Matriks IE Analisis Matriks SWOT

mengenai adanya program “Go Organik 2010” juga menjadi peluang besar untuk menuju pertanian organik di Pangalengan skor 0,310. Selain itu, peluang lainnya adalah kuota permintaan akan sayuran organik yang belum semua dapat terpenuhi skor 0,243, loyalitas konsumen organik yang tinggi skor 0,242, pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat skor 0,234 dan asosiasi pertanian organik skor 0,208. Semua faktor tersebut menjadi peluang di Kecamatan Pangalengan untuk menuju pertanian organik. Ancaman utama yang dihadapi dalam produksi sayuran organik di Pangalengan adalah iklim dan cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil produksi skor 0,144. Selain itu serangan hama dan penyakit perusak tanaman skor 0,142 merupakan ancaman yang besar juga di Pangalengan. Kemudian adanya konsinyasi harga dari para agentengkulak skor 0,133 dan ancaman dari pemerintahan yang menjadi kendala adalah tarif ekspor sayuran yang tinggi skor 0,108.

4.6 Matriks IE

Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan lebih dipertajam dengan analisis internal dan eksternal yang menghasilkan matriks Internal-External IE. Kegunaan matriks IE adalah untuk mengetahui posisi Poktan saat ini. Informasi spesifik tentang lingkungan internal, maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi. Dengan nilai matriks IFE 2,260 yang artinya faktor internal berada pada posisi rataan. Sedangkan total nilai tertimbang pada matriks EFE adalah 2,790 memperlihatkan respon yang diberikan oleh kelompok tani terhadap lingkungan eksternal tergolong rataan. Posisi Poktan di Pangalengan berada pada Kuadran V hold and maintain, yaitu memiliki kemampuan internal dan eksternal rataan. Poktan yang masuk ke dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Gambar 15 menunjukkan hasil analisis matriks IE Poktan di Pangalengan. Gambar 15 . Analisis matriks IE Poktan di Pangalengan

4.7 Analisis Matriks SWOT

Analisis menggunakan matriks SWOT adalah identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi Poktan. Tujuan dari tahap pencocokan matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua alternatif strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih dan diimplementasikan. Dengan analisa ini diharapkan kelompok tani dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan kombinasi antara faktor- faktor internal dan eksternal yang telah disajikan dalam matriks IFE dan EFE, sehingga pada akhirnya didapatkan strategi yang sesuai berdasarkan posisi dan kondisi kelompok tani. Strategi ini terdiri dari strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 28. Setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi yang akan diterapkan. Dengan pilihan strategi yang tepat, diharapkan dapat memanfaatkan kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi ancaman yang ada. Melalui matriks SWOT akan diperoleh alternatif strategi untuk menentukan critical decision. Kuat Rataan Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 Tinggi 3,0 I II III 3,0 – 4,0 Menengah 2,0 IV V VI 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 VII VIII IX 1,0 – 1,99 Total Nilai IFE diberi Bobot To ta l Nila i EFE d ib er i Bo b o t 4,0 3,0 2,0 1,0 2,260 2,790 Tabel 28 . Analisis strategi IFE dan EFE Kekuatan Strengths –S Kelemahan Weakness–W Faktor Internal Internal Factor Faktor Eksternal External Factor 1. Sayuran yang diproduksi beraneka ragam 2. Kondisi geogafi mendukung 3. Hubungan baik yang terjalin antara Ketua dengan Anggota Poktan 4. Pertanian ramah lingkungan Prima III 5. Sayuran yang dihasilkan aman dikonsumsi 1. Biaya produksi produk organik terlalu tinggi 2. Harga sayuran organik hampir sama dengan harga sayuran semi organik 3. Kemampuan SDM masih rendah 4. Lemahnya akses kelompok tani terhadap pasar sayuran organik 5. Sertifikasi produk belum ada 6. Keterbatasan modal 7. Mahalnya biaya transportasi Peluang Opportunities –O 1. Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat 2. Perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature 3. Kebijakan pemerintah mengenai program Go organik 2010 4. Loyalitas konsumen organik tinggi 5. Asosiasi pertanian organik. 6. Harga jual lebih tinggi 7. Kuota permintaan belum terpenuhi semua 8. Dukungan pemerintah. Strategi S –O 1. Meningkatkan mutu, kuantitas dan kontinuitas produksi. 2. Memperluas pasar dan mempermudah saluran distribusi 3. Memfokuskan pengembangan produk sayuran organik premium Strategi W –O 1. Fasilitasi dan dukungan pemerintah 2. Penguatan terhadap aspek finansial permodalan 3. Memenuhi standar mutu produk sayuran organik sesuai keinginan pembeli 4. Melakukan kemitraan dengan pasar Swalayan dalam pendistribusian produk sayuran organik Ancaman Threats –T 1. Serangan hama dan penyakit perusak tanaman 2. Iklim dan cuaca yang tidak menentu mempengaruhi hasil produksi 3. Konsinyasi harga dari para agen tengkulak 4. Tarif eskpor sayuran tinggi. Strategi S –T 1. Perencanaan pola tanam yang lebih baik 2. Pengembangan produk sayuran organik unggulan Strategi W –T 1. Melakukan riset pasar sayuran organik dan merencanakan perkembangan pemasarannya 2. Memantau dan mengawasi harga sayuran di setiap tingkatan rantai pasok 3. Membentuk asosiasi produsen sayuran organik ditingkat Gapoktan dan Poktan

