Pemotongan Kayu lapis Pengamplasan Sanding Pendempulan Putty Filling Tahap Masukan

40 sekitar 250 pieces yang membutuhkan 15 kg campuran perekat. Proses pelaburan perekat ini dilakukan hanya untuk bagian corenya saja dengan cara memasukkan vinir core tersebut ke dalam mesin glue spreader secara manual yaitu dengan memasukkannya satu per satu yang dilakukan oleh operator dari masing-masing mesin kempa itu sendiri.

3. Pengempaan Panas Hot press

Kegiatan pengempaan panas dilakukan dengan mesin hot press yang bekerja secara manual. Mesin hot press ini memiliki kapasitas empat pieces kayu lapis untuk setiap pengempaan. Waktu pengempaan berkisar 10 menit. Terdapat empat orang pekerja pada mesin ini, yang masing-masing mengoperasikan mesin kempa. Tekanan kempa pada mesin hotpress adalah sebesar 150 kg untuk mesin kempa besar dan 120 kgf untuk mesin kempa kecil. Pada mesin kempa ini juga,suhu pengempaanya berkisar antara 60-80 ˚C. Pada saat pengempaan, terkadang terjadi delaminasi dan blister pada kayu lapis. Hal ini dapat disebabkan karena kurang ratanya perekat yang di laburkan dan tidak meratanya kadar air vinir yang digunakan.

4. Finishing

Kegiatan finishing meliputi pemotongan kayu lapis menjadi bentuk sandaran dan dudukan, pengamplasan, dan pendempulan putty filling.

a. Pemotongan Kayu lapis

Kegiatan pemotongan kayu lapis dilakukan dengan mengunakan dua mesin potong, yaitu mesin bandsaw dan gergaji tangan elektrik bermerk Bosch. Jumlah pekerja pada bagian ini adalah satu orang yang bertugas untuk memotong kayu lapis yang telah dikempa ke berbagai macam ukuran dudukan atau sandaran yang telah ditentukan. Kecepatan mesin potong dapat dilakukan melalui pengaturan rpm mesin. Produktivitas mesin perhari mencapai sekitar 300 lembaran kayu lapis. Pada bagian penerimaan, output ditumpuk dan disusun secara vertikal setiap 10 lembar untukmemudahkan penghitungan kubikasi kayu lapis dan mempermudah prosespengiriman. Pada proses ini perlu diperhatikan kesikuan kayu lapis yang 41 telah dipotong. Kesikuan adalah selisih diagonal kayu lapis yang diperkenankan sebesar 3 mm. Toleransi ukuran kayu lapis disesuikan dengan order.

b. Pengamplasan Sanding

Kegiatan pengamplasan kayu lapisdilakukan dengan mengunakan 1 mesin gerinda tangan. Mesin gerinda kayu lapis terdiri dari 1 mesin. Jumlah tenaga kerja pada bagian ini adalah 1 orang. Kecepatan mesin dapat diatur dengan mengontrol rpm mesin. Produktivitas pada mesin mencapai 300 pieces kayu lapis perhari. Pergantian amplasnya pada mesin ini,biasanya satu hari sekali.

c. Pendempulan Putty Filling

Kegiatan pendempulan bertujuan untuk menutupi cacat pada permukaan kayu lapis sehingga dapat mencapai produk yang berkualitas dan tidak mengurangi nilai jual. Bahan dempul yang digunakan disesuaikan dengan warna kayu lapis yaitu kuning. Cacat yang diperbaiki antara lain lubang akibat mata kayu, pecahpress mark, face yang kurang dan celah yang terbuka. Sebelum dilakukan pendempulan, disiapkan bahan untuk pendempulnya berupa campuran dari perekat UF dan tepung terigu dengan perbandingan 1 : 2.

d. Grading

Tahapan produksi ini adalah tahap memisahkan antara produk yang memnuhi standar dan produk yang turun grade bahkan reject. Standar yang dipakai untuk menentukan grade berupa standar internal dan standar eksternal. Standar internal merupakan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan standar eksternal adalah standar yang diinginkan oleh pembeli buyer namun tetap berada dalam acuan standar perusahaan. Pada CV Hadir Jaya ini proses gradingnya dilakukan setelah kayu lapis selesai dikempa dengan cara visual atau diketukkan untuk memeriksa kepadatannya. Jika terdapat kayu lapis yang tidak terekat dengan baik maka akan dipisahkan terlebih dahulu dan dikumpulkan . Setelah itu baru dilakukan proses pengempaan ulang dengan terlebih dahulu mengisi perekat pada bagian kayu lapis yang tidak terekat dengan baik. Kayu lapis yang dapat diperbaiki langsung disatukan dengan produk lain yang siap kirim atau di potong. 42 Proses Grading ini juga dilakukan setelah proses pengampelasan. Kayu lapis yang setelah diamplas mengalami cacat terbuka, maka kayu lapis tersebut harus di dempul terlebih dahulu, sedangkan yang tidak mengalami cacat terbuka langsung disatukan di tempat penyimpanan akhir.

