2.3. Fungsi Ekologis Tanaman
Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam Djamal, 2005. Djamal 2005 juga mengemukakan bahwa ekologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh
faktor lingkungan terhadap jasad hidup atau suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya dimana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa mereka ada disitu. Makhluk hidup terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia, sedangkan lingkungan
adalah sejumlah unsur dan kekuatan di luar organisme yang mempengaruhi kehidupan organisme lain.
Menurut Odum dalam Djamal 2005, definisi ekologi yaitu sebagai pengkajian hubungan organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Odum dalam Djamal juga menambahkan ekologi adalah suatu disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi
serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Setyaningrum 2001 mengungkapkan bahwa perkembangan kota-kota menurut
sejarahnya tidak hanya menggambarkan pentingnya keberadaan manusia tetapi juga hubungan antara manusia dan alam. Saat ini proses adaptasi manusia
terhadap lingkungan sekitarnya harus menempatkan aspek ekologis sebagai pusat untuk mendiskusikan lingkungan. Aspek ekologis yang dapat mengurangi dampak
negatif lingkungan yaitu dapat dilihat dari fungsi ekologis tanaman. Kehadiran tanaman baik bunga hias atau pun tanaman peneduh di
lingkungan rumah tinggal, perkantoran, dan di lingkungan taman-taman rekreasi banyak memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan manusia Suryowinoto,
1995. Nurisjah dan Pramukanto 1995 juga menerangkan bahwa tanaman sebagai salah satu elemen ruang luar yang utama yang dapat difungsikan untuk
merekayasa lingkungan sehingga dapat menyamankan gedung, mereduksi kebisingan di sekitar sumber bunyi, mengurangi pencemaran udara sekitarnya,
mengarahkan sirkulasi, serta melembutkan lingkungan luar. Susilo 2008 menyatakan bahwa banyak manfaat yang diperoleh jika seseorang pengelola
taman mengenal dengan baik ciri fisik dan ekologis setiap spesies tanaman. Suatu
karya lanskap yang indah dapat dihasilkan dengan memanfaatkan keanekaragaman sifat fisik tanaman. Pengetahuan sifat fisik tanaman ini akan
menciptakan suatu taman yang lebih fungsional serta membentuk lanskap dengan tanaman yang tumbuh baik dan mudah dipelihara.
Memberikan Kenyamanan
Tanaman memberikan manfaat yang sangat besar bagi bumi. Tanaman dapat mengurangi sinar dan pantulannya, baik dari cahaya matahari maupun dari
sinar lampu kenderaan, menutupi pemandangan yang tidak diinginkan, membentuk ruang yang pribadi, dan dapat menegaskan pandangan ke arah
pemandangan yang diinginkan. Carpenter et al. 1975 mengatakan tanaman dapat mengontrol radiasi matahari dan suhu.
Tanaman mampu merubah dan memodifikasi suhu udara melalui pengontrolan radiasi matahari dengan proses
evapotranspirasi. Tanaman memberikan keteduhan dengan adanya efek bayangan yang dapat melindungi pengguna suatu taman dari panas matahari dan menyaring
radiasi matahari 60-90, serta dapat mempercepat hilangnya radiasi yang diserap. Dengan fungsinya ini, tanaman dapat menciptakan rasa nyaman pada
suatu area. Susilo 2008 menyatakan bahwa fungsi tanaman dalam menciptakan
kenyamanan harus diperlihatkan dalam suatu area rekreasi. Tanaman dapat memberikan naungan, menurunkan suhu, menambah kelembaban, menahan angin,
menahan silau sehingga dapat mengontrol kenyamanan. Kenyamanan adalah kenikmatan atau kepuasan untuk menyatakan pengaruh keadaan lingkungan fisik
atau iklim terhadap manusia. Nurisjah 1995 meyatakan bahwa manusia akan merasa nyaman pada suhu lingkungan 20
C sampai 25 C pada suhu tubuh 37
C. Pada saat ini tubuh sanggup untuk mempertahankan keseimbangan neraca kalor
dengan usaha pengaturan suhu minimum. Kenyamanan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh iklim mikro setempat,
karena secara langsung unsur-unsur iklim akan terlibat dalam aktivitas dan metabolisme manusia yang ada di dalamnya Lakitan dalam Permata 2009.
Iklim mengendalikan seluruh fase kehidupan manusia dan tanaman. Dalam penentuan tingkat kenyamanan di suatu daerah, kita tidak dapat memasukkan
semua parameter iklim secara langsung, diperlukan suatu persamaan yang mengandung dua atau lebih parameter untuk menentukan tingkat kenyamanan.
