pengunjun menambah
dapat men jenis poh
berdasarka
3.3. Bah
Ba pengkajian
lokasi stud sekunder
terkait. Jen dan citra s
ng yang dip h nilai este
njadi indika hon yang
an ekologis
an dan Ala
ahan yang n data lapan
di dan men yang diper
nis data yan satelit Tabe
pengaruhi o etik dan ek
ator kualitas sangat ses
ya.
Gambar
at Penelitia
digunakan ngan dalam
nyebar kuisi oleh dari P
ng diambil el 1.
oleh faktor kologis pad
s lingkunga suai, sesua
r 4. Peta Lok
n
n dalam p m melihat ka
ioner kepad Pihak Penge
berupa dat iklim sekita
da suatu are an. Hasil pe
ai, kurang
kasi Penelit
penelitian arakteristik
da pengunju elola Sentu
a fisik dan ar. Sedangk
ea rekreasi enelitian in
sesuai, da
tian
ini, disam tanaman ya
ung juga me ul City dan
bio-fisik se kan burung
, karena bu ni akan dike
an tidak s
mping dilak ang digunak
embutuhkan pihak lain
erta denah l 15
akan urung
etahui sesuai
kukan kan di
n data yang
lokasi
Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data
Jenis Data Sumber Data
Cara Pengambilan Data
Citra Landsat Sentul City Google Earth Studi pustaka
Data wilayah administrasi
Pengelola Sentul City Studi pustaka dan survei
lapang Data Bio-Fisik :
• Data iklim • Data topografi
• Geologi dan Tanah • Hidrologi
• Vegetasi • Satwa
BMG Dramaga, Bogor Pengelola Sentul City
Studi pustaka dan survei lapang
Studi pustaka Studi pustaka
Data sosial Pengelola Sentul City
Studi pustaka dan survei lapang
Peta Sentul City Autocad 2008
Pengelola Sentul City Studi pustaka dan survei
lapang
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
GPS Global Positioning System sebagai alat untuk peninjauan ulang antara data sekunder dengan keadaan asli di lapang;
2. Termohigrometer yaitu alat untuk mengukur suhu dan kelembaban udara;
3. Kamera digital, alat tulis, kalkulator, dan alat gambar;
4. Komputer dalam pengolahan data menggunakan Geographic Information
System GIS dengan software ArcView 3.2, AutoCAD 2008, Adobe
Photoshop CS3, dan Microsoft Office 2007.
3.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan teknik spasial.
a. Metode deskriptif digunakan untuk membandingkan vegetasi eksisting di
lokasi studi dengan standar ekologis yang diteliti berdasarkan studi literatur. Metode deskriptif terdiri dari dua yaitu deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk melihat dan menilai Pengelola Sentul City
Pengelola Sentul City Studi pustaka
Pengelola Sentul City Studi pustaka dan survei
lapang Pengelola Sentul City
Studi pustaka dan survei lapang
karakteristik pohon yang terdapat di lokasi studi. Penilaian dilakukan secara visual pada saat survei lapang dan berdasarkan studi literatur.
Selain itu, deskriptif kualitatif juga digunakan untuk menilai persepsi pengunjung terhadap suhu di lokasi studi yang dilakukan dengan
penyebaran kuisioner. Sedangkan deskriptif kuantitatif digunakan dalam mengukur dan
menghitung suhu termal untuk memperoleh nilai Temperature Humidity Index
THI dan penilaian evaluasi dengan menggunakan metode KPI Key Performance Indicator. KPI yaitu metode perhitungan dengan
membandingkan nilai aktual berdasarkan survei lapang dan nilai standar berdasarkan studi literatur. KPI berfungsi untuk mengetahui sesuai atau
tidak suatu objek yang digunakan berdasarkan standarnya atau kriteria yang sudah ditentukan.
b. Teknik spasial digunakan dalam sistem GIS dalam pengolahan data yang
akan memperoleh hasil spasial untuk mengetahui luasan kesesuaian lahan berdasarkan ekologisnya. Pohon yang berada di lokasi studi diinventarisasi
dengan menggunakan alat Global Positioning System GPS. Hasil GPS akan diolah dengan menggunakan software ArcView 3.2 dengan
memasukkan parameter-parameter yang sesuai dengan karakteristik fungsi ekologis tanaman yang diteliti.
