak di luar dan terlepas dari perusahaan (Umar, 2008). Faktor-faktor lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada diluar kendali perusahaan seperti :

1. Aspek Politik

Menurut Umar (2008), faktor politik terkait dengan arah, kebijakan, dan stabilitas pemerintah. Stabilitas politik yang baik akan sangat mempengaruhi


(35)

21 keadaan dunia usaha. Beberapa hal terkait dengan faktor politik yang perlu diperhatikan yaitu: undang-undang tentang lingkungan dan berburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.

2. Aspek Ekonomi

Menurut Umar (2008), kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan yaitu: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja.

3. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Menurut David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa dan pelanggan. Adanya kondisi yang selalu berubah-ubah tersebut sebaiknya diantisipasi oleh perusahaan, misalnya perubahan sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan.

4. Aspek Teknologi

Menurut Umar (2008), kemajuan perkembangan teknologi yang begitu pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis sangat mempengaruhi keadaan usaha suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan bisnis dapat terus berjalan terus-menerus, maka perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk dan jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.

5. Aspek Persaingan

Hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan : (1) persaingan antarperusahaan saingan, (2) potensi masuknya pesaing baru, (3) potensi pengembangan produk-produk pengganti , (4) daya tawar pemasok dan (5) daya tawar konsumen (Porter, 1991).

 Persaingan Antar Perusahaan Saingan

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada pasar


(36)

22 persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam harga produk. Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri itu menurun dan ketika potongan harga menjadi lazim. Persaingan juga meningkat manakala konsumen dapat beralih merek dengan mudah; ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; tatkala biaya tetap tinggi; kala produk bisa rusak atau musnah; ketika perusahaan pesaing beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya; serta manakala merger dan akusisi lazim di dalam industri. Saat persaingan antarperusahaan saingan meningkat, laba industri menurun, dalam beberapa kasus sampai pada titik di mana sebuah industri menjadi tidak menarik.

 Potensi Masuknya Pesaing Baru

Sebuah perusahaan yang masuk sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas dan pada akhirnya intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.

 Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dalam industri lain yang memproduksi produk pengganti. Produk pengganti muncul dalam bentuk berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. Ancaman produk subsitusi kuat bila konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika barang substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. Ancaman produk pengganti dapat berada pada beberapa situasi harga dari produk pengganti lebih murah, biaya peralihan kepada produk pengganti rendah dan kecondongan pembeli terhadap produk pengganti. Besarnya tekanan persaingan biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk meningkatkan kapasitas produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba perusahaan tersebut.


(37)

23  Daya Tawar Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan dengan kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk dan pelayanan. Pemasok atau kelompok pemasok kuat jika memenuhi persyaratan antara lain : jumlah pemasok sedikit, produk atau jasa unik dan atau produk itu memiliki biaya pengganti yang menambah kekuatan, produk pengganti tidak tersedia, pemasok dapat mengintegrasi ke depan dan bersaing secara langsung dengan pelanggan, serta kepentingan pelanggan lebih tinggi.

 Daya Tawar Konsumen

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas mutu dan pelayanan serta memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan dengan kekuatan ini antara lain yaitu pembeli membeli sebagaian besar dari produk perusahaan, pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan, sifat produk tidak terdeferensiasi dan banyak pemasok, switching value pemasok kecil, pembeli mempunyai tingkat keuntungan rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis, dan produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli mudah mencari subsitusinya. Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Peluang bisnis adalah suatu arena yang menarik untuk tindakan pemasaran produk dimana suatu bisnis dapat meraih keuntungan (Kotler, 2009). Berbagai peluang harus diidentifikasi sesuai dengan daya tarik peluang itu dan kemungkinan keberhasilan yang akan dicapai perusahaan dari setiap peluang.

CV Hadir Jaya adalah salah satu perusahaan yang memproduksi produk olahan kayu yaitu kayu lapis (plywood). Produk kayu lapis yang dihasilkan selanjutnya akan dipasarkan ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Area pemasaran kayu lapis yang dilakukan hingga saat ini


(38)

24 yaitu di Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Meski pendapatan CV Hadir Jaya meningkat, perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) industri. Keberadaan pesaing lokal semakin memperketat persaingan dalam pemasaran produk CV Hadir Jaya sehingga memaksa perusahaan untuk merumuskan strategi terbaik agar tetap bertahan dan bersaing. Akses perusahaan terhadap informasi juga sebagai kendala bagi CV Hadir Jaya dalam menjalankan bisnis produksi kayu lapis.