1. Strategi S

–O Strengths–Opportunities Strategi S –O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Pada saat ini permintaan produk sayuran organik di Pangalengan masih belum ada. Hal ini disebabkan karena pertanian yang diterapkan oleh kelompok tani di Pangalengan masih kategori aman dikonsumsi Prima III. Sementara dalam pertanian organik aspek mutu merupakan sasaran penting. Mutu produk yang baik juga dapat memberikan nilai tambah bagi petani, terutama dalam bersaing memasarkan produk sayuran organik competitive. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan keterpaduan kebijakan dan kegiatan, sejak tahap pra produksi, produksi, sampai pasca panen termasuk penyimpanan dan pengangkutan. Sertifitikasi produk juga dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang memenuhi persyaratan organik. Fluktuasi harga sayuran yang sangat ekstrim terkadang dialami oleh Poktan di Pangalengan. Hal ini disebabkan oleh 2 dua hal, yaitu : 1. Kelebihan penawaran produk sayuran di pasaran excess supply. Hal ini terjadi karena panen yang melimpah, sementara permintaan sayuran tetap. Akibatnya adalah harga produk sayuran ditingkat petani akan jatuh di bawah harga normal. Kondisi ini akan menyebabkan Petani mengalami kerugian. 2. Produk yang dipasarkan sangat sedikit sementara permintaan tetap, atau meningkat excess demand. Kondisi ini seharusnya memperkuat posisi petani untuk menaikan harga di atas harga normal. Namun yang terjadi adalah harga produk sayuran ditingkat petani hanya meningkat sampai 10 dari harga normal. Untuk mengatasi fluktuasi harga yang sangat ekstrim di lingkungan Poktan, diperlukan pola tanam yang baik dan teratur. Poktan perlu melakukan penjadwalan mulai dari pra produksi hingga pasca panen. Dengan sistem ini kelompok tani dapat menyediakan produk secara kontinyu dan sesuai dengan permintaan pasar. Untuk membuka akses pasar dan rantai distribusi produk sayuran organik di Pangalengan dapat dimulai dengan melakukan kontrak kerjasama antara kelompok tani dengan para pelaku usaha agribisnis. Dengan adanya kontrak pemasaran ini akan mendorong petani untuk menyediakan produk sayuran organik yang bermutu. Selanjutnya jumlah produk yang dipanen sesuai dengan permintaan. Sistem kontrak juga dapat menjamin kontinuitas produk kepada para pelaku usaha agribisnis, serta harga yang relatif stabil selama periode tertentu. Strategi lainnya yaitu memfokuskan untuk pengembangan produk sayuran organik premium. Strategi ini untuk mengarahkan dan mendorong para petani di Pangalengan untuk beralih secara bertahap dari pertanian sayuran Prima III menuju pertanian sayuran organik.

