Wayang Golek Peneliti Papan nama flora

b. Wayang Golek

Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat.Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.Wayang golek menampilkan boneka- boneka kayu yang dimainkan oleh seorang dalang dan pada umumnya dalang memainkan boneka kayu bernama “Cepot” Gambar 10 sebagai tokoh utama.Permainan wayang terkadang diiringi dengan gamelan Sunda, gambang, saron, kenong, bonang, kecrek, kendang, bedug,gong, rebab, dan gendang Gambar 11. Gambar 10 Tokoh wayang “Cepot”. Gambar 11 Gendang. Masyarakat Cikampek cukup mengenal kesenian ini dikarenakan kepiawaian dalang yang ahli dalam memainkan tokoh. Umumnya dalang bercerita mengenai Sastra Lama seperti tokoh Ramayana, Mahabharata, Wali Songo, Bagong, dan Semar. Setiap cerita dalam wayang golek memuat unsur hiburan, pendidikan, adat istiadat, atau religi.Keahlian dalang dalam mengembangkan cerita ke arah modernisasi tanpa mengurangi nilai tradisional dan esensinya yang selalu relevan dengan situasi zaman berperan penting dalam mempopularkan wayang pada pengunjung.

5.3 Pengelola

Pusat Litbang Hutan Tanaman telah menjadi pengelola KHDTK Cikampek sejak tahun 2008.Beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh Litbang diantaranya penelitian, patroli dan pengamanan kawasan hutan, serta penyuluhan kepada masyarakat mengenai keberadaan hutan.Untuk pengembangan kegiatan wisata di KHDTK Cikampek, Kepala Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan, Dr. Ir. Bambang Tri Hartono, MF mengharapkan ekowisata sebagai konsep utama. Melalui ekowisata, pengunjung dapat lebih respect terhadap program KHDTK Cikampek dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan fungsi KHDTK Cikampek sebagai areal penelitian. Untuk membantu kelancaran kegiatan-kegiatan yang terselenggara di kawasan, pengelola telah menyediakan visitor center sebagai media interpretasi, namun media ini belum difungsikan secara maksimal.Sedangkan untuk pengadaaan sarana dan prasarana seperti tempat sampah dan toilet sedang dipertimbangkan ke depannya untuk direalisasikan. 5.4 Karakteristik dan Keinginan Pengunjung KHDTK Cikampek

5.4.1 Karakteristik pengunjung

Pengunjung yang datang ke KHDTK Cikampek terbagi atas dua kategori yakni pengunjung dengan tujuan penelitian atau pendidikan dan pengunjung dengan tujuan wisata.Pengunjung dengan tujuan penelitian atau pendidikan disebut sebagai peneliti, sedangkan pengunjung dengan tujuan wisata disebut sebagai pengunjung atau wisatawan.

a. Peneliti

Data dari pengelola KHDTK Cikampek menyebutkan bahwa sejak tahun 2009-2012 tercatat sebanyak 387 pengunjung yang telah mendatangi kawasan ini dengan tujuan penelitian atau pendidikan.Pengunjung tersebut adalah siswai dan guru dari sekolah, mahasiswai dan dosen dari universitas, mahasiswai asing, dan lembaga pemerintah atau non pemerintah.Mahasiswai asing ini berasal dari Korea dan Jepang Kagoshima University.Mereka datang dengan tujuan melakukan observasi lingkungan hutan di KHDTK Cikampek.Karakteristik peneliti disajikan pada tabel 12 berikut ini. Tabel 12Karakteristik peneliti No Karakteristik peneliti Persentase 1. Asal a.Karawang 24 b. Luar Karawang 73 c. Luar negeri 3 2. Jenis kelamin a. Laki-laki 73 b. Perempuan 27