Agar bisnis kayu lapis yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya dapat berkembang dengan baik, diperlukan suatu perumusan strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk dapat diterapkan oleh perusahaan. Perumusan strategi pengembangan bisnis ini akan melalui tiga tahap kerangka pengambilan keputusan, yang diawali dengan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya tersebut. Analisis lingkungan internal yaitu berupa identifikasi kekuatan dan kelemahan dari bisnis tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Internal Factor

Evaluation (IFE). Sedangkan analisis lingkungan eksternal yaitu berupa

identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh bisnis tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Tahap berikutnya yaitu menggabungkan antara analisis faktor internal dan faktor-faktor eksternal dalam suatu bentuk matriks SWOT.

Melalui analisis ini, kekuatan dan kelemahan bisnis, serta peluang dan ancaman yang dihadapi bisnis tersebut akan dicocokkan satu sama lainnya sehingga akan terbentuk empat tipe strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (SO), strategi kelemahan-peluang (WO), strategi kekuatan-ancaman (ST), dan strategi kelemahan-ancaman (WT). Keluaran dari alternatif-alternatif strategi tersebut akhirnya akan di analisis kembali melalui Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk menentukan alternatif strategi mana yang terbaik yang sebaiknya diterapkan pada bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya. QSPM merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari tahap kerangka pengambilan keputusan strategi. Keluaran dari matriks QSPM yaitu berupa skor, dimana strategi dengan skor tertinggi merupakan strategi yang harus diprioritaskan untuk diterapkan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.


(39)

25 Gambar 6. Kerangka Operasional Penelitian Strategi Pengembangan Bisnis

Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Karawang, Jawa Barat

Potensi Plywood

 Permintaan tinggi

 Pemasaran berorientasi ekspor yang meningkat

 Ketersediaan bahan baku alternatif yang banyak

CV Hadir Jaya  Pendapatan meningkat

 Persaingan bisnis

 Keterbatsan pada akses informasi bisnis

Analisis Lingkungan Internal

Pemasaran

Keuangan dan akuntansi Produksi dan operasi Sumberdaya manusia Riset dan pengembangan

Analisis Lingkungan Eksternal Faktor Politik dan Hukum Faktor Ekonomi

Faktor Sosial Budaya dan Demografi Faktor Teknologi

Faktor kekuatan Persaingan -Ancaman masuknya pendatang baru

-Tingkat persaingan antara para anggota industri -Kekuatan tawar-menawar pemasok

-Kekuatan tawar-menawar pembeli -Ancaman produk substitusi

Strategi Pengembangan Bisnis

Faktor-faktor Strategis Internal Faktor-faktor

Strategis Eksternal

Strategi Alternatif


(40)

26 IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di CV Hadir Jaya yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Karawang Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV Hadir Jaya merupakan salah satu unit usaha yang memproduksi kayu lapis dan menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, sehingga perlu melakukan perumusan strategi pengembangan bisnis. Pengambilan data dilakukan pada bulan November hingga Desember 2012.

4.2 Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen atau pemilik melalui wawancara, laporan internal perusahaan, pengamatan secara langsung (observasi) dan pengisian kuisioner. Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive). Responden yang dipilih dari internal dan eksternal Unit Pengolahan yang memahami perkembangan unit usaha terkait. Responden dari pihak internal yaitu pemilik/pimpinan. Pemilik perusahaan sekaligus bertanggung jawab terhadap semua kegiatan manajerial perusahaan. Responden dari pihak eksternal yaitu Dinas Perdagangan Perindustrian Tambang dan Energi (Disperindagtamben). Disperindagtamben memiliki peran mendukung kinerja perusahaan manufaktur termasuk CV Hadir Jaya.

Data sekunder diperoleh melalui literatur ataupun studi pustaka yang mendukung penelitian. Data tersebut bersumber dari data surat kabar, situs-situs internet, Badan Pusat Statistik (BPS), buku teks manajemem strategis, perpustakaan dan data-data dari beberapa instansi terkait lainnya.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil kuesioner yang telah diisi dan dibobot oleh responden diolah dengan menggunakan program komputer software microsoft exel, selanjutnya menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan metode analisis tiga tahap formulasi strategi.


(41)

27 Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM.

4.3.1. Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap masukan merupakan tahap memasukkan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu usaha yang meliputi analisis lingkungan eksternal, dan analisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik EFE dan IFE.