2. Strategi W

–O Weakness–Opportunities Strategi W –O merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan untuk meraih peluang. Penyediaan fasilitas dan dukungan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengembangkan pertanian sayuran organik di Pangalengan. Fasilitas pra produksi hingga pasca panen yang memadai dapat mendorong Poktan untuk beralih ke pertanin organik. Penggunaan alat-alat teknologi pertanian yang berbasis ramah lingkungan dan pembangunan sarana dan prasarana yang baik dan lengkap merupakan faktor-faktor pendukung yang sangat dibutuhkan untuk memajukan pertanian organik di Pangalengan. Salah satu tantangan pengembangan pertanian organik di Pangalengan adalah aspek finansial atau modal struktur biaya produksi dan pendapatan. Pada umumnya petani maupun kelompok tani di Pangalengan memiliki modal finansial yang relatif kecil. Bahkan terdapat beberapa Poktan yang meminjam modal usaha sebelum memulai produksi. Keterbatasan modal meyebabkan produktivitas yang rendah dan belum terkelolanya SDA dan SDM secara maksimal. Oleh karena itu, penguatan aspek finansial modal merupakan faktor yang sangat penting. Dalam mengembangkan pertanian organik membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama permodalan awal untuk mendapatkan sertifikasi lahan. Kemudian pasokan bibit, atau benih yang tersertifikasi masih terbatas, sehingga harganya lebih mahal bila dibandingkan dengan bibit biasa. Oleh karena itu, bantuan finansial dari pemerintah untuk memberikan pinjaman modal usaha dengan bunga rendah kurang dari 6 ataupun subsidi benih dan pupuk dapat membantu petani untuk mengembangkan pertanian organik di Pangalengan. Memenuhi dan memproduksi sayuran yang bermutu sesuai dengan standar dan keinginan pembeli merupakan salah satu kelemahan yang harus diperbaiki oleh para petani di Pangalengan untuk mengembangkan pertanian sayuran organik. Mutu dari sayuran merupakan faktor penting bagi para konsumen dalam membeli suatu produk, karena selain membeli produknya nilai yang lebih berharga adalah manfaat dari produk yang telah dibeli. Struktur dari rantai pasok sayuran organik tentunya tidak jauh berbeda dengan sayuran biasa. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlangsungan rantai distribusi pemasarannya, para petani di Pangalengan diharapkan untuk melakukan kemitraan dengan pasar swalayan. Dengan bermitra maka produk sayuran organik yang telah diproduksi sudah memiliki pasar tetap dan rantai distribusinya juga akan berjalan secara kontinu.

3. Strategi S

–T Strengths–Threats Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk meminimalisasi ancaman eksternal. Produktivitas suatu komoditas sayuran bergantung pada faktor genetis, teknik budidaya dan interaksi dengan faktor lingkungan seperti tanah. Keadaan tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur cuaca dan iklim misalnya hujan, suhu dan kelembaban. Pengaruh cuaca dan iklim terkadang menguntungkan tetapi tidak jarang merugikan. Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Suhu udara juga merupakan faktor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman, misalnya kentang di daerah bersuhu rendah 18 -21 C. Keberadaan hama dan penyakit pada tanaman juga sangat dipengaruhi oleh dinamika iklim. Perubahan cuaca dan iklim yang sangat ekstrim, terutama kekeringan dan banjir dapat menyebabkan gagal panen. Cuaca dan iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang luas dan tidak dapat dikendalikan oleh Poktan. Namun Poktan dapat mensiasati hal itu dengan menanam jenis tanaman yang sesuai dengan musimnya. Salah satu pendekatan yang paling efektif untuk menghadapi perubahan cuaca dan iklim adalah menyesuaikan sistem usaha tani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim setempat. Penyesuaian tersebut harus berdasarkan pada pemahaman terhadap karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis dan interpretasi data iklim. Data yang lengkap dan akurat melalui pengamatan akan memberikan kejelasan gejala dan anomali cuaca atau iklim kepada Poktan. Dengan adanya data yang valid, maka data cuaca dapat diolah hingga informasinya dapat bermanfaat bagi petani maupun pengguna lain. Informasi yang diberikan akan sangat membantu dalam manajemen pertanian, karena unsur-unsur cuaca memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Dengan adanya informasi cuaca dan iklim, Poktan dapat melakukan perencanaan pola tanam yang lebih baik untuk menghadapi cuaca dan iklim tidak menentu. Selain itu, kekuatan internal yang harus dikembangkan adalah mengembangkan pertanian Prima III menuju pertanian sayuran organik unggulan. Pengembangan tesebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah sayuran ditingkat harga dari para distibutor.