b. Pengunjung

KHDTK Cikampek juga didatangi pengunjung untukberwisata.Hasil wawancara menyebutkan karakteristik pengunjung didominasi oleh responden yang berasal dari Karawang 71, sedangkan untuk pengunjung yang berasal dari luar Karawang berjumlah 26, dan sisanya 3 tidak menjawab.Peneliti menganalisis kelompok umur pengunjung sesuai dengan Heriyaningtyas 2009 yang membaginya menjadi empat bagian.Pembagian kelompok umur ini didasarkan pada keputusan dan kemampuan peneliti Nasution 2007.Kelompok umur KU I adalah anak-anak dengan tingkat umur berkisar 9-14 tahun, KU II adalah remajadengan tingkat umur berkisar 15-24 tahun, KU III adalah dewasa muda dengan tingkat umur berkisar 25-50 tahun, dan KU IV adalah dewasa tua dengan tingkat umur lebih dari 50 tahun. Karakteristik pengunjung disajikan pada tabel 13 berikut ini. Tabel 13Karakteristik pengunjung No Karakteristik pengunjung Persentase 1. Asal a.Karawang 71 b. Luar Karawang 26 Tabel 13 Karakteristik pengunjung lanjutan No Karakteristik pengunjung Persentase c. Tidak menjawab 3 2. Jenis kelamin a. Laki-laki 73 b. Perempuan 27 3. Tingkat pendidikan a. SMASMK 53 b. SMP 18 c. SD 5 d. Lainnya D1, D3, S1 9 e. Tidak menjawab 15 4. Pekerjaan a. Karyawan swasta 38 b. Pelajar 27 c. Wiraswasta 21 d. Lainnya PNS, pengusaha, teknisi, IRT 14 5. Kelompok Umur KU a. KU I 9-14 tahun 4 b. KU II 15-24 tahun 60 c. KU III 25-50 tahun 31 d. KU IV 50 tahun 3 e. Tidak menjawab 2

5.4.2 Sumber informasi mengenai kawasan

Sebagian besar pengunjung mendapatkan informasi mengenai KHDTK Cikampek berasal dari teman. Informasi juga didapatkan dengan cara lain seperti dari keluarga, media massa, atau pengunjung tahu kawasan dengan sendirinya karena ia tinggal di sekitar kawasan.Asal usul pengunjung mendapatkan informasi disajikan pada Gambar 12 berikut ini. Gambar 12 Asal usul pengunjung mendapatkan informasi. 70 13 11 3 3 Teman Lainnya Keluarga Media massa Tidak menjawab

5.4.3 Lama kunjungan

Pengunjung biasanya menghabiskan waktu kurang dari dua jam 54 untuk berwisata di kawasan. Lamanya kunjungan yang dilakukan oleh pengunjung di KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 13 berikut ini. Gambar 13 Durasi pengunjung melakukan kunjungan. 5.4.4 Waktu kunjungan Pengunjung biasanya melakukan kegiatan wisata di KHDTK Cikampek pada hari sabtu dan minggu.Terkadang pengunjung juga melakukan kunjungan selepas sekolahpulang kerja, liburan panjang, atau di kala senggang Gambar 14.Hal ini berkaitan dengan pekerjaan pengunjung yang mayoritasnya adalah karyawani swasta 38.Umumnya mereka melakukan kunjungan wisata saat liburan . Gambar 14 Waktu kunjungan.

5.4.5 Jumlah kunjungan

Sebagian besar pengunjung telah melakukan kunjungan ke KHDTK Cikampek lebih dari tiga kali 87 seperti yang tersaji pada Gambar 15. 54 18 15 12 1 Kurang dari 2 jam Lebih dari 10 jam 2-5 jam 5-10 jam Tidak menjawab 44 28 21 6 1 Sabtu dan minggu Lainnya Selepas sekolahkerja Liburan panjang Tidak menjawab Gambar 15 Jumlah kunjungan.

5.4.6 Pola kunjungan dan tujuan kunjungan

Mayoritas pengunjung datang ke KHDTK Cikampek bersama teman dan sebagian lainnya datang bersama keluarga, sendiri, atau pacar.Tujuan kunjungan terbanyak adalah berwisata dengan menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek.Sedangkan tujuan lainnya adalah melihat tumbuhan dan satwa, melakukan penelitian, piknik, berfoto, atau sekedar mengisi waktu luang dengan menyegarkan kembali fisik dan pikiran akibat rutinitas sehari-hari.Adapun pola atau modus kunjungan tersaji pada Gambar 16 dan tujuan pengunjung tersaji pada Gambar 17. Gambar 16 Modus kunjungan. 87 6 3 31 Lebih dari 3 kali Pertama kali Kedua kali Ketiga kali Tidak menjawab 73 16 7 3 1 Teman Keluarga Sendiri Lainnya Tidak menjawab Gambar 17 Tujuan kunjungan.

