Profil Kondisi Oseanografi 4 Metode Analisis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Profil

Kabupaten Buton merupakan salah satu dari 12 kabupatenkota di Sulawesi Tenggara. Terletak antara 120 00 l - 123 34 l BT dan 04 96 I - 06 25 l LS, meliputi sebagian Pulau Muna, Pulau Buton, Pulau Kabaena dan beberapa pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitarnya. Berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten Buton Utara dan Kabupaten Muna, sebelah timur dengan Kabupaten Wakatobi dan sebelah barat dengan Kabupaten Bombana Gambar 5. Wilayah Kabupaten Buton berhubungan langsung dengan perairan-perairan: - Laut Banda di sebelah timur - Laut Flores di sebelah selatan - Teluk Bone di sebelah barat. Gambar 5 Peta Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara Kurang lebih 89 luas wilayah Kabupaten Buton terdiri dari lautan dengan panjang garis pantai sekitar 538 km. Daerah ini memiliki sumberdaya laut yang potensial bagi pengembangan beberapa jenis usaha perikanan seperti usaha perikanan tangkap, budidaya laut dan usaha pengolahan hasil perikanan. Di samping kekayaan sumberdaya kelautan dan perikanan, Kabupaten Buton juga memiliki letak yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang bagi kegiatan usaha agribisnis di bidang kelautan dan perikanan yang menghubungkan wilayah Indonesia Bagian Timur sebagai daerah produksi dengan wilayah Indonesia Bagian Barat sebagai daerah pemasaran bagi sebagian besar produk-produk hasil laut dan perikanan dalam bentuk segar, setengah jadi maupun olahan. Secara keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Buton pada tahun 2007 tercatat mencapai 282.524 jiwa, terdiri dari laki-laki 138.766 jiwa dan perempuan 143.758 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,3 per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 berdomisili di wilayah pesisir yang tersebar di 21 kecamatan. Jumlah nelayan dari 7.603 Rumah Tangga Perikanan RTP diperkirakan sebanyak 30.790 orang yang sebagian besar 64 merupakan nelayan asli, selebihnya 22,13 adalah sambilan utama, dan 13,87 sambilan tambahan.

4.2 Kondisi Oseanografi

Ditinjau dari posisi Kabupaten Buton di antara Laut Banda, Laut Flores dan Teluk Bone maka dapat dipastikan bahwa kondisi oseanografi di wilayah ini sangat bergantung pada fenomena alam yang berkembang di antara ketiga perairan tersebut. Pada perairan sebelah selatan yang berbatasan dengan Laut Flores dan sebelah timur dengan Laut Banda, kondisi perairannya sangat ditentukan oleh pola pergerakan arus dan gelombang yang terjadi antara Laut Banda dan Laut Flores. Pada musim timur, arus bergerak dari Laut Banda memasuki Selat Makassar, sebaliknya pada musim barat terjadi pergerakan arus dari Selat Makassar masuk ke Laut Flores dan terus ke Laut Banda. Kawasan Buton bagian selatan meliputi Kecamatan Pasarwajo, Wabula, Wolowa, Siontapina, Lasalimu Selatan, Batauga, Lapandewa, Sampolawa, Batuatas, siompu dan Kadatua, suhu air berkisar antara 25 – 31,5 o C, kecerahan 4,8 – 8,5 m, kecepatan arus permukaan 0,01 - 0,07 mdetik, salinitas 28 – 35 ppt, pH 6,5 – 8,5, DO 5,11 – 6,0 ppm, nitrat 0,025 – 0,039 ppm, posfat 0,015 – 0,028 ppm. Sedangkan di kawasan Buton bagian utara meliputi Kecamatan Lasalimu, Kapontori, Gu, Lakudo, Sangiawambulu, Mawasangka Timur, Mawasangka Tengah, Mawasangka dan Talaga Raya, suhu air antara 26 – 33,5 o C, kecerahan 2,8 – 11 m, kecepatan arus permukaan 0,02 – 0,14 mdetik, salinitas 27,5 – 35 ppt, pH 6,5 – 8, DO 3 – 6,5 ppm, nitrat 0,01 – 0,04 ppm, fosfat 0,02 – 0,029 ppm. Kedalaman perairan di Kabupaten Buton umumnya bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, bahkan di sekitar Batuatas dan Siompu kedalam dapat mencapai 2.029 meter.

4.3 Kondisi Sumberdaya Perikanan