37 pemasok di daerah Tangerang dan Lampung sehingga keberadaan bahan baku
selalu terjaga. Produk-produk yang dihasilkan oleh CV Hadir Jaya dapat dilihat pada Gambar 1. Produk-produk ini dijual dengan harga yang bervariasi yaitu R1D
dijual dengan harga Rp 13.000, R1a dijual dengan harga Rp 11.500, dan D6 dijual dengan harga Rp 19.000. Strategi penetapan harga yang dilakukan di CV Hadir
Jaya dengan perhitungan 30 persen merupakan laba yang diinginkan oleh perusahaan dari total biaya produksi kayu lapis.
5.3 Proses Produksi a. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kayu lapis di CV Hadir Jaya adalah jenis kayu karet sudah berbentuk vinir yang merupakan limbah sisa
industri yang di datangkan dari Lampung, Tanggerang, Sukabumi. Adapun ukuran bahan baku vinir yang diterima antara lain 15x90, 20x120, 25x120,
30x120, 40x120. Dalam pengadaan bahan baku, CV Hadir Jaya melakukan kemitraan dengan beberapa pemasok yang berada di Lampung, Tangerang, dan
Sukabumi. Kemitraan yang terbentuk antara CV Hadir Jaya dan pemasok merupakan kemitraan tanpa kontrak artinya tidak ada ikatan secara legal yang
dilandasi oleh hukum yang bisa menyebabkna timbulnya sanksi ketika pihak yang bermitra melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
Kebutuhan rata-rata setiap bulannya akan bahan baku kayu mencapai 30 sampai 40 m
3
, dengan harga per m
3
mencapai Rp 800.000 sampai Rp 1.000.000. Harga disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di pasar. Jika bahan baku
yang tersedia cukup banyak maka harga bahan baku relatif lebih murah seharga Rp 800.000m
3
. Namun, jika ketersediaan bahan baku sangat terbatas maka harga yang bahan baku di pasar mampu mencapai Rp 1.200.000m
3
. Untuk mendukung pengembangan usaha, CV Hadir Jaya perlu melakukan kemitraan dengan banyak
pemasok tidak hanya di tiga daerah saja, tetapi bisa melakukan kemitraan dengan pemasok yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Palembang, Riau, dan Jambi.
Produksi kayu lapis tidak hanya menggunakan vinir sebagai bahan baku, bahan penolong juga diperlukan untuk memproduksi kayu lapis. Bahan penolong
yang digunakan adalah glue. Glue dibuat dari resin glue yang merupakan Urea
38 Formaldehyde
, tepung tapioka ekstender, asam NH
4
Cl Hardener. Dengan komposisi perekat seperti yang terlihat pada Tabel 10.
Tabel 8 . Komposisi Bahan Perekat Glue untuk produksi Kayu lapis.
Jenis bahan 1 x proses
Harga Rp kg
Pemasok Resin UF
15 kg 22.285
PT Masari Dwisepakat Fiber
Tepung terigu 2 kg
Rp 100.000 sak
Pasar Johar Hardener
NH
4
Cl 0,2 kg
11.684 Toko bahan kimia
Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan vinir menjadi Kayu lapis disesuaikan dengan tahapan dalam proses produksi. Tahapan proses produksi
untuk memproduksi Kayu lapis yaitu:
1. Persiapan bahan baku
Perencanaan pengadaan bahan baku dilakukan dengan pembelian vinir kayu karet dalam periode yang berkesinambungan, dengan durasi waktu satu minggu
sekali tergantung dari order yang ada. Gambar 8 menunjukkan bahan baku yang digunakan oleh CV Hadir Jaya.
Gambar 8. Bahan baku vinir yang digunakan CV Hadir Jaya 2012
Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
Pemotongan vinir face dan core
Pada proses pemotongan vinir, dibedakan antara peemotongan vinir yang digunakan untuk bagian face dan untuk yang bagian core. Untuk bagian face,
pemotongannya dilakukan secara manual dengan mengunakan alat potong.
39 Ukuran pemotongan vinir pada bagian face mengunakan ukuran lebar vinir 40 cm,
55 cm, 60 cm, dan 50 cm. Pada alat potong itu sendiri, maksimal ukuran pemotongannya adalah 40 cm, untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dilakukan
penyambungan vinir dengan mengunakan staples. Proses ini dilakukan oleh 2-3 orang yang juga merangkap sebagai pemotong lembaran bahan baku.
Pemotongan vinir bagian core dilakukan menggunakan table saw, pemotongan vinir bagian core itu sendiri tidak ada ukuran khusus, sehingga semua
ukuran yang dipotong pada table saw dapat digunakan pada bagian core kayu lapisnya.
Pencampuran Perekat Glue mixing
Proses pencampuran perekat dilakukan dengan menggunakan glue mixer. Perekat yang digunakan merupakan campuran dari resin glue, dan tepung tapioka
sebagai ekstender ataupun filler, asam NH
4
Cl sebagai hardener makin asam maka campuran perekat akan semakin cepat beku. Adapun jenis resin yang
digunakan yakni Urea Formaldehyde UF. Penambahan hardener dilakukan sebelum perekat didistribusikan ke mesin glue spreader untuk mencegah
pengerasan perekat yang terlalu cepat.
Gambar 9 . Bahan baku perekat Urea Formaldehida pada CV Hadir Jaya Tahun
2012
Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
2. Pelaburan Perekat Glue spreading
Pelaburan perekat dilakukan dengan menggunakan mesin glue spreader . Produktivitas setiap mesin yaitu 1200 pcshari. Jumlah tenaga kerja pada mesin
glue spreader berjumlah empat orang yang sekaligus merangkap operator mesin
kempa atau pressing. Pelaburan perekat dalam satu kali proses dapat melaburi
40 sekitar 250 pieces yang membutuhkan 15 kg campuran perekat. Proses pelaburan
perekat ini dilakukan hanya untuk bagian corenya saja dengan cara memasukkan vinir core tersebut ke dalam mesin glue spreader secara manual yaitu dengan
memasukkannya satu per satu yang dilakukan oleh operator dari masing-masing mesin kempa itu sendiri.
3. Pengempaan Panas Hot press
Kegiatan pengempaan panas dilakukan dengan mesin hot press yang bekerja secara manual. Mesin hot press ini memiliki kapasitas empat pieces kayu
lapis untuk setiap pengempaan.
Waktu pengempaan berkisar 10 menit. Terdapat empat orang pekerja pada mesin ini, yang masing-masing
mengoperasikan mesin kempa. Tekanan kempa pada mesin hotpress adalah sebesar 150 kg untuk mesin kempa besar dan 120 kgf untuk mesin kempa kecil.
Pada mesin kempa ini juga,suhu pengempaanya berkisar antara 60-80 ˚C. Pada
saat pengempaan, terkadang terjadi delaminasi dan blister pada kayu lapis. Hal ini dapat disebabkan karena kurang ratanya perekat yang di laburkan dan tidak
meratanya kadar air vinir yang digunakan.
4. Finishing
Kegiatan finishing meliputi pemotongan kayu lapis menjadi bentuk sandaran dan dudukan, pengamplasan, dan pendempulan putty filling.
a. Pemotongan Kayu lapis