5.4.7 Motivasi kunjungan

Sebagian besar pengunjung beralasan memilih KHDTK Cikampek sebagai tujuan wisata karena lokasinya yang mudah dijangkau.Hal ini berkaitan dengan mayoritas pengunjung yang berasal dari Karawang 71.Sedangkan alasan lainnya adalah diajak teman, tertarik karena mendengar cerita teman, dan merupakan tempat yang cocok untuk melepas lelah dan stress.Motivasi kunjungan disajikan pada Gambar 18 berikut ini. Gambar 18. Motivasi kunjungan

5.4.8 Sarana transportasi yang digunakan

Sarana transportasi yang dominan digunakan oleh pengunjung untuk datang ke kawasan adalah kendaraan roda dua atau motor seperti yang tersaji pada Gambar 19. 74 14 7 4 1 Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek Lainnya Melihat tumbuhan dan satwa Melakukan penelitian Tidak menjawab 54 18 15 12 1 Mudah dijangkau Lainnya Diajak teman Tertarik karena mendengar cerita teman Tidak menjawab Gambar 19Sarana transportasi yang digunakan.

5.4.9 Kondisi jalan di kawasan

Mayoritas pengunjung memilih kondisi jalan kawasan tergolong biasa saja.Namun menurut peneliti, kondisi jalan di KHDTK Cikampek tergolong buruk karena banyak aspal yang berlubang sehingga dapat menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.Kondisi jalan di kawasan disajikan pada Gambar 20 berikut ini. Gambar 20 Kondisi jalan.

5.4.10 Objek yang disukai

Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus KHDTK Cikampek memiliki beberapa objek wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung.Mayoritas responden memilih suasana, kesejukan, dan pemandangan sebagai objek wisata favorit.Pengunjung memilih objek tersebut karena suasana, kesejukan, dan pemandangan dapat menyegarkan kembali fisik dan pikiran yang lelah.Selain itu, objek ini juga mudah dinikmati dengan hanya duduk di pinggir jalan tanpa masuk ke dalam kawasan hutan.Selain udaranya yang sejuk, pengunjung memilih 88 6 4 2 0 Motor Mobil Lainnya Tidak menjawab 48 30 20 2 Biasa saja Buruk Baik Tidak menjawab kawasan ini sebagai tempat berwisata karena banyak tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan, banyak warung penjual makanan, banyak tumbuhan dan satwa yang menarik, dan tempatnya bersih.Objek yang disukai pengunjung disajikan pada Gambar 21 berikut ini. Gambar 21 Objek yang disukai.

5.4.11 Kesediaan kembali berkunjung

Sebagian besar pengunjung bersedia untuk kembali datang berkunjung ke kawasan ini 95 seperti yang tersaji pada Gambar 22. Gambar 22 Kesediaan kembali berkunjung.

5.4.12 Fasilitas yang dibutuhkan pengunjung

Lebih dari 10 pengunjung memerlukan fasilitas pendukung berupa papan arah, kamar mandi, tempat sampah, dan pusat informasi.Papan arah dibutuhkan agar pengunjung tidak tersesat dalam kawasan hutan, kamar mandi dibutuhkan agar tidak ada lagi pengunjung yang buang air sembarangan sehingga kebersihan lingkungan dan keasrian kawasan tetap terjaga.Begitu pula halnya 58 23 10 9 Suasana, kesejukan, dan pemandangan Tumbuhan dan satwa Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain Lainnya 95 5 Ya Tidak dengan kebutuhan tempat sampah.Pengunjung mengharapkan dengan adanya tempat sampah di beberapa titik kawasan dapat mengurangi sampah-sampah yang bertebaran di lantai hutan. Pengunjung juga memerlukan papan nama tumbuhan, papan vandalisme, peta objek wisata, papan cerita objek, pusat cinderamata dan shelter. Papan vandalisme dibutuhkan oleh pengunjung untuk menyalu rkan hobi “corat-coret” mereka tanpa harus merusak lingkungan. Papan vandalisme juga berguna bagi pengunjung yang ingin menulis nama masing-masing yang menandakan mereka pernah datang ke kawasan ini. Peta objek wisata dibutuhkan agar pengunjung mengetahui jalur menuju setiap objek wisata.Papan cerita objek diperlukan sebagai pelengkap untuk lebih menikmati objek yang ada dan juga dapat menambah wawasan pengunjung.Shelter dibutuhkan agar pengunjung dapat beristirahat sementara saat tengah berwisata di KHDTK Cikampek.Adapun fasilitas yang dibutuhkan pengunjung disajikan pada Gambar 23 berikut ini. Gambar 23 Fasilitas yang dibutuhkan pengunjung.

