Muntasib 2003 menjelaskan bahwa media merupakan salah satu unsur dalam komunikasi, karena dalam proses komunikasi selalu terjadi suatu proses
penyampaian informasi dan sumber informasi atau dari pengirim pesan kepada sasaran atau penerima informasi melalui suatu media. Sedangkan interpretasi
adalah suatu usaha dan seni untuk menerangkan tempat atau posisi manusia pengunjung di dalam lingkungannya, meningkatkan kesadaran pengunjung
tentang pentingnya hubungan antara manusia dan lingkungannya dan menumbuhkan keinginan untuk menyumbangkan sesuatu terhadap kelestarian
lingkungan Aldrigde Don 1972 diacu dalam Soedargo et. al 1989. Interpretasi bertujuan memberikan pengertian kepada seseorang tentang pengetahuan baru,
wawasan baru, antusiasme baru, dan daya tarik baru Muntasib 2003.Untuk memenuhi tujuan-tujuan dari interpretasi tersebut dan menjadi sarana penghubung
yang baik antara sumberdaya dengan pengunjung, maka dibutuhkan perencanaan media interpretasi yang tepat di KHDTK Cikampek.
1.2 Tujuan
1. Menginventarisasi potensi biologi, fisik, dan seni budaya KHDTK
Cikampek. 2.
Mengidentifikasi karakteristik dan preferensi pengunjung KHDTK Cikampek.
3. Merancang media interpretasi yang tepat di KHDTK Cikampek.
1.3 Manfaat
1. Membantu pihak pengelola dalam upaya perencanaan media interpretasi di
KHDTK Cikampek. 2.
Perencanaan media interpretasi di KHDTK Cikampek diharapkan dapat membantu pihak pengelola dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
pengunjung dan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus KHDTK
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus KHDTK merupakan suatu kawasan hutan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
kepentingan umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan serta religi dan budaya atau tujuan kemanfaatan lainnya dengan catatan bahwa
peruntukan itu tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan tersebut.Menteri Kehutanan telah menetapkan beberapa lokasi KHDTK sebagai hutan penelitian,
dan untuk menjamin kepastian hukumnya pengelolaan KHDTK tersebut diserahkan kepada Badan Litbang Kehutanan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan 2010. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus KHDTK sebagai ekosistem
hutan tanaman, hutan sekunder, atau sebagai hutan primer dari segi nilai langsung tetap memiliki nilai dan jasa sebagaimana kawasan hutan lainnya.Hutan sekunder
dilihat dari segi nilai tidak langsung yaitu konservasi tanah dan air, resapan karbon, perlindungan banjir, transportasi air, tanah dan keanekaragaman hayati
bernilai lebih tinggi dari hutan primer.Sebaliknya apabila dilihat dari nilai langsung, maka potensi produk hutan primer lebih tinggi daripada hutan sekunder
Departemen Kehutanan 2006. Kawasan hutan yang dikelola untuk kegiatan penelitian tidak secara
langsung memanfaatkan hasil hutan kayu yang menjadi sumber terbentuknya jasa lingkungan lain. Untuk itu pemanenan dapat dilakukan dalam rangka mendukung
kegiatan penelitian dan dilakukan secara sistematis dan terkontrol. KHDTK akan lebih banyak memberikan nilai jasa lingkungan ekologis, dimana salah satunya
adalah penambatan karbon. Nilai ekologis langsung dari aspek biodiversitas kawasan KHDTK yang dimiliki hutan sekunder dan primer sangat potensial
sebagai sumber plasma nutfah lokal, terutama jenis ekonomi lokal untuk dikembangkan di hutan penelitian sebagai proses budidaya. Pengembangan
melalui penelitian dapat menghasilkan bibit stek pucuk atau bibit vegetatif dan
generatif serta sumber bibit yang bermikoriza untuk memacu pertumbuhannya Departemen Kehutanan 2006.
2.2 Interpretasi 2.2.1 Defenisi interpretasi