3 Metode Pengambilan Data Pengembangan teknis desain kapal pancing tonda dengan material fiberglass di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara

baik ditinjau dari aspek teknis, ekonomis maupun sosial budaya masyarakat di daerah penelitian. Pengambilan data primer diawali dengan melakukan pengukuran terhadap kapal-kapal pancing tonda di tujuh lokasi penelitian yaitu: Lasalimu, Sampolawa, Pasarwajo, Sampuabalo, Siompu, Lande, dan Lakaliba. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini meliputi dimensi utama kapal L, B, D, bentuk badan kapal kelengkungan lambung pada setiap ordinat, draft tertinggi dan terendah dmax, dmin dan pengaturan ruang interior kapal secara umum. Data yang diperoleh, dikelompokkan menurut basic design masing-masing kapal. Dari kelompok tersebut diambil masing-masing satu unit kapal yang lebih dominan mewakili desain kapal pancing tonda material kayu yang ada di Kabupaten Buton. Basic desain kapal sampel tersebut selanjutnya dipakai sebagai patokan dalam merancang sebuah cetakan mould untuk pembuatan sampel kapal fiberglass yang sepadan dengan kapal kayu. Proses konversi material dari kapal kayu menjadi kapal fiberglass dapat dilihat pada Lampiran 1. Kegiatan eksperimen dilakukan dengan cara menguji pasangan kapal kayu dan kapal fiberglass hasil konversi untuk mendapatkan data DWL atau draft lightship yang diperlukan dalam analisis parameter hidrostatik, stabilitas, kecepatan dan resistensi kedua kapal untuk kemudian dilakukan kaji banding. Hasil kaji banding yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penyempurnaan melalui proses modifikasi dan redesain kapal fiberglass hingga menemukan prototip desain yang ideal untuk dikonstruksi dan diaplikasikan lebih lanjut.

3. 4 Metode Analisis

Kajian untuk mengetahui kesesuaian dimensi utama kapal pancing tonda dengan metode pengoperasiannya, dilakukan melalui perhitungan rasio dimensi utama antara panjang dan lebar LB, panjang dan tinggi LD, serta lebar dan tinggi BD berdasarkan data dimensi utama yang telah diukur. Nilai-nilai yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai rasio dimensi utama beberapa jenis kapal ikan di Indonesia yang mempunyai metode operasi penangkapan yang sama. Untuk mendapatkan gambaran tentang keragaan kapal dan kelayakan desain secara umum dilakukan analisis hidrostatik. Nilai-nilai parameter hidrostatik dapat dianalisis melalui data tabel offset yang telah dituangkan dalam bentuk lines plan kapal dengan menggunakan program maxsurf atau dengan perhitungan arsitek perkapalan melalui persamaan-persamaan yang dikutip dari Gillmer Johnson 1982 maupun Tupper 2004 antara lain dengan persamaan 1 sampai dengan 16. Salah satu parameter hidrostatik yang nilainya menunjukkan bentuk badan kapal adalah coefficient of fineness Cb, Cp, C , Cvp, Cw. Nilai Cb dipakai untuk menentukan tingkat kegemukan kapal yang berkisar antara 0 – 1, semakin mendekati 1 berarti badan kapal semakin gemuk dan bila mencapai 1 maka bagian badan kapal yang terrendam air berbentuk balok atau empat persegi panjang . Nilai-nilai coefficient of fineness ini kemudian dibandingkan dengan kisaran nilai beberapa jenis kapal ikan di Indonesia yang memiliki kesamaan metode pengoperasian alat tangkap. Waterplane Area Aw, dengan rumus Simpson I ………………………………..1 Keterangan: h = Jarak antar ordinat pada garis air tertentu Y n = Lebar pada ordinat ke-n m Volume Displacement , dengan rumus Simpson I ..…………………..….2 Keterangan: A = Luas area bidang air ordinat ke-i pada WL tertentu m 2 h = Jarak antar ordinat pada garis air tertentu Ton Displacement Δ, dengan rumus: ……………………………………………………..………………..3 Keterangan: = Volume displacement m 3 δ = densitas air laut 1.025 tonm 3