5.5 Perencanaan Media Interpretasi

Pencapaian keberhasilan dalam menghubungkan sumberdaya dengan pengunjung dapat ditempuh dengan media interpretasi.Media ini berfungsi meningkatkan pemahaman dan kesadaran pengunjung dan masyarakat, melindungi dan melestarikan sumberdaya di dalam KHDTK Cikampek serta 22 14 14 14 8 5 5 5 4 4 4 1 Papan arah Kamar mandi Tempat sampah Pusat informasi Papan nama Papan vandalisme Peta objek wisata Pusat cinderamata Papan cerita objek Tidak menjawab Shelter Lainnya mengenalkan pengelolaan KHDTK Cikampek.Adapun media interpretasi yang sudah tersedia saat ini di kawasan adalah visitor center. Sharpe 1982 menjelaskan bahwa media interpretasi terbagi dalam dua kategori yaitu media langsung personal services dan media tidak langsung nonpersonal services.Media langsung mengutamakan fleksibilitas dan pelayanan yang ramah kepada pengunjung, contohnya adalah petugas informasi dan interpreter guide. Media langsung memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk dapat berinteraksi langsung dengan objek-objek wisata dan bebas berkomunikasi dengan petugas informasi dan interpreter. Peran seorang petugas informasi dan interpreter sangat besar untuk mengungkapkan potensi kawasan secara menarik kepada pengunjung.Media ini dapat dilakukan terhadap objek-objek wisata yang mudah ditemukan dan bersifat tidak rentan terhadap gangguan. Media tidak langsung adalah media yang menggunakan alat bantu dalam memperkenalkan objek-objek wisata. Media ini dapat berupa peralatan audio, papan interpretasi, media cetak, media elektronik, pameran dan visitor center.Sebuah media yang baik dapat dilihat dari isinya yang menarik perhatian dan dimengerti oleh pengunjung, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta pemilihan simbol, warna, dan material yang tepat.Media tidak langsung biasanya diselenggarakan terutama untuk kawasan yang rawan dan sangat luas serta objek wisatanya rentan terhadap gangguan.Namun media ini juga dapat digunakan untuk memberikan pemahaman lebih kepada pengunjung mengenai objek wisata dan kawasan tersebut. Pengunjung yang datang ke KHDTK Cikampek terbagi atas peneliti dan pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan wisata.Perencanaan media interpretasi untuk peneliti dipengaruhi oleh jenis kelamin dan asal. 1. Jenis kelamin Mayoritas peneliti berjenis kelamin laki-laki 73.Machlis 1997 menyatakan bahwa laki-laki cenderung berkomunikasi secara visual dan lebih peka terhadap lingkungan. Oleh karena itu media yang direkomendasikan adalah papan interpretasi dengan materi seperti petunjuk arah, nama jenis flora, kondisi kawasan, peta objek kawasan, dan papan peringatan. 2. Asal Sebagian besar peneliti berasal dari luar Karawang dengan persentase sebesar 73.Berdasarkan hal ini, media yang direkomendasikan adalah interpreter dengan harapan dapat membantu peneliti mengetahui kondisi kawasan, objek-objek kawasan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti. Perencanaan media interpretasi untuk pengunjung dipengaruhi oleh beberapa macam faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Pengunjung Karakteristik pengunjung yang datang ke KHDTK Cikampek didominasi: a. laki-laki 73. Machlis 1997 menyatakan bahwa laki-laki cenderung berkomunikasi secara visual dan lebih peka terhadap lingkungan. Oleh karena itu media yang direkomendasikan adalah papan interpretasi. Materi yang diberikan antara lain nama jenis flora, peta objek kawasan, petunjuk arah, dan papan cerita objek. b. berasal dari Karawang 71, diasumsikan pengunjung cukup mengetahui kondisi kawasan. Oleh karena itu dibutuhkan media seperti papan interpretasi dan media cetakyang bersifat tidak memaksa pengunjung, tidak membosankan, dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.Materi yang diberikan antara lain potensi kawasan. c. tingkat pendidikan terakhir adalah SMASMK 53. U.S. Office of Personnel Management 1962 menyebutkan bahwa siswai sekolah lebih cocok dipandu oleh seorang interpreter sebagai media interpretasi bagi mereka.Hal ini dikarenakan interpreter dapat mengkomunikasikan kepada siswai sekolah tersebut akan pengetahuan, pemahaman, tanggung jawab, dan apresiasi terhadap kawasan. Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, objek-objek wisata yang ada di kawasan, dan kegiatan yang dapat merusak kondisi kawasan. d. pekerjaan sebagai karyawan swasta 38. Menurut Shu YC 2005, terdapat korelasi positif antara tingkat pendapatan dengan pekerjaan. Seorang karyawan swasta diasumsikan memiliki pendapatan yang tetap selama satu bulan sehingga mereka sanggup membayar jasa seorang intepreter. Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek-objek wisata yang ada di kawasan. e. umur berkisar 15-24 tahun 60. Ballantyne1998 menyatakan bahwa kisaran umur dibawah 40 tahun tergolong dalam pengunjung aktif. Mereka cenderung memilih kegiatan petualangan, touring kawasan, atau treking. Oleh karena itu media yang direkomendasikan adalah media cetak karena media ini dapat dibawa kemana-mana dan tidak merepotkan pengunjung. Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan dan objek-objek wisata yang ada di kawasan. 2. Tujuan pengunjung Mayoritas pengunjung KHDTK Cikampek bertujuan untuk menikmati kesejukan dan pemandangan kawasan 74.Papan interpretasi dapat membantu pengunjung dalam mewujudkan hal tersebut.Jika dibutuhkan, peran seorang interpreter juga dapat membantu pengunjung dalam menikmati tujuan kunjungannya. Materi yang diberikan antara lain peta objek kawasan dan petunjuk arah. 3. Interaksi pengunjung Sebagian besar pengunjung KHDTK Cikampek memiliki pola berkelompok.Hal ini terlihat dari kedatangan pengunjung yang didominasi oleh modus kunjungan bersama teman 73.Pola kunjungan berkelompok biasanya melibatkan komunikasi dua arah.Oleh karena itu media yang dapat direkomendasikan adalah perjalanan dengan interpreter.Selain dapat menjalin komunikasi dua arah antara pengunjung dengan interpreter, media ini juga dapat menjalin komunikasi antar pengunjung. Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek-objek wisata yang ada di kawasan. 4. Hubungan antara pengunjung dengan media Tilden 1957 diacu dalam Sharpe 1982 menyebutkan bahwa cara untuk berhubungan baik dengan seseorang adalah dengan memberikan sentuhan pada mereka secara pribadi. Di Mount Rainier National Park terdapat sebuah papan interpretasi sederhana dengan kalimat “Anda sedang berdiri di atas batu yang dilapisi dengan es gletser”. Kalimat ini dapat memberikan sentuhan secara pribadi kepada pengunjung karena mereka telah dihubungkan secara langsung dengan sumberdaya.Selain melalui papan interpretasi, interaksi antara pengunjung dengan sumberdaya juga dapat terjadi melalui interpreter, petugas informasi, dan visitor center. Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek wisata yang ada di kawasan. 5. Perlindungan pengunjung Pengunjung membutuhkan informasi untuk mengetahui keadaan lingkungan baik secaraverbal maupun tanda-tanda.Kondisi fisik kawasan KHDTK Cikampek relatif aman dan jauh dari situasi yang membahayakan keamanan pengunjung.Akan tetapi dari aspek biologi, terdapat ular Trimeesurus albolabris yang dapat membahayakan keselamatan pengunjung.Oleh karena itu media yang direkomendasikan adalah papan interpretasi dengan materi seperti pesan-pesan peringatan dan larangan. 6. Musim kunjungan Pengunjung biasanya melakukan kegiatan wisata di KHDTK Cikampek pada hari sabtu dan minggu 44.Oleh karena itu dibutuhkan media yang selalu ada setiap saat seperti papan interpretasi. Materi yang diberikan antara lain petunjuk arah, nama jenis flora, peta objek kawasan, dan papan cerita objek. 7. Sumberdaya yang ada Sumberdaya yang berada di dalam KHDTK Cikampek terdiri atas potensi flora, fauna, dan fisik.Ketiga jenis sumberdaya ini dapat ditemukan langsung oleh pengunjung saat berada di kawasan.Media interpretasi yang dapat direkomendasikan adalah interpreter dan papan interpretasi.Materi yang diberikan antara lain nama jenis flora, papan cerita objek, dan peta objek kawasan. Sedangkan sumberdaya yang berada di luar KHDTK Cikampek antara lain seni tari dan wayang golek. Potensi ini tergolong terbatas karena pengunjung tidak dapat menikmatinya setiap saat.Oleh karena itu media yang direkomendasikan adalah media cetak yang dapat memberikan informasi dan dokumentasimengenai kesenian tersebut. 