1. Analisis Matriks IFE dan EFE

Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki CV hadir Jaya. Secara ringkas analisis ini disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks External Factor

Evaluation (EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi

peluang dan ancaman perusahaan. Tahapan-tahapan dalam penyusunan matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Tahap identifikasi faktor-faktor internal yaitu dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh CV Hadir Jaya. Dalam penyajiannya, faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor eksternal perusahaan.

b. Pemberian Bobot Setiap Faktor

Penentuan bobot pada analisis faktor eksternal dan internal CV Hadir Jaya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan pada pihak manajemen CV Hadir Jaya yang mengetahui benar kondisi dan permasalahan pada suatu perusahaan. Penentuan bobot untuk matriks IFE dan matriks EFE dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison Scales. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal.

Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:


(42)

28

  n i i 1 Xi Xi

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Organisasi

Faktor Strategis Eksternal A B C D …… Total Bobot A B C D …….. Total

Sumber : Kinnear dan Taylor, 1996

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Adapun bobot yang diperoleh akan berada pada kisaran antara 0,0 (tidak penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci kekuatan atau kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.

Bobot dari setiap faktor diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

c. Penentuan Rating

Menurut Rangkuti (2001) penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa efektif strategi perusahaan ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala pembagian sebagai berikut : 4 = respon perubahan superior, 3 = respon perubahan di atas rata-rata,

Dimana :

αi = Bobot variable ke-i Xi = Nilai variable x ke-i n = Jumlah data


(43)

29 2 = respon perusahaan rata-rata dan 1 = respon perusahaan jelek. Sedangkan untuk lingkungan internal diberikan skala sebagai berikut : 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor, 1 = kelemahan utama.

d. Perkalian Bobot dan peringkat

Langkah selanjutnya, nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total pembobotan. Pada matriks EFE, digunakan skala nilai peringkat (rating) untuk peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 6 .

Tabel 4. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor-faktor

Eksternal

Bobot Rating Skor

Pembobotan Peluang

1. 2.

dst…

Ancaman 1.

2.

dst…

Total

Sumber : David 2006

Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0) berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata (2,0 – 2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan lemah, (1,0 – 1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.

Rating matriks IFE untuk faktor kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Tabel 10. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor IFE (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0 – 1,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah.


(44)

30 Tabel 5. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor

Pembobotan Kekuatan

1. 2.

dst…

Kelemahan 1.

2.

dst…

Total

Sumber: David 2006

4.3.2 Tahap Pencocokan

Tahap yang kedua adalah pemaduan atau pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam Matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Setelah menganalisis matrik IE selanjutnya dilakukan analisis SWOT.

1. Matriks Internal-Eksternal

Matiks IE mempunyai sembilan sel strategi, dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

1. Divisi pada sel I, II dan IV disebut Strategi Tumbuh dan Bina. Strategi yang cocok adalah strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal).

2. Divisi pada sel III, V dan VII disebut Strategi Pertahankan dan Pelihara. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini.

3. Divisi pada sel VI, VIII dan IX disebut Strategi Panen dan Divestasi. Nilai-nilai IFE dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0), Sedang (2,0-2,99) dan Rendah (1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,0-4,0), Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99) (David, 2006). Bentuk matriks IE (Internal Evaluation) serta hubungannya dengan EFE dan IFE dapat dilihat pada Gambar 8.


(45)

31 Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

T otal N il ai E FE Yan g Dib er i B ob ot Tinggi 3,0-4,0 3,0

(I) (II) (III)

Menengah 2,0-2,99

2,0

(IV) (V) (VI)

Rendah 1,0-1,99

1,0

(VII) (VIII) (IX)

Gambar 7. Matriks IE

Sumber: David (2006)

2. Matriks SWOT

Setelah menganalisis dengan matriks IE maka dilakukan berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis SWOT dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planning) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Hal tersebut disebut dengan analisis situasi.

Analisis SWOT dituangkan ke dalam matriks SWOT yang menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O) dimana strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi kelemahan-peluang (W-O) adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Strategi kekuatan-ancaman (S-T) adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menghindari ancaman dan strategi kelemahan-ancaman (W-T) adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditunjukan untuk meminimalkan


(46)

32 kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif tersebut dapat dilihat pada pada Tabel 8.

Tabel 6. Matriks SWOT Analisis Internal

Analisis Eksternal

Kekuatan (S)

Daftar 5-10 faktor-faktor kekuatan

Kelemahan (W)

Daftar 5-10 faktor-faktor

kelemahan Peluang (O)

Daftar 5-10 faktor-faktor

peluang

S – O Strategi

Menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

W – O Strategi

Mengatasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang Ancaman (T)

Daftar 5-10 faktor-faktor

ancaman

S – T Strategi

Menggunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

W – T Strategi Meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber. David, 2006

Terdapat delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat.

