memungkinkan menarik minat pengunjung untuk ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut.
Interpretasi lingkungan juga dapat dikatakan sebagai suatu aktifitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan
pengunjung melalui pengalaman tangan pertama dan penggambaran media ilustrasi secara sederhana Tilden 1957diacu dalam Sharpe 1982.Interpretasi
yang lengkap harus dapat diketahui, distimulasikan, dan jelas. Seseorang tidak akan pernah menjadi pendengar yang baik apabila tidak mengetahui
permasalahan-permasalahannya. Melalui pengetahuan dan menjadi pendengar yang baik maka selanjutnya akan mau belajar Graser 1976 diacu dalam Muntasib
2003.
2.2.2 Tujuan interpretasi
Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata 1988 menyatakan interpretasi konservasi alam merupakan suatu cara yang strategis, sebab
interpretasi taman nasional memiliki dua tujuan pokok, yakni: a.
Untuk membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan dan lebih kaya akan pengalaman, dengan cara meningkatkan kesadaran,
penghargaan dan
pengertian akan
kawasan konservasi
yang dikunjunginya, antara lain melalui:
1. Pemanfaatan waktu yang efisien selama kunjungan yang sifatnya
rileks, menyenangkan dan penuh inspirasi. 2.
Penambahan pengetahuan dan atau pengertian semaksimal mungkin tentang hubungan timbal balik dari sekian banyak aspek
yang mereka amati, termasuk dengan kehidupan mereka sendiri. 3.
Penyampaian informasi yang benar, tepat, dan menarik. b.
Untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang bersangkutan, yaitu dengan cara:
1. Meningkatkan penggunaan sumberdaya rekreasi bagi pengunjung
yang bijaksana. 2.
Menanamkan pengertian bahwa kawasan konservasi yang dikunjungi tersebut adalah tempat yang istimewa sehingga
memerlukan perlakuan yang khusus, dan sekaligus menekan
serendah-rendahnya pengaruh yang kuat dari manusia terhadap sumberdaya alam yang ada.
Sharpe 1982, menjelaskan interpretasi memiliki tiga tujuan, pertama adalah interpretasi bertujuan membantu pengunjung dalam mengembangkan
kesadaran agar lebih peka, apresiasi, dan paham akan kawasan yang dikunjungi. Kedua, interpretasi membantu dalam mencapai tujuan manajemen, dan yang
terakhir adalah interpretasi bertujuan mempromosikan organisasi agar publik lebih memahami organisasi tersebut. Tilden 1957 diacu dalam Sharpe 1982
memberikan enam prinsip interpretasi, antara lain: 1.
Suatu interpretasi yang tidak ada kaitannya antara apa yang diperagakan atau diuraikan dengan apa yang dialami atau kepribadian personal para
pengunjung, maka hal tersebut merupakan hal yang sia-sia. 2.
Informasi atau materi yang sejenis dengan itu saja bukanlah termasuk dalam kategori interpretasi. Interpretasi adalah ungkapan rahasia yang
didasarkan atas informasi-informasi, namun interpretasi berbeda dan lebih luas daripada informasi. Interpretasi memuat unsur-unsur informasi.
3. Interpretasi adalah seni yang menggabungkan bermacam-macam seni, baik
bersifat ilmiah, sejarah atau arsitektur, atau sesuatu seni yang pada suatu tingkatan dapat diajarkan pada orang lain.
4. Cara mengungkapkan interpretasi bukanlah dengan paksaan melainkan
dengan ajakan atau persuasif. 5.
Interpretasi bermaksud mempertunjukkan secara jelas dan bukan setengah- setengah. Interpretasi sebaiknya tidak dirahasiakan atau hanya boleh
digunakan oleh kelompok tertentu saja. 6.
Interpretasi yang ditujukan pada anak-anak tidak dapat digunakan pada interpretasi yang ditujukan pada orang dewasa karena masing-masingmya
memiliki pendekatan yang berbeda.
2.2.3 Obyek interpretasi