5. Cara Penyimpanan Produk dan Perlakuannya

Produk yang sudah jadi akan disimpan dalam suatu ruangan dan di susun menurut ukurannya. Susunan penyimpanan produk yang telah jadi disusun secara vertical, hal ini dilakukan untuk menghidari kerusakan, untuk memudahkan dalam pengakutan, serta untuk memudahkan perhitungan stock barang yang ada.

6. Pengangkutan Produk dan Administrasi

Pengiriman barang atau pengangkutan produk biasanya dilakukan 3 kali dalam seminggu, atau tergantung order yang diterima. Pengangkutan ini menggunakan kendaraan operasional berupa pick up. Untuk proses pengangkutan ini biasanya disertai dengan dokumen atau surat yang berupa surat jalan. 43

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia,serta riset dan pengembangan.

6.1.1. Pemasaran

Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal. Sampai saat ini CV Hadir Jaya mempunyai target pasar ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu dari bahan baku setengah jadi . Saat ini CV Hadir Jaya mempunyai tiga mitra usaha. Bapak Hasibuan memanfaatkan relasi yang dimiliki dalam memasarkan produk kayu lapis. Selain itu CV Hadir Jaya juga memanfaatkan akses internet dalam mencari pasar produk kayu lapis mereka. Produk digunakan untuk sandaran kuris kantor, sandaran kursi biasa, dan dudukan kursi.Target pasar dari CV Hadir Jaya adalah perusahaan-perusahaan furniture , dan positioning dari produk-produk CV Hadir Jaya adalah sebagai produk antara untuk pembuatan kursi kantor. Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal, meliputi wilayah tangerang dan Jakarta. Pasar Kayu lapis masih sangat potensial dan terkadang CV Hadir Jaya masih sulit untuk memenuhi permintaan dari pelanggan Lampiran 4. Pemasaran produk Kayu lapis sejauh ini dilakukan di daerah tangerang dan Jakarta. Dalam memasarkan produknya CV Hadir Jaya bermitra dengan tiga perusahaan furniture yaitu Johanese Furniture, Thaeda Furniture, dan CV Helindo. Penetapan harga di setiap mitra disesuaikan dengan pesanan dan cara pembayaran ketiga mitra. Penentuan harga merupakan kesepakatan yang dibuat antara CV Hadir Jaya dengan para konsumen. Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga, distribusi, dan promosi. Berikut ini merupakan analisis bauran pemasaran CV Hadir Jaya: 44 1 Produk Produk yang dihasilkan adalah produk kayu lapis. Produk kayu lapis dibedakan berdasarkan ukurannya, dan produk yang dihasilkan oleh CV Hadir jaya yaitu R1a, R1D, dan D6. CV Hadir Jaya berusaha menggali potensi konten lokal yang produksinya melimpah ruah yaitu jenis kayu karet yang sudah berbentuk vinir yang merupakan limbah sisa industri. Keunggulan produk yang dimiliki pada CV Hadir Jaya yaitu: 1. Produk kayu lapis yang dihasilkan oleh CV Hadir Jaya mengutamakan kualitas terlihat dari ukuran produk yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan atau keinginan konsumen. 2. Mengangkat konten lokal yaitu menggunakan kayu karet yang sudah berbentuk vinir yang merupakan limbah sisa industri. Gambar 10. Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya 2012 Sumber: CV Hadir jaya 2012 45 Produk yang dihasilkan adalah produk dengan kualitas tinggi dengan bahan baku yang merupakan sisa limbah industri kayu. Kualitas produk yang dijual tergantung permintaan dari pelanggan. Produk R1D, R1a, D4 dan D6 merupakan produk-produk yang terdapat di CV Hadir jaya dengan spesifikasi yang berbeda- beda.R1D merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat.R1a merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kantor.D4 adalah produk dengan ukuran 60 x 60 untuk dudukan kursi. D6 adalah produk Kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi kayu lapis yaitu vinir, glue,dan kayu. 2 Harga Menurut Umar 2008 terdapat empat macam penetapan harga yang ditetapkan perusahaan, pada umumnya didasarkan oleh empat pendekatan, yaitu a Berdasarkan biaya, yaitu dengan memberikan atau menambahkan suatu ‘mark up’ baku untuk labanya. b Analisis pulang pokok, yaitu penggunaan konsep bagan pulang-pokok yang menunjukkan total biaya dan jumlah pendapatan yang diharapkan pada beberapa tingkat volume penjualan sehingga titik potong antara kedua kurva merupakan volume pulang pokok. c Berdasarkan persepsi pembeli, yaitu melakukan survei untuk harga barang yang sama oleh beberapa penjual yang ditanyakan langsung kepada konsumen. d Berdasarkan persaingan, yaitu penetapan harga dilakukan setelah meneliti harga yang ditetapkan oleh para pesaing dekatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kesepakatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan konsumen. Tabel 12 menunjukkan harga kayu lapis pada CV Hadir Jaya yang ditetapkan pada tahun 2010 hingga tahun 2011. 46 Tabel 9 . Daftar Harga Produk Kayu lapis pada CV Hadir Jaya 2010-2011. Produk Kayu lapis Ukuran cm Harga Jual Rp Keterangan Mitra Usaha R1a 50 x 50 11.500 Sandaran Kursi Kerja Johannese Furniture R1D 50 x 45 3.000 Sandaran Kursi Lipat Thaeda Furniture D4 60 x 60 14.500 Dudukan Kursi Tamu CV Helindo D6 60 x 80 19.000 Dudukan Kursi Thaeda Furniture Sumber: CV Hadir Jaya 2012 Alasan perusahaan menetapkan harga berdasarkan persepsi pembeli ini agar dapat bersaing dengan produk-produk sejenis dan kemudahan memasuki pasar. Sistem pembayaran yang digunakan adalah tidak langsung tunai akan tetapi dibayar setelah barang dikirim dengan jangka waktu umumnya dua minggu setelah produk dikirim. 3 Distribusi Distribusi merupakan kegiatan untuk menyalurkan, mengirimkan, serta menyampaikannya kepada konsumen. Saluran distribusi perusahaan adalah saluran distribusi langsung dari CV Hadir Jaya ke perusahaan konsumen tanpa menggunakan perantara atau agen. Teknik distribusi yang dilakukan adalah dengan mengantarkan produk kayu lapis yang dipesan dari perusahaan langsung dikirim ke tempat pemasaran. Untuk distribusi produk tersebut perusahaan telah memiliki alat transportasi berupa mobil pick up. Adapun risiko pengiriman ditanggung oleh perusahaan. Jika jumlah kayu lapis yang dikirim kurang maka perusahaan akan mengirim kembali kekurangan kayu lapis tersebut. Selain itu jika terjadi kerusakan terhadap kayu lapis yang dikirim maka CV Hadir Jaya akan menggantinya dengan kayu lapis yang lain. 4 Promosi Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya adalah kegiatan promosi langsung dengan mendatangi perusahaan yang akan menjadi target pasar untuk manawarkan produknya. sejauh ini perusahaan yang dikunjungi oleh CV Hadir Jaya adalah yang berlokasi di sekitar Jabodetabek. Kegiatan promosi juga dilakukan melalui jaringan internet. Perusahaan akan mencari produsen furniture 47 yang menggunakan bahan baku kayu lapis. Selanjutnya akan melakukan penawaran ke produsen furniture tersebut. Kegiatan promosi ini tidak dilakukan secara rutin oleh CV Hadir Jaya dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dimiliki terbatas.