8. Perlindungan sumberdaya Salah satu jenis tumbuhan, Swietenia macrophylla temasuk dalam kategori kelangkaan Appendix II CITES.Objek ini bersifat rentan terhadap gangguan sehingga media yang direkomendasikan adalah papan interpretasi.Materi yang diberikan antara lain nama flora dan papan peringatan. Sedangkan untuk potensi flora dan fauna lainnya serta potensi seni bersifat tidak rentan terhadap gangguan sehingga media yang direkomendasikan adalah perjalanan dengan interpreter, papan interpretasi dan media cetak.Materi yang diberikan antara lain kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, objek-objek wisata yang ada di kawasan, dan papan vandalisme. 9. Kerusakan tapak akibat pembangunan Pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan di KHDTK Cikampek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi tapak.Hal ini disebabkan pengelola lebih memfokuskan pada kegiatan penelitian di kawasan sehingga pembangunan yang dilakukan hanya terbatas.Oleh karena pembangunan yang terbatas dan tidak menyebabkan kerusakan pada tapak, maka pengunjung dapat menikmati kunjungan dengan ditemani oleh interpreter. Materi yang diberikan antara lain kondisi dan pengelolaan kawasan. 10. Iklim Kawasan Cikampek memiliki tipe iklim C klasifikasi Schmidt- Ferguson.Tipe iklim ini tergolong agak basah dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daun pada musim kemarau.Curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan Desember, Januari sampai April, sedangkan curah hujan yang rendah terjadi pada bulan Mei sampai September.Berdasarkan kedua hal tersebut, media yang direkomendasikan adalah papan interpretasi dan visitorcenter.Materi yang diberikan adalah menginterpretasikan kondisi fisik sungai dan sawah.Adapun material yang direkomendasikan sebagai bahan baku papan interpretasi adalah anodized aluminium,photometal, dan polycarbonateyang tahan terhadap cuaca. Perencanaan media interpretasi untuk KHDTK Cikampek berdasarkan faktor pengunjung dan sumberdaya disajikan pada tabel 14 berikut ini. Tabel 14 Alternatif media interpretasi No Faktor Aspek Alternatif Media Interpretasi Materi yang diberikan 1. Pengunjung a. Karakteristik - jenis kelamin Papan interpretasi nama jenis flora, peta objek kawasan, petunjuk arah, papan cerita objek - asal Papan interpretasi dan media cetak Potensi kawasan - tingkat pendidikan terakhir Interpreter kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, objek-objek wisata yang ada di kawasan, dan kegiatan yang dapat merusak kondisi kawasan - pekerjaan Interpreter kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek wisata - kisaran umur Media cetak kondisi kawasan dan objek- objek wisata yang ada di kawasan b. Tujuan Papan interpretasi dan interpreter peta objek kawasan dan petunjuk arah c. Interaksi Interpreter kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek-objek wisata yang ada di kawasan d. Hubungan antara pengunjung dengan media Papan interpretasi, interpreter, petugas informasi, dan visitor center kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, dan objek wisata yang ada di kawasan e. Perlindungan Papan interpretasi pesan-pesan peringatan dan larangan f. Musim kunjungan Papan interpretasi petunjuk arah, nama jenis flora, peta objek kawasan, dan papan cerita objek 2. Sumberdaya a. Sumberdaya yang ada Papan interpretasi, interpreter, nama jenis flora, papan cerita objek, dan peta objek kawasan, media cetak kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beserta dokumentasinya b. Perlindungan Papan interpretasi, interpreter, media cetak nama flora dan papan peringatan, serta kondisi kawasan, pengelolaan kawasan, objek-objek wisata yang ada di kawasan, dan papan vandalism Prioritas perencanaan media interpretasi berdasarkan faktor peneliti, pengunjung, dan sumberdaya adalah: 1. Papan interpretasi 2. Interpreter 3. Media cetak 4. Visitor center 5. Petugas informasi

