1.5 Kerangka Pemikiran
Potensi sumberdaya tuna dan cakalang di perairan Kabupaten Buton belum
dimanfaatkan secara optimal. Belum optimalnya pemanfaatan ini disebabkan karena
armada penangkapan ikan masih didominasi oleh kapal-kapal atau perahu motor berukuran kecil dengan jangkauan operasional yang terbatas. Hal ini menyebabkan
terjadinya ketimpangan pemanfaatan sumberdaya ikan antara pesisir dan lepas pantai yang selanjutnya berdampak pada rendahnya hasil tangkapan nelayan. Pemanfaatan
yang optimal dapat dilakukan apabila kemampuan armada penangkap ikan lebih ditingkatkan melalui penyempurnaan desain kapal, termasuk di antaranya pemilihan
material konstruksi yang tepat. Konstruksi kapal pancing tonda yang dibangun para pengrajin di Kabupaten
Buton umumnya terbuat dari kayu. Pemilihan material ini dianggap lebih murah dan mudah dikerjakan berdasarkan pengalaman turun-temurun. Kayu yang diambil untuk
konstruksi kapal pancing tonda terdiri dari jenis-jenis yang berdiameter besar sesuai ukuran kapal yang dibangun. Permintaan kapal pancing tonda yang semakin meningkat
maka ekploitasi terhadap jenis kayu ukuran tertentu juga akan semakin meningkat. Jika kondisi ini terjadi dalam kurun waktu yang lama dan tidak dicarikan alternatif pengganti
dengan material lain dapat dipastikan akan mengancam kelangsungan sumberdaya hutan maupun upaya pengembangan sarana tangkap khususnya armada perikanan skala kecil di
daerah ini. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan jalan mengkonversi penggunaan material kayu dengan fiberglass. Material ini diakui lebih mahal dibanding
kayu, namun bila dilihat dari beberapa keunggulan yang dimiliki kapal fiberglass seperti kekuatan material, umur pakai, bobot kapal dan lain-lain, maka secara finansial akan
lebih menguntungkan nelayan. Permasalahan
yang sering dihadapi dalam pembangunan kapal fiberglass ini
adalah minimnya pengetahuan pengrajin dalam mendesain konstruksi kapal yang sesuai dengan peruntukannya. Kebanyakan pengrajin tidak menguasai perhitungan
tentang ketebalan plat dan struktur konstruksi yang memadai sehubungan dengan penggunaan material dan kekuatan kapal yang dibangun. Hal ini dapat mempengaruhi
efisiensi penggunaan material, bahkan terhadap efektivitas unjuk kerja kapal di laut.