6.1.2. Keuangan atau Akuntansi

Dalam menjalankan suatu perusahaan, masalah permodalan sangat penting. Bisnis pengolahan kayu lapis ini memerlukan biaya yang cukup tinggi baik untuk pendirian, pembelian barang modal, maupun untuk biaya operasional sehingga diperlukan modal yang cukup besar. Modal yang digunakan oleh CV Hadir Jaya hanya mengandalkan dari sumber dana pribadi. Investasi awal perusahaan berasal dari dana sendiri untuk membeli peralatan mesin dan bangunan, yakni sebesar 625 juta rupiah Tabel 10. Tabel 10 . Investasi Awal CV Hadir Jaya Tahun 2009. No. Jenis Investasi Jumlah Investasi Rp 1 Tanah 100.000.000 2 Bangunan 200.000.000 3 Table Saw 400.000 4 Glue Spreader 23.000.000 5 Mesin kempa 280.000.000 6 Mesin Band Saw 17.000.000 7 Gergaji Tangan elektrik 5.600.000 8 Mesin Gerinda Kayu lapis 1.000.000 9 Pemasangan Listrik 25.000.000 Total Biaya Investasi 625.000.000 Sumber: CV Hadir Jaya 2012 Untuk memantau keuangan perusahaan maka perusahaan melakukan pencatatan akuntansi mengenai laporan keuangan perusahaan. CV Hadir Jaya memiliki karyawan tersendiri yang bertugas membuat pencatatan keuangan. Pencatatan keuangan yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya ini masih sederhana. Data keuangan CV Hadir Jaya pada tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 1 dan data keuangan pada tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2. 48

6.1.3. Produksi dan Operasi

Manajemen operasi bertujuan agar kegiatan produksi berjalan secara efektif dan efisien sehinga dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Adapun proses produksi untuk mengolah vinir menjadi kayu lapis ada beberapa tahap yaitu proses persiapan bahan baku, peleburan perekat, pengempaan panas, finishing, dan grading. Tempat untuk kegiatan proses produksi telah ditata dengan baik, sehingga proses produksi dari satu tahap ke tahap selanjutnya lebih efisien Lampiran 5. Perusahaan telah memiliki mesin dan peralatan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan tidak menerima bahan baku berupa kayu gelondongan melainkan langsung berbentuk vinir yang berasal dari limbah industri kayu karet ini karena perusahaan belum memiliki mesin rotary untuk proses pembuatan vinir itu sendiri. Gambar 11. Proses Pengamplasan dan Pemotongan Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 Sumber: CV Hadir Jaya 2012 Perusahaan menggunakan sistem manajemen dengan melakukan stok bahan baku agar dapat menjamin kegiatan produksi kayu lapis. Pengiriman bahan baku disesuaikan dengan berapa banyak gudang penyimpanan bahan baku dapat menampung jumlah bahan baku. Rata-rata perbulan dilakukan lima kali pengiriman bahan baku. 49

6.1.4. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Jika sebuah perusahaan memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat di tempat kerja yang tepat, dan pada saat yang tepat mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik maka sumberdaya tersebut akan membantu perusahaan mencapai sasaran-sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Karyawan yang bekerja pada CV Hadir Jaya terdiri dari karyawan tetap yang berjumlah tiga orang dan karyawan harian lepas yang sekarang ini berjumlah 10 orang. Karyawan yang bekerja pada CV Hadir Jaya umumnya adalah warga sekitar lokasi perusahaan. Karyawan tetap direkrut sesuai dengan kemampuannya untuk menjalankan tugas masing-masing, sedangkan perekrutan karyawan harian lepas tidak memerlukan syarat yang sulit. Syarat untuk menjadi karyawan harian adalah lulus SLTP. Untuk karyawan yang baru biasanya dilakukan pelatihan terlebih dahulu, karena karyawan tersebut harus dapat menggunakan peralatan yang disediakan oleh perusahaan. Pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan CV Hadir Jaya adalah cara penggunaan alat potong vinir, cara pembuatan perekat, penggunaan mesin hot press serta kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan produksi kayu lapis. Jam kerja karyawan adalah dari jam 07.00 hingga jam 16.00 dengan hari kerja dari hari Senin hingga hari Sabtu. Jadwal pekerjaan tidak dilakukan dengan cara shift karena dinilai tidak efektif. Upah untuk karyawan harian dibayarkan tiap minggu dengan tingkat upah harian sesuai dengan kemampuan karyawan dalam memproduksi barang. Kisaran upah yang diberikan kepada karyawan CV hadir Jaya adalah sekitar 200 ribu per minggu hingga 500 ribu per minggu. Upah karyawan harian yang rendah membuat tingkat keluar karyawan tinggi. Tetapi tingkat keluar yang tinggi diimbangi oleh masih tingginya jumlah karyawan yang ingin masuk. Tingkat keluar masuk karyawan ini tentunya kurang efektif dan efisien karena karyawan yang baru harus berlatih dan beradaptasi terlebih dahulu dengan kondisi perusahaan. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan juga mengakibatkan hubungan diantara para karyawan tidak terjalin dengan akrab. Rata-rata setiap 50 empat hingga lima bulan terdapat karyawan yang keluar dari CV Hadir Jaya rata- rata sebanyak dua hingga tiga orang. Selanjutnya perusahaan akan mencari karyawan lain untuk dipekerjakan. Penilaian kinerja karyawan dilihat dari absensi dan hasil kerja. Karyawan harian tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

6.1.5. Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Umumnya perusahaan harus memiliki anggaran biaiya tersendiri untuk menjalankan departeman penelitian dan pengembangannya sehingga tidak semua perusahaan memiliki departemen tersebut. Pada umumnya perusahaan kecil dan menengah belum memiliki departeman ini karena keterbatasan modal dan keterbatasan tenaga ahli. CV Hadir Jaya saat ini masih merupakan bisnis dengan skala kecil menengah sehingga tidak melakukan riset dan pengembangan secara khusus. Misi perusahaan adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, akan tetapi selama ini perusahaan belum melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas produk. Tabel 11 . Identifikasi Faktor-Faktor Internal CV Hadir Jaya No Faktor Internal Variabel Kekuatan Kelemahan 1 Pemasaran Lokasi Perusahaan √ Kualitas kayu lapis √ Pemasaran kayu lapis √ 2 Keuangan dan Akuntansi Struktur modal √ 3 Produksi dan Operasi Sarana dan Prasarana produksi √ Pemanfaatan limbah kayu lapis √ 4 Sumber Daya Manusia Produktivitas tenaga kerja Koordinasi dalam pembagian tugas √ 5 Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan produk kayu lapis √ 51

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal meliputi faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapaun faktor-faktor eksternal yang dianalisis meliputi lingkungan umum dan lingkungan industri.

