Media interpretasi Interpretasi .1 Defenisi interpretasi

tersebut. Program interpretasi secara tidak langsung ini harus dibuat menarik dan dapat mewakili potensi alam yang ada di lokasi tersebut.

2.2.5 Media interpretasi

Media sebenarnya merupakan salah satu unsur dalam komunikasi, karena dalam proses komunikasi selalu terjadi suatu proses penyampaian informasi dan sumber informasi atau dari pengirim pesan kepada sasaran atau penerima informasi melalui suatu media. Proses komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang dikirimkan tersebut dapat dimengerti oleh penerima pesan. Atau dengan cara lain pengirim pesan harus mendesain pesan yang dikirimkan sedemikian rupa sehingga penerima pesan dapat mengerti dan memahami isi pesan tersebut Muntasib 2003. Skema proses komunikasi dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1 Model Komunikasi Katz and Lazarsfeld diacu dalam Lubis et. al 2010. Muntasib 2003 menjelaskan bahwa komunikasi bisa berlangsung secara verbal maupun non verbal atau dalam bentuk visual berupa gambar, simbol, dan lain-lain. Dalam interpretasi, komunikasi non verbal sangatlah diperlukan karena: 1. Pesan yang akan disampaikan akan lebih menarik perhatian 2. Pesan yang disampaikan lebih efisien karena gambaran visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata sehingga diharapkan dapat lebih mempercepat pemahaman pesan. 3. Pesan yang disampaikan lebih efektif karena dapat membuat sasaran lebih berkonsentrasi. Pesan visual harus dirancang sesuai dengan tingkat pemahaman isi penerimasehingga dapat memahami isi pesan yang disampaikan.Maka dari itu diperlukan suatu keterampilan memvisualkan ide-ide dari lingkungan yang masih bersifat verbal menjadi bentuk-bentuk visual Haryono Siswosumarto 1986 diacu dalam Muntasib 2003. Terdapat tiga cara untuk memvisualkan ide-ide yaitu simbol piktoral, simbol grafis, dan simbol verbal. Sumber Pesan Media Massa Publik Opinion Leaders 1. Simbol piktoral merupakan suatu cara untuk merekonstruksi benda atau obyek yang diwakili serealistik dan senyata mungkin, misalnya potret, gambar, ilustrasi, relief, maupun ukiran. 2. Simbol grafis merupakan suatu cara untuk merekonstruksi benda atau obyek secara abstrak atau hanya garis besar benda nyatanya saja atau hanya bayangan dari benda nyata tersebut. 3. Simbol verbal merupakan suatu cara untuk merekonstruksi benda atau obyek yang berupa kata atau kalimat yang memberikan label atau uraian pada benda nyatanya. Pemilihan simbol-simbol tersebut haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan juga tergantung dari siapa sasarannyaagardapat merancang suatu interpretasi yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan simbol antara lain simbol tersebut dapat mengkomunikasikan obyeknya, sasaran dapat membaca pesan sesuai dengan tujuan perencana, simbol harus dirancang dengan baik, dan rancangan haruslah estetis. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media Muntasib Rachmawati 2003: 1. Pengunjung Pengunjung yang datang ke suatu kawasan mempunyai kesenangan dan latar belakang yang bermacam-macam, usia, kelompok, dan sebagainya. Perencana interpretasi harus memilih media yang dapat meliputi keanekaragaman pengunjung seluas mungkin. 2. Tujuan pengunjung Suatu kawasan biasanya mempunyai daya tarik lingkungan masing-masing dan diantara bagian-bagian yang menarik tadi, terdapat bagian yang lebih disukai pengunjung dibanding tempat lainnya.Tempat inilah yang biasanya diperlukan lebih banyak informasi untuk mempermudah pengunjung. 