4. Strategi W

–T Weakness–Threats Strategi W-T adalah taktik yang diarahkan dengan meminimalisasi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian di bidang pemasaran, seperti pengumpulan data produk sayuran organik yang banyak diminati konsumen, serta bernilai tambah tinggi, saluran atau rantai distribusi, informasi harga, segmentasi pasar dan tingkat persaingan. Dengan mengetahui kondisi pasar dan tingkat persaingan, maka Poktan dapat membuat produk sesuai dengan permintaan pasar. Dari hasil riset pasar juga dapat diketahui segmentasi produk, dimana produk tersebut dibutuhkan, kapan produk tersebut harus dipasok dan mutu produk yang diinginkan oleh konsumen. Selain itu juga dapat diketahui besarnya permintaan nyata dan potensi permintaan, kemudian kapan saat-saat permintaan memuncak, kapan saat-saat menurun. Kesemuanya itu ditujukan sebagai masukan bagi Poktan termasuk stakeholder dalam rangka pengambilan keputusan. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar. Memperkenalkan dan menginformasikan produk sayuran organik juga perlu dilakukan untuk menarik minat konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui pameran, iklan media massa, maupun cetak, menyebarkan brosur dan sebagainya. Rantai distribusi yang sangat panjang dapat memicu terjadinya spekulasi harga diantara para agen atau tengkulak. Spekulasi harga yang sangat ekstrim dapat merugikan para petani. Hal ini terjadi karena masing-masing pelaku pasar akan berusaha mencari keuntungan dari setiap harga jual produk. Bila daya beli konsumen tetap, maka harga produk ditingkat Petani akan ditekan sampai di bawah harga normal. Untuk mencegah terjadinya spekulasi harga dalam rantai distribusi, maka dibutuhkan pengawasan terpadu dari dinas pertanian. Melakukan efisiensi dalam rantai distribusi juga perlu dilakukan untuk menghindari biaya cost yang terlalu besar. Informasi harga komoditas juga sebaiknya dapat diakses oleh Poktan secara langsung. Dengan adanya transparansi harga, maka petani dapat menetapkan harga normal suatu komoditas dan hal ini tentunya dapat memberikan nilai tambah kepada petani atau kelompok tani. Selain itu, peranan pemerintah dalam regulasi harga sangat dibutuhkan terutama untuk memperkuat posisi daya tawar petani. Bila harga yang ditetapkan dapat memberikan nilai tambah kepada petani, atau Poktan, tentunya akan mendorong petani untuk meningkatkan mutu dan produktivitas. Dalam hal ini, dukungan dalam pengawasan dan pemantauan harga sayuran di setiap tingkatan rantai pasok sangat diperlukan. Dalam melakukan pengembangan pertanian organik di Pangalengan, selain dukungan dari pemerintah kerjasama antar petani juga merupakan faktor yang sangat penting. Para petani di Pangalengan harus mampu membentuk suatu asosiasi produsen untuk sayuran organik, baik ditingkat Gapoktan dan Poktan. Asosiasi tersebut diharapkan mampu menjadi wadah untuk menampung segala kesulitan dan mengatasi semua kendala dalam melakukan produksi sayuran organik. Dengan adanya asosiasi, para petani akan lebih tergerak dan termotivasi untuk menjadi produsen sayuran organik. Kerjasama antar petani tersebut dapat berupa kerjasama terkait secara teknis dan teknologi, serta dalam aspek finansial. Antar petani dapat melakukan penggabungan modal, atau saling meminjam modal untuk melakukan produksi sayuran organik. 4.8 Prioritas Strategi Pengembangan Manajemen Rantai Pasok Sayuran Organik di Kecamatan Pangalengan – Bandung Pemilihan strategi merupakan tahap terakhir dari proses pengolahan data dalam kajian ini. Alat analisis yang digunakan untuk memilih strategi dari beberapa alternatif strategi yang berhasil dibangkitkan yaitu dengan menggunakan AHP. Penggunaan AHP sebagai alat untuk pemilihan strategi karena AHP memiliki fleksibilitas yang tinggi, kemampuan untuk mengakomodasi kompleksitas permasalahan yang ada kedalam sebuah hirarki dan kendalanya mengakomodasi konflik diantara para pakar yang memberikan pendapat. Identifikasi untuk tiap masing-masing unsur dalam hirarki AHP dilakukan oleh pendapat tiga 3 orang ahlipakar dalam pertanian sayuran organik. Para ahlipakar tersebut meliputi pelaku rantai pasok oleh Bapak Bunyan, MS sebagai perwakilan dari praktisi, Bapak Sidik Haryanto, MSc yang merupakan Kasi Teknologi Subdit Budidaya Tanaman Sayuran, Direktorat Jenderal Hortikultura- Kementrian Pertanian sebagai perwakilan dari pemerintah dan staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian –IPB yaitu Dr. Ahmad Junaedi, MS sebagai perwakilan dari akademisi.

8.1 Ultimate Goal UG