Penelitian evaluasi fungsi ekologis RTH ini dilakukan dalam 5 tahapan yaitu: 1 persiapan survei lapang, 2 pengamatan dan penilaian, 3 analisis, 4
evaluasi, dan 5 perumusan rekomendasi. Untuk lebih jelas perhatikan Gambar 5 berikut ini.
Persiapan survei lapang
Pada tahap persiapan mencakup pertemuan antara mahasiswa dengan pengelola Sentul City untuk menjelaskan tujuan kedatangan mahasiswa dan
perolehan perijinan pengambilan data. Selanjutnya, mahasiswa melihat kondisi tapak dan menyesuaikan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kondisi tapak dapat
dilihat dari iklim sekitar, penggunaan lahan pada tapak, dan vegetasi eksisiting. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan
yang dirasakan manusia. Faktor iklim meliputi suhu, penyinaran matahari, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin.
Gambar 5. Tahapan Penelitian
Sintesis
Tujuan dan ruang lingkup studi
Persiapan survei lapang
Pengamatan dan penilaian pemetaan pohon, pengambilan foto, studi literatur
Analisis dan Evalusi data mendeskripsikan dan membandingkan dengan indikator
Survei lapang dan Studi literatur
Kriteria Standar
Perumusan rekomendasi
Sesuai Tidak sesuai
Fisik Kenyamanan
Vegetasi Pengunjung
Pengamatan dan Penilaian
Pengamatan dan penilaian merupakan tahapan penelitian dalam melihat kondisi tapak dengan cara pengambilan data pohon eksisting menggunakan GPS
Global Positioning System, pengukuran suhu dengan menggunakan alat termohigrometer, melihat dan menilai kondisi fisik tapak secara visual dilakukan
pemotretan, kuisioner untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap suhu termal dan pengaruh pohon dalam memberikan kenyamanan secara termal pada
lokasi studi, serta studi literatur untuk mengetahui karakteristik vegetasi eksisting yang akan dibandingkan terhadap fungsi ekologis tanaman yang diteliti. Studi
literatur berfungsi sebagai acuan dalam proses evaluasi. Pengamatan juga dilakukan pada tapak terkait untuk mengetahui kondisi umum dan sejarah
perkembangan tapak dengan mewawancarai pihak-pihak terkait. Penilaian aspek ekologis tanaman yang dievaluasi meliputi: 1 Fungsi
tanaman dalam memberikan kenyamanan; dan 2 sebagai habitat burung. Fungsi
pohon dalam lanskap mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menghamburkan radiasi dari sinar matahari. Efek yang dapat dirasakan adalah
menurunnya intensitas radiasi di bawah naungan pepohonan dan terciptanya kenyamanan. Suhu udara dan kelembaban relatif merupakan komponen iklim
yang sangat penting dalam menghitung tingkat kenyamanan. Suhu dan kelembaban udara ini akan digunakan untuk menentukan nilai THI Temperature
Humidity Index . THI merupakan nilai yang menunjukkan tingkat kenyamanan di
suatu area secara kuantatif. Menurut Fandeli 2009, di Indonesia suatu area dikatakan nyaman apabila memiliki nilai THI antara 21-27. Salah satu rumus yang
digunakan untuk menentukan tingkat kenyamanan diperkenalkan oleh Nieuwolt 1977 adalah sebagai berikut.
