yang dimilki sebagian besar rumah tangga rata-rata hanya seluas 1.475 m
2
0,14 ha, sehingga kontribusi struktur pendapatan rumah tangga dari usaha tani
tergolong rendah. Kontribusi struktur pendapatan rumah tangga dari gaji yaitu sebesar 15,5
persen. Pendapatan gaji tersebut berasal dari rumah tangga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS dengan mayoritas berprofesi guru. Adapun untuk
pendapatan yang berasal dari sektor jasa dengan jenis usaha sebagian besar adalah penjahit, pangkas rambut dan tambal ban yaitu hanya sebesar 11,28 persen dari
total pendapatan. Kontribusi struktur pendapatan rumah tangga terendah berasal dari pendapatan buruh yaitu sebesar 4,42 persen.
5.6.2 Dampak Pinjaman Bergulir SPP terhadap Pendapatan
Pinjaman bergulir program SPP bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat khususnya pelaku usaha anggota SPP terhadap permodalan usaha
sehingga usaha yang dijalankan dapat lebih berkembang. Dampak pinjaman bergulir SPP terhadap perkembangan usaha, selanjutnya akan berdampak juga
terhadap pendapatan pelaku usaha anggota SPP. Dampak pinjaman terhadap pendapatan dilihat dengan cara membandingkan omset dan laba keuntungan
yang diperoleh responden sebelum memperoleh pinjaman bergulir SPP dengan kondisi setelah memperoleh pinjaman berdasarkan jenis usaha yang dijalankan.
Pelaku usaha anggota SPP pada umumnya tidak hanya menjalankan satu jenis sektor usaha tetapi juga melakukan diversifikasi usaha. Nilai omset usaha saat
sebelum dan sesudah memperoleh pinjaman dapat dilihat pada Tabel 5.12
Tabel 5.12 Dampak Pinjaman Bergulir SPP terhadap Nilai Omset Usaha
Jenis Sektor Usaha
Frekuensi Omset Rata-rata per Tahun
Rupiah Perkembangan Omset
Usaha Sebelum
Mendapat Pinjaman
Setelah Mendapat
Pinjaman Jumlah
Rupiah Persentase
Perdagangan 12 51.708.533 74.684.600
22.976.067 44,43
Jasa 6 26.298.333
33.024.170 6.725.837
25,57 Industri
Rumah Tangga
5 79.610.700 107.223.400
27.612.700 34,68
Perdagangan + Industri
6 41.106.700 59.150.000
19.043.300 47,48
Jasa + Industri
1 20.504.000 26.260.800
5.756.800 28,07
Berdasarkan Tabel 5.12 jenis usaha yang dijalankan oleh responden terbagi dalam lima sektor usaha yaitu sektor perdagangan, jasa, industri rumah
tangga yang mencakup industri makanan olahan dan industri kerajinan pembuatan dompet, gabungan perdagangan dan industri serta gabungan jasa dan industri.
Pemberian pinjaman bergulir SPP memberikan dampak positif terhadap pendapatan di semua jenis sektor usaha. Sektor perdagangan merupakan jenis
usaha yang dominan dijalankan oleh sebagian besar responden yaitu sebanyak 12 responden. Peningkatan omset pada sektor gabungan perdagangan dan industri
merupakan yang terbesar diantara yang lainnya yaitu sebesar 47,48 persen. Hal ini disebabkan sebagian responden membuka usaha baru di sektor lain setelah
memperoleh pinjaman bergulir SPP sehingga usaha yang dijalankan lebih beragam. Kemudian dilanjutkan peningkatan omset pada sektor perdagangan
sebesar 44,43 persen. Hal ini dikarenakan untuk sektor perdagangan omset yang diterima bersifat harian tiap hari sehingga perputaran pendapatannya lebih cepat
dibandingkan sektor industri rumah tangga dan jasa, yang omsetnya bersifat
mingguan. Dampak pinjaman terhadap pendapatan dapat juga dilihat dari keuntungan yang diperoleh pada saat sebelum dan setelah memperoleh pinjaman
bergulir SPP. Tabel 5.13 menunjukkan dampak pinjaman bergulir SPP terhadap keuntungan yang diperoleh UMKM.
Tabel 5.13 Dampak Pinjaman Bergulir SPP terhadap Keuntungan
Jenis Sektor Usaha
Frekuensi Keuntungan Rata-rata per
Tahun Perkembangan Keuntungan
Usaha Sebelum
Mendapat Pinjaman
Setelah Mendapat
Pinjaman Jumlah
Rupiah Persentase
Perdagangan 12 10.557.970 15.219.800
4.661.830 44,15 Jasa 6
5.304.700 6.653.240
1.348.540 25,42
Industri Rumah
Tangga 5 9.261.300
12.426.100 3.164.800 34,17
Perdagangan + Industri
6 8.382.500 12.355.700
3.973.200 47,40 Jasa +
Industri 1 6.080.000
7.860.000 1.780.000 29,27
Peningkatan keuntungan pada sektor gabungan perdagangan dan industri juga merupakan yang terbesar yaitu mengalami peningkatan sebesar 47,40 persen.
Berdasarkan hasil survei di lapangan, responden merasakan adanya dampak positif dari pemberian pinjaman bergulir SPP ini, dimana ada dari responden yang
awalnya sudah memiliki usaha namun sudah beberapa tahun tidak beroperasi karena terkena musibah. Akan tetapi, setelah menerima pinjaman bergulir SPP
akhirnya dapat membuka usaha kembali sehingga ada tambahan sumber pendapatan. Oleh karena itu, pinjaman bergulir SPP ini sangat dirasakan
manfaatnya oleh responden karena setelah memperoleh pinjaman SPP, responden dapat memiliki usaha yang sebelumnya justru tidak mempunyai usaha. Selain itu,
dampak positif dari pinjaman bergulir SPP yang dirasakan responden yaitu jenis
usaha yang dijalankan responden menjadi beragam setelah memperoleh pinjaman SPP. Contohnya, usaha yang dijalankan awalnya hanya warungan akan tetapi
setelah memperoleh pinjaman usahanya tidak hanya warungan tetapi juga usaha industri makanan olahan. Hal ini menunjukkan bahwa pinjaman bergulir SPP
dapat menjadikan responden melakukan diversifikasi keragaman usaha atau produk yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan pelaku usaha.
Dampak pinjaman SPP terhadap peningkatan pendapatan juga disebabkan karena responden anggota SPP pada umumnya memang mengalokasikan dana
pinjaman SPP untuk menambah modal usaha.
Gambar 5.8 Penggunaan Dana Pinjaman SPP oleh Pelaku Usaha
Berdasarkan Gambar 5.8 sebagian besar pelaku usaha menggunakan dana pinjaman dari SPP untuk keperluan modal usaha saja yaitu sebesar 57 persen atau
sebanyak 17 responden pelaku usaha dari total responden. Adapun penggunaan dana pinjaman SPP selanjutnya dialokasikan untuk gabungan modal usaha dan
keperluan kebutuhan rumah tangga yaitu sebesar 30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden SPP sebagai pelaku usaha terbilang disiplin dalam
menggunakan dana pinjaman SPP. Ini dikarenakan mayoritas responden
57 13
30 Murni
untuk Modal Modal
+ Konsumsi Pendidikan Modal
+ Konsumsi Sehariāhari
menggunakan dana pinjaman untuk kegiatan yang produktif yaitu untuk modal usaha sehingga dampak yang dirasakan cukup besar terhadap peningkatan
pendapatan.
5.7 Dampak Perguliran SPP terhadap UMKM dengan Persamaan