6.2.1. Lingkungan Umum

Kategori yang dgunakan dalam lingkungan umum adalah sosioekonomi, teknologi, dan pemerintahan.

6.2.1.1. Sosioekonomi

Kajian sosioekonomi ini membahas faktor ekonomi, iklim, sosial, yang akan membantu atau menghambat perusahaan untuk mencapai tujuannya. 1 Ekonomi Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Kabupaten Karawang. Diantara industri pengolahan tersebut, kontribusi industri barang kayu dan hasil hutan lainnya merupakan sektor industri yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Diantara industri kayu ini kemungkinan adalah meningkatnya industri pengolahan kayu yaitu kayu lapis. Tabel 12 . Kontribusi Sektor Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Karawang Tahun 2008-2010 Juta Rp. Tahun Kontribusi Terhadap PDB Juta Rp 2008 852.520,19 2009 919.830,80 2010 961.236,01 Sumber: BPS Kabupaten Karawang 2012 2 Sosial Faktor sosial terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan, dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Adapun kondisi sosial yang terkait adalah meningkatnya permintaan jenis kayu lapis Lampiran 4 yang jika 52 diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen kursi kantordireksi tidak lagi dilakukan pelapisan, baik itu menggunakan kulit ataupun busa karena itu industri kayu lapis sebagai pemasok bahan baku untuk kursi kantor harus dapat berinovasi agar dapat memenuhi pemintaan pasar. Keberadaan CV Hadir jaya juga membantu masyarakat sekitar dengan memberikan kesempatan kerja. 3 Demografi Komposisi penduduk sekarang dan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi keberuntungan dan strategi perusahaan. Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia ini memberikan peluang meningkatnya permintaan, secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan terhadap produk kayu lapis. Kondisi ini dikarenakan pertumbuhan penduduk akan memungkinkan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk dengan bahan kayu lapis dan akhirnya produsen kursi kantor akan meningkatkan permintaannya terhadap kayu lapis. Tabel 13. Jumlah Penduduk JABODETABEK Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Penduduk juta jiwa 2007 20025.661 2008 20513.323 2009 20910.127 2010 21706.551 2011 22378.722 Sumber: BPS 2012

6.2.1.2 Teknologi

Saat ini perusahaan menggunakan teknologi yang memadai untuk memproduksi kayu lapis walaupun yang digunakan mesin bekas dan rakitan sendiri tetapi mesin berfungsi sebagaimanan mestinya. Perusahaan belum memiliki mesin rotary untuk mengolah kayu gelondongan menjadi vinir, oleh karena itu sampai saat ini perusahaan hanya menerima bahan baku yang telah berbentuk vinir langsung. 53