THI : Temperature Humidity Index T : Suhu Udara
C RH : Kelembaban relatif
= 0.8 T + RH x T
500 THI
=
Nilai kelembaban nisbi RH diperoleh dari hasil pengurangan suhu bola kering TBK dan suhu bola basah TBB. Hasil pengurangan tersebut kemudian
dibandingkan dengan suhu bola kering dan akhirnya dapat diketahui nilai RH dengan melihat tabel yang terdapat di alat termohigrometer Lampiran 1. Nilai
suhu udara T C yang diambil untuk mengetahui tingkat kenyamanan ini
diperoleh dari tiga waktu pengukuran, yaitu pagi, siang, dan sore. Nilai rata-rata suhu udara harian Tr dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Tr : Rata-rata suhu harian C
T : Suhu bola kering C
Pengamatan dalam mengetahui suhu dan kelembaban relatif diperoleh dari pengukuran suhu dengan alat termohigrometer melalui survei lapang. Pengukuran
suhu dilakukan pada jalur pedestrian, Danau Teratai, dan riverscape di Jalan Siliwangi, Sentul City. Pengukuran suhu dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
di titik yang berbeda dalam satu tempat dan dilakukan di bawah naungan pohon dan tanpa naungan pohon. Gambar 6,7, dan 8 menujukkan titik-titik pengambilan
suhu pada ketiga lokasi studi. Data suhu ini diambil pada tiga waktu yaitu pagi, siang, dan sore hari pukul 07.00-08.00, 13.00-14.00, dan 17.00-18.00 WIB pada
saat cuaca cerah. Data suhu dari survei lapang ini kemudian dihitung tingkat kenyamanannya atau nilai THI. Sedangkan pengamatan fungsi pohon sebagai
habitat burung dilakukan studi literatur dengan melihat karakteristik pohon yang berada di lokasi studi yang kemudian dibandingkan dengan karakteristik pohon
yang disukai burung. Penilaian dilakukan dengan KPI Key Performance Indicator
. Penilaian ini juga dilakukan untuk fungsi kenyamanan serta menilai kondisi fisik lokasi studi sebagai area rekreasi.
KPI = KPI = Key Performance Indicator
Tr =
Tpagi x 2 + Tsiang + Tsore 4
∑ Nilai aktual ∑ Nilai standar
riverscape riverscape
F
LEGENDA
JUDUL PENELITIAN
EVALUASI FUNGSI EKOLOGIS RTH DI KAWASAN REKREASI SENTUL
CITY
JUDUL GAMBAR
TITIK PENGAMBILAN SUHU PADA JALUR PEDESTRIAN
TANGGAL PENGESAHAN: DIBUAT OLEH
NUR AZMI
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. ALINDA F. M. ZAIN, M.Si
PARAF DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
SKALA NO. GAMBAR
6
ORIENTASI
U
TANPA NAUNGAN POHON DI BAWAH NAUNGAN POHON
14 km 3,5
10,5
TANPA NAUNGAN POHON DI BAWAH NAUNGAN POHON
LEGENDA
U
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
JUDUL PENELITIAN
EVALUASI FUNGSI EKOLOGIS RTH DI KAWASAN REKREASI SENTUL
CITY
JUDUL GAMBAR
TITIK PENGAMBILAN SUHU PADA DANAU TERATAI
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. ALINDA F. M. ZAIN, M.Si
ORIENTASI SKALA
km NO. GAMBAR
7
TANGGAL PENGESAHAN: DIBUAT OLEH
NUR AZMI
PARAF
4,5 1,5
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
NO. GAMBAR
8
TANGGAL PENGESAHAN PARAF
ORIENTASI
U
SKALA km
2 6
JUDUL PENELITIAN
EVALUASI FUNGSI EKOLOGIS RTH DI KAWASAN REKREASI SENTUL
CITY
JUDUL GAMBAR
TITIK PENGAMBILAN SUHU PADA RIVERSCAPE
DIBUAT OLEH
NUR AZMI
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. ALINDA F. M. ZAIN, M.Si
D
LEGENDA
DI BAWAH NAUNGAN POHON TANPA NAUNGAN POHON
Data mengenai persepsi pengunjung terhadap pengaruh pohon dalam mereduksi iklim mikro yang dapat menentukan tingkat kenyamanan diperoleh
dengan penyebaran kuisioner. Responden dipilih secara acak yang datang mengunjungi lokasi studi. Waktu pengambilan data ditentukan pada saat