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal.


(1)

95

Keterangan:

Faktor-faktor Kunci Strategi Internal

Eksternal Pada CV Hadir Jaya

KEKUATAN

1

Lokasi perusahaan

2

Produktivitas tenaga kerja

3

Pemanfaatan limbah kayu lapis

4

Kualitas kayu lapis

5

Sarana dan prasarana produksi

KELEMAHAN

1

Koordinasi dalam pembagian tugas

2

Struktur modal

3

Pemasaran kayu lapis

4

Riset dan pengembangan produk kayu lapis

PELUANG

1

Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu

2

Harga produk pesaing

3

Perkembangan teknologi dan sistem informasi

4

Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis

5

Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis

ANCAMAN

1

Perkembangan produk substitusi kayu lapis

2

Ketersediaan bahan baku

3

Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing

produksi kayu lapis


(2)

96

Alternatif Strategi:

STRATEGI 1

Penjaminan kualitas kayu lapis

STRATEGI 2

Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis

STRATEGI 3

Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis

STRATEGI 4

Mengakses dana pinjaman lunak

STRATEGI 5

Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis

STRATEGI 6

Meningkatkan pelayanan kepada konsumen


(3)

97

Lampiran 15. Potensi perusahaan

furniture

berbahan baku kayu lapis

NO CUSTOMER ALAMAT CONTACT PERSON TELPON / FAX

3 AKA Jl.Pintu Kecil No.21 Evi 021-6401187

4 AQUA JAYA Ami 021-7312914

5 AKIM 021-5436429

8 ALTON KARYA Hadi 021-4321791

9 ALAUNA 031-5345361

11 ARJUNA MAHA

SENTOSA

Erick,Haryanto 021-5445290

12 ASUNMOVIN Hp:0811341290

13 ATMALINDO MULIA Jl.KebonJerukBaru 03/12 Jakarta Johanes, Ika 021-5361549

15 BAJATAMA Jl.PLP Raya 47 CurugTanggerang Sani 021-5827809

16 BANGKIT JAYA Jl.Tanjung Sari 44 GudangPermata Supandi 031-70911290

Tanjung Sari Blok B 35 Surabaya Fax :70921290

17 BINTANG ANTAR

NUSA

Jl.Palem Barat A2-2 Lina 021-5652566

021-5653422

18 BINTANG TIMUR

SAKTI

Jl.Pintu Kecil III 4AA Tri 021-7993618

19 BORNEO Titin,Sri,Andreas 021-5963402

20 CAKRINDO Surabaya Tri 031-7993418

21 CANDRA Jl.TanahAbang II No.3 Tati 021-3861744

22 CEMERLANG JAYA Santi 021-4421958

23 CHITOSE Jl.Leuwi Gajah KM.8,7 Cimahi Bandung Wawan 022-6051920

24 CHRISTINE Jl.Pacenongan No.37.A Christine 021-6212543

25 CHUNGSIN Jl.F No.46 A Teluk Gong Edi 021-6634913

26 CPP Jl.Taman Barat Raya II Aman 021-6255342

021-4506765

27 DAIMOND Jl.Ir.H.Juanda III No.29 C Rianto 021-3865128

28 DELLINI DESIGN Jl.Taman Surya III Blok J I No.12B 021-5440869

29 DIETHELM Gunawan 021-8251204

30 DIMENSI SUPER

INDAH

Jl.KapukKayuBesar No.20 Sion 021-5557709

021-5559806

31 ELITE Jl.Kapuk Raya No.44 A Raymond 021-5404620

Robin 021-5406244

Fax : 021-6191550

32 EXINTO Jl.taxes No.31 021-8566142

Fax : 021- 6195563

33 FENDI Jl.Padamulya III No.24 B Fendi 021-6344078

35 GCA Jl.RayaBekasiTambun Km39.5 Lidia 021-8802731

021-8806930

36 GRAND GRAHA

UTAMA

Jl.RayaSerang Km 4 Lani 021-8802731

021-5524348 Fax : 8566143

37 GSP Roxy Mas Blok D4 No.4 Rina 021-3852456

Fax : 021-3856318

38 HANDAL PerumahanHarapan Indah SH.10 Susi 021-8860018


(4)