Suhu dan kelembaban relatif merupakan parameter iklim yang biasa digunakan dalam masalah kenyamanan udara, yang dinyatakan dalam bentuk “Indeks Suhu
Kelembaban” atau Temperature Humidity Index THI. THI merupakan suatu index untuk menentukan kenyamanan secara kuantitatif dengan mengombinasikan
suhu udara dan kelembaban relatif udara Nieuwolt, 1977. Fandeli 2009 mengemukakan bahwa indeks kenyamanan dalam kondisi nyaman ideal bagi
manusia Indonesia berada pada kisaran THI 21-27. Kenyamanan dapat dilihat dari lingkungan sekitar. Adanya pohon penaung
di suatu area akan lebih nyaman dibanding area yang tidak memiliki pepohonan. Pengaruh naungan pepohonan terhadap suhu udara dipengaruhi oleh faktor
struktur tanaman seperti kerapatan pengisian tajuk, diameter tajuk, dan tinggi tanaman Nowak dan McPherson, 1997. Robinette 1977 mengemukakan bahwa
area yang ternaungi menerima sedikit energi radiasi matahari dibandingkan dengan area yang terbuka, sehingga area ternaungi memiliki suhu yang lebih
rendah. Grey dan Deneke 1978 menambahkan pepohonan yang dapat menangkap radiasi matahari yaitu pepohonan yang memiliki susunan daun yang
rapat, lapisan daun berganda atau tajuk yang rapat. Menurut Vitasari 2004, pohon yang baik dalam memberikan naungan
adalah pohon yang memiliki kriteria tinggi sedang 15 m, bentuk tajuk spreading
, globular, dome, irregular dan sebaiknya bersinggungan. Daun memiliki kerapatan yang tinggi dengan massa daun padat, percabangan 5 m di
atas tanah, serta ditanam secara kontinyu agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan menurut Simonds 1983, pohon yang memiliki batas kanopi yang
tinggi berguna untuk menangkap radiasi matahari. Kriteria tanaman yang dapat digunakan untuk mengahalangi sinar matahari dan menurunkan suhu adalah:
a. memiliki tajuk yang lebar,
b. bentuk daun lebar dengan kerapatan tinggi,
c. ketinggian kanopi lebih dari 2 meter.
Sebagai Ruang Hidup Satwa
Vegetasi atau tumbuhan selain sebagai produsen utama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup lainnya, contohnya
burung Djamal, 2005. Djamal juga menambahkan bahwa kehadiran burung dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan, karena apabila terjadi pencemaran
lingkungan, burung merupakan komponen terdekat yang terkena pencemaran. Selanjutnya Djamal menyatakan bahwa dengan adanya burung maka akan
menciptakan sarana pendidikan dan penelitian agar lebih mencintai alam dan lingkungan. Burung juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi minat khusus
yaitu bird watching. Pada prinsipnya burung dapat berdampingan hidup dengan manusia
asalkan syarat kebutuhan hidupnya terpenuhi. Faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan makanan, tempat untuk istirahat, bermain,
berproduksi, bertengger, dan berlidung dari segala ancaman termasuk perburuan. Kemampuan areal menampung burung ditentukan oleh luasan, komposisi dan
struktur vegetasi, banyaknya tipe ekosistem, bentuk area, dan keamanan yang diperoleh
Pakpahan, 1993. Menurut Dahlan 1992, adanya vegetasi yang beragam dan berstrata akan lebih banyak dijumpai jenis burung, khususnya jika
terdapat tanaman yang produktif berbunga, berbuah, dan berbiji. Kehadiran burung juga terjadi karena adanya daya tarik dari tanaman misalnya dari bentuk
tajuk, aroma, maupun estetika dari vegetasi yang ada. Habitat yang ideal bagi burung yang hidup di daerah perkotaan adalah
wilayah-wilayah terbuka hijau luas yang memiliki berbagai tipe vegetasi. Wilayah-wilayah ini satu sama lain dihubungkan oleh koridor alami yang
memungkinkan adanya perpindahan burung. Pohon merupakan suatu komponen untuk kehidupan burung. Pakpahan 1993 mengemukakan bahwa pohon yang
disukai burung, dalam artian pohon tersebut dapat berfungsi sebagai tempat tinggal atau tempat mencari makan. Karakteristik jenis pohon yang sesuai dengan
habitat burung yaitu berkaitan dengan tinggi pohon, diameter tajuk, struktur dedaunan ukuran daun, tekstur daun, dan lain-lain, kelebatan tajuk, tinggi bebas
cabang, bunga dan buah yang dihasilkan, serta bentuk arsitektur pohon terutama yang berkaitan dengan sistem percabangan. Keterbukaan dan kerapatan kanopi
pohon jug terbuka m
rapat dan menambah
Mu pohon ya
kontinyu tajuk yang
dibagi me nezeran
m terbuka. T
Tipe arsit cabang s
percabang disukai bu
sebagai be memberik
tersebut da
Nezer
2.4. Rek