3. Interaksi pengunjung Interaksi antar pengunjung juga harus menjadi perhatian dalam memilih media interpretasi. Misalnya jika suatu pengunjung dapat berinteraksi dengan pengunjung lainnya maka media yang dapat direkomendasikanadalah perjalanan dengan pemandu. Namun jika tidak, bisa, direkomendasikan media berupa tanda-tanda interpretasi atau papan interpretasi. 4. Hubungan antara pengunjung dengan media Menurut Tilden 1957 diacu dalamMuntasib 2003, cara untuk berhubungan dengan seseorang adalah dengan memberikan sentuhan di hatinya. Oleh karena itu media yang direkomendasikan juga harus dapat menyentuh hati dan perasaan dari pengunjung. 5. Perlindungan pengunjung Jika terdapat potensi bahaya di suatu kawasan serta dekat dengan daerah yang sedang diinterpretasikan, maka dibutuhkan suatu informasi bagi pengunjung mengenai keadaan lingkungan baik secara verbal maupun melalui tanda-tanda. 6. Musim kunjungan Musim kunjungan di Indonesia biasanya tidak begitu dipengaruhi oleh musim atau cuaca, akan tetapi lebih dipengaruhi oleh musim liburan sekolah atau hari-hari besar lainnya. 7. Sumberdaya yang ada Muntasib 2003 mengungkapkan bahwa tidak semua sumberdaya yang ada bisa dinikmati oleh pengunjung sehingga sebaiknya dibuat paket berupa slide atau film dari potensi yang ada. 8. Perlindungan sumberdaya Terutama ditujukan pada sumberdaya yang langka atau rawan terhadap gangguan sehingga dibutuhkan suatu perlindungan. Pengunjung tetap dapat menikmati sumberdaya tersebut melalui media foto, film, atau slide. 9. Kerusakan tapak yang disebabkan pembangunan Sharpe 1982 dalam bukunya yang berjudul Interpreting The Environment, menjelaskan bahwa media interpretasi terbagi dalam dua kategori yaitu personal services dan nonpersonal services. 1. Personal services Kategori ini mengutamakan fleksibilitas dan pelayanan yang ramah kepada pengunjung. Jenis-jenis media interpretasi yang tergolong pada kategori ini adalah: a. Petugas informasi; berfungsi melayani pengunjung dengan ramah dan membuat pengunjung merasa nyaman serta membangun komunikasi dua arah dengan pengunjung. Petugas informasi dapat berlokasi di pintu masuk, kemah area, pusat informasi, ataupun lokasi lainnya yang mudah ditemukan oleh pengunjung. b. Penyelenggaraan kegiatan; terdiri atas tracking, berkemah, tur, dan menyusuri gua. Pengunjung dipandu langsung oleh interpreter sejak awal kegiatan hingga akhir. Kegiatan ini dapat diselingi dengan diskusi antara pengunjung dan interpreter. c. Perbincangan grup; terdiri atas presentasi slide atau diskusi yang biasanya diadakan di auditorium. Diskusi haruslah memiliki agenda yang terstruktur seperti menonton film dokumenter mengenai lokasi wisata yang dilanjutkan dengan tanya jawab. d. Tinggal bersama masyarakat setempat dan merasakan budaya serta nilai-nilai tradisional di dalamnya 2. Nonpersonal services Jenis-jenis media interpretasi yang tergolong pada kategori ini adalah: a. Peralatan audio; dapat berupa suara manusia dalam berbagai bahasa, suara alam, dan suara satwa. b. Papan interpretasi; terdiri dari papan tanda, labels, papan vandalisme, dan papan pengumuman. c. Kegiatan pemanduan sendiri self-guiding d. Pameran; baik pameran yang diselenggarakan di dalam ruangan atau luar ruangan. e. Pusat informasi; terdiri dari ruangan pengunjung dan pengelola. Ruangan pengunjung dibagi menjadi lobi, ruang pameran, dan auditorium. Sedangkan ruangan pengelola terdiri atas kantor, perpustakaan, dan ruang koleksi. Pusat informasi merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh pengunjung sehingga harus terletak di lokasi yang mudah dicapai. f. Media elektronik dan media cetak; terdiri atas radio, televisi, brosur, koran, dan internet. BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu