dan keadaan umum Kecamatan Cimarga. Hasil-hasil informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam mengkaji dampak dari program Simpan Pinjam kelompok
Perempuan SPP terhadap perkembangan UMKM. Sedangkan data sekunder mencakup semua data yang berhubungan dengan petunjuk pelaksanaan program
Simpan Pinjam kelompok Perempuan SPP.
3.4 Metode Pengambilan Data
Pengambilan contoh yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik penarikan contoh dengan setiap
anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Teknik pengambilan datanya dilakukan dengan purposive sampling, yaitu
prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan
penelitian Juanda, 2009. Pertimbangan dalam pengambilan sampel yaitu berdasarkan tahun penerimaan dana SPP. Sampel yang diambil yaitu 30
responden anggota kelompok SPP yang menerima dana pinjaman SPP pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan 2011 di Kecamatan Cimarga.
3.5 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu untuk menentukan suatu besaran atau frekuensi dari suatu
kejadian. Metode deskriptif yang dilakukan menggunakan dua bentuk pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk tabel.
Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data fakta-fakta yang terjadi dilapangan hasil wawancara dengan narasumber.
Pendeskripsian hasil penelitian dijelaskan dengan berdasarkan pada persepsi dari responden sebagai pemanfaat dana bergulir Simpan Pinjam
kelompok Perempuan SPP terhadap perubahan kondisi perkembangan usaha yang dijalankan. Rancangan penelitian yang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah causal research atau penelitian hubungan sebab akibat. Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak perguliran dana
Simpan Pinjam khusus Perempuan SPP terhadap perkembangan UMKM. Dampak perguliran dana SPP dilihat dengan cara membandingkan omset dan
keuntungan usaha rata-rata per tahun antara sebelum dengan sesudah memperoleh pinjaman dana bergulir SPP.
Analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda multiple linear regression dengan menggunakan persamaan simultan untuk
mengukur dampak perguliran dana SPP terhadap perkembangan UMKM yang dilihat berdasarkan indikator perolehan omset usaha nilai penjualan, laba usaha,
dan penyerapan tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk menduga parameter regresi yaitu Two-Stage Least Squares 2SLS dengan pengujian signifikansi
menggunakan aplikasi software SAS 9.1.
3.5.1 Besar Pinjaman UMKM
Besar pinjaman UMKM merupakan besarnya jumlah pinjaman 2 tahun terakhir yang diperoleh UMKM dari Simpan Pinjam khusus Perempuan SPP.
Untuk menduga besar pinjaman yang diperoleh digunakan fungsi dari nilai aset
UMKM, omset sebelum memperoleh pinjaman, jumlah guliran pinjaman dan lama usaha. Persamaan besar pinjaman UMKM dirumuskan sebagai berikut :
BP = a + a
1
ASET + a
2
NP1 + a
3
JUG + a
4
LU + U1 ………………...…3.1 Tanda parameter yang diharapkan : a
1
, a
2
, a
3
, a
4
0 , dimana : BP = Besar Pinjaman yang diterima pemilik UMKM Rupiah
ASET = Nilai aset UMKM Rupiah. NP1 = Nilai Penjualan Omset sebelum memperoleh pinjaman Rupiah
JUG = Jumlah guliran pinjaman LU = Lama Usaha Tahun
3.5.2 Nilai Penjualan Omset UMKM
Nilai penjualan atau omset usaha adalah nilai penerimaan total yang diperoleh UMKM. Untuk menduga besarnya omset UMKM maka digunakan
fungsi dari aset usaha, besarnya pinjaman, lama usaha dan modal awal usaha. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut :
NP2 = b + b
1
ASET + b
2
BP + b
3
LU + b
4
MA + U
2
...............................3.2 Tanda parameter yang diharapkan : b
1
, b
2
, b
3
, b
4
0, dimana : NP2 = Nilai Penjualan Omset setelah memperoleh pinjaman Rupiah
MA = Modal Awal Rupiah
3.5.3 Nilai Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya atau jumlah pendapatan bersih yang diperoleh. Untuk menduga besarnya
nilai keuntungan usaha digunakan fungsi dari biaya total, omset penjualan, tingkat pendidikan dan lama usaha. Persamaannya dirumuskan sebagai berikut :
KU = c + c
1
TC + c
2
NP2 + c
3
TP + c
4
LU + U
3
…………………...… 3.3
Tanda parameter yang diharapkan : c
1
, c
2
, c
3
, c
4
0 ; dimana : KU = Keuntungan Usaha Rupiah
TC = Biaya Total Rupiah TP = Tingkat Pendidikan Tahun
3.5.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penggunaan input berupa tenaga manusia dalam kegiatan usaha. Untuk menduga penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usaha,
maka digunakan fungsi dari besarnya pinjaman, keuntungan usaha dan jumlah anggota keluarga. Persamaan penggunaan tenaga kerja dirumuskan sebagai
berikut : TK = d
+ d
1
BP + d
2
KU + d
3
JAK + U
4
…………………... 3.4 Tanda parameter yang diharapkan : d
1
, d
3
0 ; d
2
, d
4
TK = Tenaga Kerja Orang JAK = Jumlah Anggota Keluarga Orang
3.6 Definisi Operasional
1. Program adalah serangkaian kegiatan-kegiatan, proyek-proyek, atau proses-proses yang terorganisasi dan diarahkan untuk pencapaian suatu
tujuan. 2. Dampak adalah hasil yang diperoleh dari efek suatu kegiatan atau proyek
yang dihasilkan oleh suatu kegiatan pada tingkat yang lebih luas dan menjadi tujuan jangka panjang kegiatan tersebut.
3. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan adalah salah satu program pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan
di perdesaan dengan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat desa dengan mencakup serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan
terkoordinasi untuk mencapai tujuan program. 4. Simpan Pinjam khusus Perempuan adalah salah satu program utama dari
PNPM Mandiri Perdesaan berupa kegiatan perguliran dana kepada kaum perempuan yang tergabung dalam suatu kelompok untuk menjalankan unit
usaha. 5. Distribusi dana adalah jumlah dana yang diterima kelurahan atau desa
untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan khusunya program
Simpan Pinjam Perempuan SPP. Indikator distribusi dana dlihat dari tingkat kemudahan mendapatkan dana bergulir SPP dan tingkat manfaat
dana bergulir tersebut terhadap perkembangan unit usaha yang dimiliki. 6. Fasilitator keluruhan atau desa adalah individu atau lembaga yang
memberikan bantuan baik berupa pendampingan maupun penyampaian materi pada saat pelatihan dan pelaksanaan kegiatan SPP. Indikator dilihat
dari tingkat pengetahuan responden pengguna dana SPP tentang fasilitator desa, tingkat kemampuan fasilitator desa dalam mangayomi, tingkat
kehadiran fasilitator desa dalam pertemuan, tingkat kehandalan dalam mengatasi masalah yang dihadapi responden, dan tingkat manfaat dengan
adanya fasilitator desa. 7. Pelatihan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri
Perdesaan khususnya program Simpan Pinjam khusus Perempuan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan meningkatkan
kemampuan responden atau peserta pelatihan. Indikator dilihat dari tingkat pengetahuan responden mengenai pelatihan, tingkat kehadiran dalam
pelatihan, dan tingkat keaktifan dalam pelatihan. 8. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh fasilitator dalam
mendampingi para anggota kelompok pengguna dana bergulir SPP untuk membantu apabila terdapat suatu permasalahan yang dihadapi.
Indikatornya dapat dilihat dari tingkat pengetahuan responden mengenai pendampingan.
9. Peningkatan modal usaha adalah penambahan uang yang dapat digunakan untuk memulai usaha dan menambah jumlah usaha yang dijalankan oleh
kaum perempuan anggota kelompok pengguna SPP . 10. Peningkatan pendapatan adalah penambahan jumlah pemasukan rata-rata
per bulan yang diterima. 11. Partisipasi adalah tingkat kehadiran dan keaktifan dalam sosialisasi,
pelatihan, pendampingan program SPP, dan dalam kegiatan unit usaha yang dilakukan.
12. Guliran adalah frekuensi atau tahapan perolehan pinjaman SPP yang telah diperoleh anggota kelompok SPP.
13. Tanggung renteng adalah suatu bentuk penanggungan sanksi secara bersama jika terjadi kemacetan pembayaran dari salah satu anggota
kelompok SPP dalam bentuk pemberian dana talangan yang berasal dari tabungan kelompok.
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak
4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak beribukota di Rangkasbitung yang secara
geografis terletak pada koordinat 105 25 -106
30 Bujur Timur dan antara 6 18 -
7 00 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Lebak sebesar 304.472 ha atau
3.044,72 km
2
yang terdiri dari 28 kecamatan, 315 desa dan lima kelurahan a. Sebelah Utara
: Kabupaten Serang b. Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia c. Sebelah Barat
: Kabupaten Pandeglang d. Sebelah Timur
: Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Sukabumi.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Lebak