5.5.1 Papan interpretasi

Papan interpretasi yang direncanakan di KHDTK Cikampek terdiri atas papan nama flora, papan cerita objek, papan penunjuk arah, papan vandalisme, peta objek wisata, dan papan peringatan serta larangan. Untuk dapat berkomunikasi dan menyampaikan informasi kepada pengunjung, sebuah papan interpretasi harus menyenangkan, terorganisir, relevan, dan memiliki tema.Papan interpretasi yang menyenangkan bersifat dapat menarik perhatian pengunjung melalui warna, gambar, dan desainnya.Papan interpretasi yang terorganisir berfungsi membantu pengunjung untuk mendapatkan semua informasi yang terkandung di dalamnya.Papan interpretasi yang bersifat relevan dapat menghubungkan informasi dengan keadaan di sekitar pengunjung.Sebuah contoh papan interpretasi mengenai tumbuhan payau dengan kalimat “Setelah berenang di laut, Anda akan merasakan kulit yang kering dikarenakan efek garam yang terdapat pada kulit Anda”. Papan ini dikatakan relevan karena berhubungan dengan apa yang dilihat, dibayangkan, atau dirasakan oleh pengunjung. Tema yang ada pada papan interpretasi berfungsi untuk meningkatkan jumlah pengunjung untuk membaca papan tersebut Natural Resources Services 2003. Tinggi sebuah papan interpretasi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tinggi badan pengunjung National Park Service 2012. Orang Indonesia umumnya memiliki tinggi badan berkisar 155-165 cm. Oleh karena ituukuran tinggi papan interpretasi yang ideal adalah berkisar 155-160 cm dari atas tanah, sehingga tidak menyulitkan pengunjung untuk membacanya. Teks atau pesan pada papan intepretasi harus bersifat personal dengan menggunakan kata-kata yang tidak baku dan mudah dimengerti oleh pengunjung. Sebuah pesan juga harus sederhana, ringkas, jelas, dan tidak panjang lebar sehingga pengunjung tidak bingung ketika membacanya Natural Resources Services 2003. Jenis huruf yang dapat digunakan antara lainfont Trebuchet, Tahoma, Arial, Calibri, dan Franklin. Ukuran font hendaknya disesuaikan dengan ukuran papan sehingga huruf tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Pemilihan material papan interpretasi dapat menngunakananodized aluminium, photometal, dan polycarbonate. Ketiga material ini bersifat tahan terhadap cuaca dan pemakaiannya cocok di luar ruangan.Anodized aluminium adalah material dengan harga yang cukup mahal namun sangat tahan lama dan biaya pemeliharaannya relatif murah.Contoh material anodized aluminium dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24 Anodizedaluminium. Photometal adalah material yang terdiri atas campuran aluminium dengan suasa.Material ini bersifat tahan terhadap korosif dan vandalisme.Contoh material photometal dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25 Photometal. Polycarbonate adalah material yang berkekuatan 250 kali lebih kuat dibandingkan kaca dan tahan terhadap cahaya matahari Department of the Interior 2006..Contoh material polycarbonate dapat dlihat pada Gambar 26. Gambar 26Polycarbonate.

a. Papan nama flora

Papan nama ini dikhususkan pada tumbuhan-tumbuhan yang terdapat di KHDTK Cikampek. Materi yang terdapat pada papan nama flora adalah nama lokal, nama ilmiah, dan famili suatu tumbuhan. Papan ini berfungsi menginformasikan berbagai jenis tumbuhan yang ada di kawasan dan papan diletakkan pada masing-masing tumbuhan.Contoh peletakan papannama flora dalat dilihat pada Gambar 27. Sedangkan untuk desain papannama flora dapat dilihat pada Gambar 28. Gambar 27 Peletakan papan nama flora. Gambar 28 Desain papan nama flora.

b. Papan cerita objek