Matriks IE Pengolahan dan Analisis Data

dikelompokan dalam dalam kuat 3,0 –4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman, rataan 2,0 –2,99 dan 1,0–1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. Tabel 7. Analisis matriks EFE Faktor Kunci Internal Bobot a Rating b Skor a x b Peluang : - - Ancaman : - - Total Sumber : David, 2010

3.4.4 Matriks IE

Matriks IE merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan EFE. Penggunaan Matriks IE bertujuan untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat divisi unit bisnis lebih detail. Matriks IE didasarkan pada dua 2 dimensi kunci, yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X, dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y, seperti yang terlihat pada Gambar 7. Kuat Rataan Lemah 4,0 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 Tinggi 3,0 I II III 3,0 – 4,0 Menengah 2,0 IV V VI 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 VII VIII IX 1,0 – 1,99 Gambar 7 . Matriks IE Diagram tersebut mengidentifikasikan 9 sembilan sel strategi perusahaan dalam matriks IE, tetapi pada prinsipnya 9 kesembilan sel itu dapat dikelompokan menjadi strategi utama, yaitu : To ta l Nila i EFE Dib er i Bo b o t Total Nilai IFE Diberi Bobot a. Strategi tumbuh dan bina growth and build, yang berada pada sel I, II, dan IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk, atau strategi integratif integrasi ke depan, ke belakang dan horizontal. b. Strategi mempertahankan dan memelihara hold and maintain, yang berada pada sel III, V dan VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan 2 dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. c. Strategi panen atau divestasi harvest or divest, yang berada pada sel VI, VIII, IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi dan strategi likuidasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan berada dalam atau disekitar sel I dalam matrik IE. Nilai-nilai IFE dikelompokan dalam kuat 3,0 –4,0, sedang 2,0–2,99, dan lemah 1,00–1,99. Sedangkan nilai EFE dapat dikelompokan dalam tinggi 3,0 –4,0, sedang 2,0–2,99 dan rendah 1,00 –1,99. 3.4.5 . Matriks SWOT Setelah mengolah dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal, penelitian dilanjutkan pada perumusan strategi. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan tantangan eksternal yang dihadapi kelompok tani dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT juga digunakan untuk membuat strategi-strategi alternatif yang dapat digunakan oleh kelompok tani untuk menghasilkan produksi maksimal. Matriks ini dapat menghasilkan 4 empat sel kemungkinan alternatif, yaitu : a. Strategi SO Strengths –Opportunity Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang- peluang yang ada di luar perusahaan. b. Strategi WO Weakneses –Opportunity Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. c. Strategi ST Strengths –Threats Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari, atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. d. Strategi WT Weakneses –Threats Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Tabel 8. Matriks SWOT Internal Factor IE External Factor EF Strengths S Daftar Kekuatan 1. 2. 3. 4. 5. Weaknesses W Daftar Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5. Opportunies O Daftar Peluang 1. 2 3. 4. 5. Strategi – S O Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam upaya meraih peluang. Strategi – W O Strategi yang disusun untuk mengurangi kelemahan yang ada dalam upaya meraih peluang Threats T Daftar Ancaman 1. 2. 3. 4. 5. Strategi – S T Strategi yang disusun untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam upaya menghadapi ancaman. Strategi – W T Strategi yang disusun untuk mengurangi kelemahan yang ada dalam upaya menghadapi ancaman. Matriks SWOT digunakan untuk membuat strategi-strategi alternatif yang dapat digunakan oleh kelompok tani untuk menghasilkan produksi maksimal. Langkah- langkah menyusun matrik SWOT adalah: a. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. b. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. c. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. d. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi S-O dalam sel yang tepat. f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi W-O dalam sel yang tepat. g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi S-T dalam sel yang tepat. Sumber : David, 2010 h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi W-T dalam sel yang tepat. 3.4.6Analisis AHP Terdapat tiga 3 prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis Marimin dan Maghfiroh, 2010. Pengolahan data dengan menggunakan software AHP Expert Choice. a. Penyusunan Hirarki dan Penilaian setiap Level Hirarki Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahankompleks yang diuraikan menjadi unsur pokoknya, unsur pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian- bagiannya lagi secara hirarki.Susunan hirarki terdiri dari goal, kriteria dan alternatif.Penilaian dilakukan melalui perbandingan berpasangan, dengan skala 1- 9 untuk mengekspresikan pendapat.Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 . Nilai level hirarki Nilai Keterangan 1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal 3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal 5 Faktor Vertikal jelas lebih penting Faktor Horizontal 7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari Faktor Horizontal 9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai unsur yang berdekatan 1 2-9 Kebalikan dari keterangan nila 2 – 9 b. Penentuan Prioritas Untuk setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasanganpairwise comparisons untuk menentukan prioritas. Proses perbandingan berpasangan dimulai pada puncak hirarki goal digunakan untuk melakukan pembandingan yang pertama, lalu dari level tepat dibawahnya kriteria danmengambil unsur-unsur yang akan dibandingkan. Contoh matriks perbandingan kriteria ada pada Tabe1 10. Tabel 10 . Matriks perbandingan kriteria Gol K1 K2 K3 K1 K2 K3 Dalam matrik ini, bandingkan unsur K1 dalamkolom vertikal dengan unsur K1,K2, K3 dan seterusnya. c. Konsistensi Logis Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia nyata.Nilai rasio konsistensi harus 10, atau kurang, jika lebih dari 10, maka penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki.Unsur dalam perancangan keputusan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 . Unsur dalam perancangan keputusan Marimin dan Maghfiroh, 2010 TujuanSasaran K3 K2 Pemilihan Strategi Pengembangan Rantai Pasok Sayuran Organik Kriteria K1 K5 Alternatif K4 A2 A1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1