menjelang siang sampai siang hari sekitar pukul 10.00-14.00 WIB pada saat cuaca cerah. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan pengunjung
pada siang hari dengan kondisi matahari sedang terik. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing vegetasi yang digunakan di lokasi studi sehingga dapat
menentukan alternatif perbaikan jenis vegetasi yang akan digunakan selanjutnya. Selain analisis vegetasi, analisis juga dilakukan terhadap kondisi fisik lokasi,
analisis kenyamanan, dan analisis persepsi pengunjung terhadap pengaruh tanaman dalam memberikan kenyamanan termal. Kondisi fisik lokasi studi
dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ketiga lokasi studi jalur pedestrian, Danau Teratai, dan riverscape dalam fungsinya sebagai area rekreasi
yang memberikan kenyamanan termal dan dapat menciptakan habitat burung. Suatu area rekreasi yang ekologis akan memberikan dampak yang besar terhadap
makhluk hidup di dalamnya. Ekologis dalam arti memberikan habitat yang nyaman bagi makhluk hidup dan memiliki interaksi yang baik antar makhluk
hidup. Analisis kenyamanan dilakukan dengan menghitung nilai THI. Dari
perolehan nilai THI akan diketahui area yang nyaman dan tidak nyaman. Untuk analisis vegetasi dilakukan dengan menilai karakteristik vegetasi yang diperoleh
dari hasil pengamatan lapang berdasarkan studi literatur. Analisis ini bertujuan untuk menilai kesesuaian vegetasi yang digunakan pada lokasi studi dengan
fungsi ekologis yang diteliti. Sedangkan analisis pengunjung dan aktivitasnya dilakukan pengolahan data kuisioner dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.
Evaluasi
Evaluasi merupakan lanjutan dari kegiatan analisis yang telah dilakukan. Tahapan ini yaitu melakukan evaluasi hasil kondisi fisik lokasi studi,
kenyamanan, vegetasi, dan pengujung. Evaluasi dilakukan dengan menentukan nilai aktual dan nilai standar sehingga diperoleh nilai KPI Key Performance
Indicator . Nilai aktual diperoleh berdasarkan pengamatan lapang dan studi
literatur. Nilai standar diperoleh berdasarkan nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikatorparameter. Selanjutnya jumlah nilai aktual dibagi dengan jumlah
nilai standar untuk memperoleh nilai KPI. Evaluasi fisik pada lokasi studi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Penilaian Secara Fisik Lokasi Studi
Lokasi Indikator
Kualitas Standar Penilaian
Nilai Aktual
Nilai Standar
1 2
3 4
Aktifitas Sesuai dengan daya dukung
tapak Memberikan fasilitas sesuai
dengan fungsi tapak Keamanan
Jalur sirkulasi
tidak tergenang air
Ranting pohon tidak membahayakan
Kondisi fisik area yang sesuai untuk
habitat satwa Penekanan terhadap aspek
alami Memberikan
view yang
menarik di dalam dan di luar area
Keanekaragaman jenis
tanaman tinggi Memiliki daya tarik
Memiliki variasi bentuk dan kemiringan tapak yang alami
Terdapat area ruang terbuka agar cahaya matahari masuk
ke area Area seperti hutan kecil
Terdapat batuan alami JUMLAH
KPI Keterangan: 1= tidak sesuai; 2= kurang sesuai; 3= sesuai; 4=sangat sesuai
Sumber: Bell 2008 KPI = Key Performance Indicator
0,25 - 0,44 = Tidak sesuai dengan standar 0,45 - 0,62 = Kurang sesuai dengan standar
0,63 - 0,80 = Sesuai dengan standar 0,81 - 1,00 = Sangat sesuai dengan standar