6.2.1.3. Pemerintah

Peraturan pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu. Tindakan pemerintah dapat memperbesar peluang atau hambatan perusahaan atau keduanya secara bersamaan. Kebijakan pemerintah dalam industri kehutanan yaitu SK Menteri Kehutanan Nomor: SK 456Menhut- II2004 yang menetapkan lima prioritas kebijakan bidang kehutanan, salah satunya adalah revitalisasi sektor kehutanan, khususnya industri kehutanan primer. Kebijakan revitalisasi ini memiliki tujuan pokok yakni membangkitkan industri kehutanan terutama industri primer hasil hutan yang dinilai kinerjanya menurun, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah hasil hutan, pemenuhan barang produksi hasil hutan untuk kebutuhan masyarakat, menyediakan lapangan kerja serta menghasilkan devisa dan penerimaan negara. Kebijakan tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 421Menhut-II2006 tentang fokus-fokus kegiatan pembangunan kehutanan, salah satunya adalah fokus pengelolaan pemanfaatan hutan tanaman dan restrukturisasi industri primer kehutanan. Adanya kebijakan- kebijakan tersebut berarti pemerintah ikut berupaya mendorong berkembangnya industri kehutanan, khususnya industri primer hasil hutan yang termasuk bisnis pengolahan kayu lapis di dalamnya. Dalam hal tersebut pemerintah memberikan kemudahan dengan memberikan pelayanan dan persyaratan yang mudah kepada perusahaan pengolah kayu. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan SK Menhut Nomor P-35Menhut II2008 tentang izin usaha industri primer hasil hutan dimana dalam peraturan tersebut pemerintah mempermudah persyaratan perizinan. Kemudahan perizinan tersebut adalah setiap perusahaan tidak harus memiliki dokumen upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan UKL-UPL. Untuk mendapatkan dokumen tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. 54 6.2.2. Lingkungan Industri 6.2.2.1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan dalam suatu industri akan menjadi semakin tajam dan tak terkendali sebagai akibat dari sejumlah faktor-faktor struktural yang saling berinterkasi, diantaranya 1 jumlah pesaing yang banyak atau tidak seimbang; 2 pertumbuhan industri yang lamban; 3 biaya tetap yang tinggi; 4 ketiadaan diferensiasi; 5 penambahan kapasitas dalam jumlah besar; 6 pesaing yang beragam; 7 taruhan strategis yang besar; 8 hambatan pengunduran diri yang besar Purwanto 2007. Jika dilihat dari jumlah perusahaan yang ada, persaingan di industri ini memang terlihat sedikit. Tingkat persaingan untuk bisnis ini tidak terlalu ketat karena pasar yang tersedia masih cukup banyak. Akan tetapi, hal ini mempengaruhi perusahaan jika tidak mampu menjaga loyalitas konsumen. Dengan demikian, pesaing dapat dengan mudah masuk untuk mengambil pasar. Berdasarkan data perusahaan, tercatat bahwa sejak tahun 2010 hingga tahun 2011 ini telah terdapat sembilan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama yaitu kayu lapis untuk bahan baku kursi kantor Tabel 17. Bentuk usaha ini beragam, mulai dari usaha perorangan berbentuk Usaha Dagang UD, persekutuan komanditer CV, dan Perseroan Terbatas PT. Tingginya intensitas persaingan ini membuat perusahaan yang berada di dalamnya harus dapat bersaing secara kompetitif. Tabel 14. Pesaing bisnis sejenis CV Hadir Jaya Tahun 2012 No. Nama kompetitor Lokasi 1 PT. Laras Bekasi 2 PT. Apenindo Pondok Bambu, Jakarta 3 PT. Buana Tanggerang 4 PT. Puma Karawang 5 CV Kota Agung Lampung 6 CV Cahaya Abadi Karawang 7 Rusdi Lampung 8 Edi Gondrong Jakarta Barat 9 Edi Sukabumi Sumber: CV Hadir Jaya, 2012 55

6.2.2.2. Masuknya Pesaing Baru

1 Skala ekonomis Skala ekonomis sebaiknya dimiliki oleh perusahaan pengolah kayu lapis. Hal ini dikarenakan biaya operasional yang dibutuhkan dalam proses produksi sangatlah besar sehingga jika perusahaan tidak mampu mencapai skala ekonomis maka perusahaan akan mengalami kerugian karena harus beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 mengenai data keuangan perusahaan, bahwa jika semakin sedikit jumlah kayu lapis yang diproduksi, maka biaya operasional kayu lapis akan semakin besar. 2 Diferensiasi produk Diferensiasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan memproduksi beberapa jenis produk kayu lapis dengan spesifikasi ukuran yang berbeda-beda. Produk R1D, R1a, D4 dan D6 merupakan produk-produk yang terdapat di CV Hadir jaya dengan spesifikasi yang berbeda-beda.R1D merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat.R1a merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kantor. D4 adalah produk dengan ukuran 60 x 60 cm. D6 adalah produk Kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi kayu lapis yaitu veener, glue,dan kayu. 3 Kebutuhan modal Modal yang besar mutlak diperlukan untuk memulai bisnis ini. Hal ini dikarenakan untuk memulai bisnis ini diperlukan biaya yang cukup besar untuk pembelian mesin dan peralatan, bangunan, dsb. Tabel 13 memperlihatkan biaya investasi yang dikeluarkan oleh CV Hadir Jaya saat memulai bisnis ini. Mesin yang digunakan adalah kualitas second sehingga harganya jauh lebih rendah dari harga aslinya. Selain itu, kegiatan operasional perusahaan juga memerlukan biaya yang besar. Pada umumnya perusahaan pembuat kursi kantor membayar dengan jangka waktu tempo tertentu, oleh 56 karena itu perusahaan harus memiliki aset lancar untuk menjaga kontinuitas operasional produksi perusahaan. 4 Biaya beralih pemasok Biaya beralih pemasok dalam industri ini umumnya adalah biaya untuk menguji atau menerima sumber baru karena pada umumnya konsumen harus menguji terlebih dahulu kualitas kayu lapis sebelum dijadikankursi kantor. Selain itu juga biaya psikis karena telah merusak hubungan. Hubungan bisnis antara perusahaan kayu lapis dengan pemasok telah terjalin dengan baik dan telah terdapat kepercayaan diantara keduanya. Hubungan baik sangat penting karena bisnis di sektor industri ini adalah bisnis yang melibatkan dana besar sehingga menuntut moral hazard yang baik dari keduabelah pihak. Untuk itu, para pendatang baru harus dapat menawarkan penyempurnaan yang besar dalam biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih ke pemasok. 5 Akses ke saluran distribusi Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari para pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya Porter 1991. Dalam kegiatan bisnis produksi kayu lapis, pada umumnya perusahaan telah memiliki saluran distribusi atau wilayah pemasaran tersendiri. Akan relatif sulit bagi para pendatang baru untuk memperoleh akses ke saluran distribusi, hal ini terkait dengan hubungan baik dan rasa saling percaya antara pemasok dengan saluran distribusinya. CV Hadir Jaya telah melakukan kerjasama dalam memasok bahan baku berupa vinir limbah kayu karet sejak awal perusahaan tersebut berjalan yaitu 2009 hingga sekarang. Akses masuk ke saluran distribusi ini dapat ditembus jika perusahaan pendatang baru dapat memberikan penawaran yang baik.

6.2.2.3. Produk Substitusi

Produk pengganti yang perlu mendapat pehatian besar adalah produk- produk yang memiliki kecenderungan harga atau prestasi yang lebih baik dan produk yang dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Produk substitusi dari produk ini sangat sedikit, karena produk kayu lapis yang digunakan sebagai bahan 57 baku kursi ini hanya dapat diganti dengan bahan lain seperti produk impor dari Cina yang terbuat dari plastik.

6.2.2.4. Kekuatan Tawar Menawar penjualpemasok

Kekuatan tawar-menawar pemasok dalam industri ini relatif kuat, hal ini karena jumlah pemasok vinir berbahan dasar kayu karet yang sekarang ini masih sedikit. Saat ini CV Hadir Jaya memasok bahan baku untuk produksi kayu lapis berasal dari Lampung, Tangerang, dan Sukabumi. Penetapan harga umumnya disesuaikan dengan harga pembelian kayu lapis dari pabrik kursi kantor serta keberadaan bahan baku yang ditawarkan.

6.2.2.5. Kekuatan Tawar Menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli dalam industri pengolahankayu lapis ini dapat dikatakan kuat. Hal ini dikarenakan pembeli yaitu perusahaan kursi direksi adalah perusahaan dalam jumlah yang banyak Lampiran 15. Selain itu produk kayu lapis yang dibelinya tidak terlalu terdapat diferensiasi produk atau standar dan perusahaan kursi ini memiliki biaya peralihan pembeli yang kecil karena pembeli dengan mudah berpindah ke pemasok lain. Loyalitas perusahaan kursi yang kurang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mudah untuk mencari pemasok bagi perusahaannya, hanya saja jika dilihat dari pasar yang memproduksi kursi kantor ini, peluangnya masi sangat terbuka artinya potensi pasarnya masih ada. 58 Tabel 15. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal CV Hadir Jaya No Faktor Eksternal Variabel Kekuatan Kelema han 1 Sosioekonomi Tingkat konsumsi penggunaan kayu lapis √ Ketersediaan bahan baku √ 2 Teknologi Perkembangan teknologi dan sistem informasi √ 3 Pemerintah Dukungan pemerintah pada bisnis produk kayu olahan √ 4 Persaingan Usaha Harga produk pesaing √ Perkembangan produk substitusi kayu lapis √ Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produk kayu lapis √ Kekuatan tawar menawar pembeli terhadap produk kayu lapis √ Kakuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis √ 59

VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

CV HADIR JAYA

7.1 Tahap Masukan

Tahap masukan terdiri dari matriks IFE Internal Factors Evaluation dan EFE Eksternal Factors Evaluation. Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal.

