Penyerapan Tenaga Kerja Dampak Perguliran SPP terhadap UMKM dengan Persamaan

mengalami perubahan sebesar 10 persen, maka nilai keuntungan hanya akan berubah sebesar 3,14 persen. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Osa 2010 mengenai dampak keberadaan LKM terhadap perkembangan UMKM di DKI Jakarta yang hasilnya bahwa nilai omset usaha berpengaruh positif terhadap keuntungan usaha dan signifikan pada taraf nyata 5 persen. Lama usaha tidak signifikan secara statistik terhadap keuntungan usaha yang diperoleh. Hal ini berarti lama usaha responden tidak berpengaruh terhadap besarnya keuntungan UMKM. Berdasarkan hasil survei banyak responden dengan lama usaha lebih dari 10 tahun tetapi justru keuntungan yang diperoleh semakin berkurang bukan semakin meningkat, karena banyaknya persaingan usaha sehingga keuntungan usaha yang diperoleh pun berkurang.

5.7.4 Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penggunaan input berupa tenaga manusia dalam kegiatan usaha dalam satuan jumlah orang yang bekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja ditunjukkan pada Tabel 5.18 Tabel 5.18 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja UMKM Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas Elastisitas Intersep -0,48099 -0,20 0,8468 Besar Pinjaman 9,771E-7 1,82 0,0796 1,14255 Keuntungan Usaha 1,068E-7 2,68 0,0126 1,28887 Jumlah Anggota Keluarga -0,70563 -1,19 0,2453 R 2 = 0,47418 F hitung = 7,82 Durbin-Watson = 1,946973 Ket : signifikan pada taraf nyata 5 persen signifikan pada taraf nyata 10 persen Berdasarkan pendugaan, nilai R 2 yang dihasilkan yaitu sebesar 0,47418 yang artinya keragaman penyerapan tenaga kerja yang dapat dijelaskan dengan baik oleh masing-masing variabel penjelas yang terdapat dalam persamaan yaitu sebesar 47,42 persen. Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh besarnya pinjaman dan keuntungan usaha yang diperoleh. Besar pinjaman berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan signifikan pada taraf nyata 10 persen. Hal tersebut berarti semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar kemungkinan untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak. Ini sesuai dengan hasil survei, khususnya untuk usaha industri pembuatan dompet setelah memperoleh pinjaman, jumlah dompet yang dapat dihasilkan semakin banyak sehingga menambah jumlah tenaga kerja. Nilai elastisitas variabel besar pinjaman adalah 1,14255 yang berarti penyerapan tenaga kerja elastis atau peka terhadap besar pinjaman yang diperoleh. Artinya, jika terjadi perubahan besar pinjaman sebesar 10 persen, maka akan meningkatkan peyerapan tenaga kerja sebesar 11,42 persen. Keuntungan usaha secara statistik berpengaruh nyata dan signifikan pada taraf nyata 5 persen. Ini menunjukkan apabila keuntungan usaha yang diperoleh semakin tinggi maka pelaku usaha cenderung untuk menambah atau menyerap tenaga kerja. Nilai elastisitas keuntungan usaha adalah 1,28887. Hal tersebut berarti bahwa penyerapan tenaga kerja elastis peka terhadap besarnya keuntungan usaha yang diperoleh. Berdasarkan survei, sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sektor industri rumah tangga dengan jenis usaha pembuatan dompet. Adapun untuk sektor perdagangan pada umumnya merupakan unit usaha sendiri tanpa pekerja self-employment. Secara keseluruhan, jika dilihat dari keterkaitan antar variabel maka besarnya pinjaman berpengaruh positif terhadap omset usaha. Omset usaha selanjutnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh dan keuntungan usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, usaha responden anggota SPP mengalami perkembangan setelah memperoleh pinjaman bergulir SPP.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilihat dari keragaan pinjaman, 36,67 persen responden sudah mencapai guliran keempat dengan besar pinjaman rata-rata sebesar 4,5 juta rupiah. Berdasarkan hubungan antara jumlah guliran dan besarnya pinjaman yang diperoleh, semakin tinggi jumlah guliran semakin besar pula pinjaman yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian pinjaman sebagian besar responden tergolong lancar dengan rata-rata tingkat pengembalian mencapai 80 persen atau memiliki nilai NPL sekitar 20 persen sehingga dapat mengajukan pinjaman kembali hingga mencapai guliran keempat dengan jumlah pinjaman yang lebih besar. Selain itu, sebanyak 23 persen responden mengalami perbedaan antara nilai pinjaman yang diajukan dengan nilai pinjaman yang terealisasi credit rationing dengan jumlah pinjaman yang diperoleh 25 persen lebih rendah dari pinjaman yang diajukan. Berdasarkan indikator keragaan penyaluran pinjaman tersebut maka keragaan penyaluran pinjaman SPP di Kecamatan Cimarga,Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tergolong baik. 2. Program pinjaman dana bergulir SPP berdampak positif terhadap perkembangan UMKM. Keuntungan usaha mengalami peningkatan sebesar 36,08 persen dari keuntungan usaha rata-rata 7,91 juta rupiah menjadi 10,90 juta rupiah per tahun dengan jenis usaha. Berdasarkan analisis dengan persamaan simultan, pinjaman dana bergulir SPP

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Tingkat partisipasi perempuan terhadap simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM M) perdesaan

0 15 110

Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) (kasus PNPM Mandiri perdesaan di salah satu desa di kabupaten Banyumas)

0 5 181

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.

0 0 6