Evaluasi vegetasi dilakukan secara spasial dan juga secara deskriptif berdasarkan studi literatur. Data spasial diperolah dari hasil GPS dan diolah
dengan software ArcView 3.2 untuk menghasilkan luas area yang sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Evalusi vegetasi deskriptif dilakukan
dengan menggunakan KPI, sama halnya seperti penilaian pada evaluasi fisik. Jika vegetasi hasil survei lapang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan maka
diberi penilaian dengan memberikan skor 1-4. Perhatikan tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Kriteria dan Penilaian Fungsi Ekologis Tanaman
No Fungsi Ekologis
Karaktristik Standar Nilai
Aktual Nilai
Standar 1
Kenyamanan Bentuk tajuk
spreading , globular,
dome , irreguler
1-4 4 Kerapatan daun tinggi
1-4 4
Sistem percabangan 5 meter diatas tanah
1-4 4 Tekstur daun halus dan ringan
1-4 4
Tinggi tanaman sedang 15 meter 1-4
4
Jumlah Total 5-20
20 KPI
2
Habitat satwa Bertekstur daun halus
1-4 4
Memiliki bunga yang menarik 1-4
4 Percabangan
kontinyu 1-4 4
Berbuah dan
berbiji 1-4
4
Jumlah Total
4-16 16 KPI
Keterangan: 1= tidak sesuai; 2= kurang sesuai; 3= sesuai; 4=sangat sesuai
Karakteristik pohon untuk kenyamanan Menurut Grey dan Deneke 1978:
1. Daun yang rapat
2. Lapisan daun yang berganda
KPI = Key Performance Indicator KPI =
0,25 - 0,44 = Tidak sesuai dengan standar 0,45 - 0,62 = Kurang sesuai dengan standar
0,63 - 0,80 = Sesuai dengan standar 0,81 - 1,00 = Sangat sesuai dengan standar
Sumber: Grey dan Deneke 1978, Simonds 1983, Suryowinoto 1995, dan Vitasari 2004 Dahlan 1992, Pakpahan 1993, Mukhtar dan Elvizar 1986
Menurut Vitasari 2004: 1.
Pohon dengan tinggi sedang 15 m 2.
Bentuk tajuk spreading, globular, dome, irregular
3. Tajuk bersinggungan
4. Bermassa daun padat
5. Percabangan 5 m di atas tanah
6. Ditanam secara kontinyu
∑ Nilai aktual ∑ Nilai standar
Menurut Simonds 1983: 1.
Memiliki tajuk yang lebar 2.
Bentuk daun lebar dengan kerapatan tinggi 3.
Ketinggian kanopi lebih dari 2 meter
Pemberian skor 1-4 pada nilai aktual dilakukan dengan melihat karakteristik pohon di lapang dan juga berdasarkan literatur. Nilai KPI akan
menentukan kesesuaian pohon yang digunakan di lokasi studi berdasarkan fungsi ekologis tanaman yang sudah ditentukan. Evaluasi yang terakhir adalah evaluasi
pengunjung dan aktivitasnya yang dilakukan secara deskripsi. Evaluasi pengunjung ini memberikan penjelasan-penjelasan sebab dan akibat yang
akhirnya memberikan suatu kesimpulan dari hasil olahan kuisioner dalam tahapan analisis.
Perumusan Rekomendasi
Tahap ini merupakan tahap akhir yang akan menghasilkan rekomendasi. Rekomendasi pada penanaman selanjutnya bertujuan untuk perbaikan aspek
fungsi ekologis tanaman pada kawasan rekreasi Sentul City. Rekomendasi ini dilakukan jika telah ditemukan ketidaksesuian dari hasil evaluasi. Apabila
tanaman yang digunakan pada kawasan rekreasi Sentul City studi kasus: jalur pedestrian, Danau Teratai, dan riverscape di Jalan Siliwangi sudah memenuhi
standar berdasarkan aspek fungsi ekologis tanaman, maka rekomendasi yang dihasilkan berupa saran agar tetap mempertahankan kondisi seperti semula dan
diharapkan untuk lebih meningkatkan RTH pada kawasan tersebut. Rekomendasi diperoleh dari hasil analisis yang sudah dilakukan dan berguna sebagai masukan
bagi pengelola Sentul City dalam menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan RKL di masa yang akan datang.
BAB IV KONDISI UMUM