98

41 HEJIDO Jl.SuryopranotoKomp.Harmoni Plaza

Blok F

Maya 021-64531438

No.1 Jakarta Heryanto

42 High Point Jl.Kapuk Utara 1 RT.01 / RW.03 Kav.10

Jakarta

Awan , Lina 021-5415333

( Timur Jaya Prestasi ) Tari , Ria

43 Husindo Jl.Rosela II Blok AA No.178

TubagusAngke

Nery, Husin 021-5644275

Grogol

44 Indah Jaya Jl.Taman Sari No.49 ManggaBesar

Jakarta

Harsono 021-6904109

45 Indah Jaya Makmur Jl.Pinangsia No.37 Haryono 021-6901354

46 Indotama Jl.RayaJatiwaringan No.147 G 021-9145721

47 Indovickers Jl.CipinangMuara II No.29 Jakarta Aswin, Arman 021-5676385

48 Inuratama Jl.Sepakat V 3/1 No.35 Suryo 021-8453943

49 Jamin Chandra Duren Permai Blok I/12 Cipondoh Jamin 021-5540926

50 Jodana Newton Touche Park II Jati lima blok 36 Budiono, Ana 021-8974102

No.1 LippoCikarang Roby, Andreas

51 KaryaBahanaUnigam Jl.RayaBotaniGg.KaryaLogamTambun Dhani 021-8456465

52 Koskasindo Jl.Bendungan Selatan Toko Robinson

82.C1

Mey 021-6610919

53 MajuBersama Komp.DutaHarapanBaruBlok.K No.35 021-6632373

Belakang BCA

54 Manahan 021-4721029

55 Mandau Jl.Propeles 1 No.43 TegalAlur Jakarta Ci Aha, Suhana 021-5550682

56 Modera Komp.PergudanganPantai Indah

DadapBlok.H

Bambang 021-5557658

No.9 Jl.Benda Raya Kamal No.2 Leni

57 Morelli Jl.Kav.Pertamina

58 Suniaraja No. 36 Bandung Robert 022 5205230

59 BelakangIndosiar No. 11 Roni 021-5689238

021-5861030

60 Sayap Mas Cucu 021-4605969

61 Subaru Jl M Saari No 25 SubterHijau, Jakarta

Utara

Buntek, Acun 021-65088945

021-6517115 Fax 013-10202881

62 Surya Jaya Anugrah Surabaya Lion 031-8413901

63 Surya TimurPrestasi JlKapuk Utara I Kav 10 Jakarta Awan, Lena 021-5415373

021-5406405 Fax

64 Treda JlPrepedanDalam no 66A Rt 06/rw 09

GgBatok

Johanes, Johan 021-70836368

Ciplak (mesjidAnania) Menceng 021-70836369

01310809089

65 Thomas/

Yosuan(Mandiri)

Taman Pondok Indah MX 07 Wiyung Yosuan 031 70906764

66 TicillaVilato Jl Raya CilengsiJonggol Km 7.8 no

138.Bogor

Halasbon 021-82496688

021-82496772 085210575342

67 Tjakrindo Green Ville Block BG no 66 Tri 021 5667341

68 Trendi Willi 021 5315821

69 Tokai Kagu Aejip Industrial Park No 9K

LemahAbangCikarang

Ariep, Pono, Ade

021 8970283 021 8970284 Fax

70 VariaDimensi Jl Raya Narogong II No 15 Pangkalan 6

Kapuk

Johan 021 6191553


(5)

99

08129928399

71 Vibra Tanah TinggiTimur No 4 B

HarapanMulyaJkt

Lena,Edwar 021 4255181

021 4255182 Fax 021 92001988

08121981188

72 Vinotindo KawasanIndustriLippoCikarang Blok C1

no 3a

Meri, Uuul 021 8974102

Robi 021 8972631

73 Young KawasanIndustriMenaraPermaiJl Raya Andre 021 70773073

Narogong Km 23,8 Cileungsi 021 82497373

8889144058

74 Yubi Citra Karyadikara Jl. Tanjung Duren Barat I No. 31 / Jl.

Peternakan

Johan 021 5601137

II No. 15 ( Kapuk / Jagal ) Surabaya 021 5685931

021 6196581 021 6191553 8129928399

75 Gibu SCK Inoqloqindo Jl. Ancol Barat II No. 1 Blok 6 ( Ancol

Barat )

nancy 021 69190950

Jakarta 14430 Fax 6910154

76 Grand Dinamika KawasanIndstriKaryadikaPancaMurni

Blok 6

Habnan 021 89901002


(6)

100

Lampiran 16. Produk Berbahan baku Kayu Lapis Dari CV Hadir jaya