7.1.1 Matriks IFE Internal Factors Evaluation

Matriks IFE digunakan untuk mengaetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal perusahaan yang meliputi kelemahan dan kekuatan, maka dilakukan pemberian kuesioner mengenai pembobotan dengan menggunakan metode paired comparison matrix dan selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap variabel-variabel kekuatan dan kelemahan tersebut. Kuesioner diberikan kepada dua responden, yaitu pemilik perusahaan dari bagian internal perusahaan serta staf dinas perdagangan dari bagian eksternal perusahaan. Pengisian kuesioner ini juga melibatkan pihak eksternal perusahaan agar hasil pengisian kusioner lebih bersifat objektif. Adapun hasil pembobotan dan peringkatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan oleh para responden, maka tahapan selanjutnya yakni mencari nilai rata-rata pembobotan dan peringkatan dari masing-masing variabel tersebut dengan cara menjumlahkan seluruh hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden untuk masing-masing variabel kemudian dibagi dengan jumlah respoden. Adapun nilai rata-rata untuk pembobotan dan peringkatan untuk variabel kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari nilai bobot skor rata-rata dari masing-masing variabel. Nilai ini merupakan hasil perkalian dari nilai rata-rata dari pembobotan dan nilai rata-rata dari peringkatan untuk masing-masing variabel kelemahan dan kekuatan. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada CV Hadir Jaya. 60 Tabel 16. Analisis Matriks IFE CV Hadir Jaya Faktor-faktor Internal Bobot rata- rata Rating rata- rata Skor bobot rata-rata Kekuatan Lokasi perusahaan 0.100 4.000 0.400 Produktivitas tenaga kerja 0.100 3.500 0.350 Pemanfaatan limbah kayu lapis 0.131 3.000 0.392 Kualitas kayu lapis 0.078 4.000 0.311 Sarana dan prasarana produksi 0.094 3.000 0.282 Kelemahan Koordinasi dalam pembagian tugas 0.139 2.000 0.278 Struktur modal 0.064 2.000 0.128 Pemasaran kayu lapis 0.083 1.000 0.083 Riset dan pengembangan produk kayu lapis 0.128 1.500 0.192 Total 2.416 Kekuatan dan kelemahan utama bagi CV Hadir Jaya digambarkan pada Tabel 16. Kekuatan utama perusahaan adalah variabel kekuatan yang memiliki nilai skor bobot rata-rata terbesar, yakni lokasi perusahaan dengan nilai skor bobot rata-rata 0, 400. Lokasi perusahaan yang strategis, yakni dekat dengan lokasi pemasaran, merupakan kekuatan bagi perusahaan. Lokasi yang strategis akan lebih memudahkan dalam distribusi bahan baku dan pengiriman produk. Kelemahan utama perusahaan adalah pemasaran kayu lapis dengan nilai bobot skor rata-rata terkecil yakni 0,083. Kegiatan promosi ini belum dilakukan dengan baik oleh CV Hadir Jaya dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dimiliki terbatas. Sementara ini kegiatan promosi hanya dilakukan didaerah jakarta dan tangerang.

7.1.2 Matriks EFE Eksternal Factor Evaluation

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan ancaman dan peluang yang dianggap penting. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi eksternal perusahaan yang meliputi ancaman dan peluang, tahap selanjutnya seperti tahapan dalam analisis matriks IFE yakni dilakukan pemberian kuesioner mengenai pembobotan dengan 61 menggunakan metode paired comparison matrix dan selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap masing-masing variabel peluang dan ancaman tersebut. Responden untuk kuesioner ini juga sama seperti dalam analisis matriks IFE yakni pemilik perusahaan dan pihak eksternal yakni staf dinas perdagangan. Tahap selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata dari hasil pembobotan dan peringkatan oleh para responden tersebut. Setelah itu dicari nilai bobot skor rata- rata dengan mangalikan nilai rata-rata pembobotan dan nilai rata-rata peringkat untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada CV Hadir Jaya. Tabel 17. Analisis Matriks EFE CV Hadir Jaya Faktor-faktor Eksternal Bobot rata- rata Rating rata- rata Skor bobot rata- rata Peluang Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu 0.142 3.500 0.498 Harga produk pesaing 0.115 4.000 0.458 Perkembangan teknologi dan sistem informasi 0.160 3.000 0.479 Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis 0.101 3.500 0.352 Tingkat konsumsi penggunaan kayu lapis 0.080 4.000 0.319 Ancaman Perkembangan produk substitusi kayu lapis 0.108 2.000 0.215 Ketersediaan bahan baku 0.076 2.000 0.153 Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis 0.118 1.000 0.118 Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis 0.101 1.500 0.151 Total 2.745 Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan ditunjukkan pada Tabel 17. Peluang utama bagi CV Hadir Jaya tersebut adalah Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu dengan nilai bobot skor rata-rata terbesar yakni 0,498. Kebijakan pemerintah dalam revitalisasi sektor kehutanan, khususnya industri kehutanan primer. Kebijakan revitalisasi ini memiliki tujuan pokok yakni membangkitkan industri kehutanan terutama industri primer hasil 62 hutan yang dinilai kinerjanya menurun, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah hasil hutan, pemenuhan barang produksi hasil hutan untuk kebutuhan masyarakat, menyediakan lapangan kerja serta menghasilkan devisa dan penerimaan negara. Sedangkan ancaman utama bagi perusahaan, yakni banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis dengan nilai skor bobot rata-rata terkecil sebesar 0,118. Hal ini merupakam ancaman bagi perusahaan, karena semakin banyaknya perusahaan yang masuk ke dalam industri berarti tingkat persaingan di industri tersebut semakin meningkat. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat bersaing kompetitif agar dapat bertahan di industri.

7.2 Tahap Pencocokan Matching Stage