281,18 237,08
268,77 225,99
203,46 159,61
50 100
150 200
250 300
10 15
20
D aya
S er
ap A
ir
Kadar Perekat
tanpa resorsinol dengan kadar perekat 10 sebesar 281,18 dan nilai daya serap air terendah terdapat pada papan partikel yang menggunakan perekat likuida
dengan penambahan 5 resorsinol pada kadar perekat 20. Hasil pengujian nilai daya serap air papan partikel setelah perendaman 24 jam dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Histogram daya serap air papan partikel TKS. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan resorsinol berpengaruh
sangat nyata terhadap daya serap air. Hal ini berarti pada perlakuan penambahan 5 resorsinol memberikan pengaruh yang berbeda dengan perekat likuida tanpa
penambahan resorsinol. Sedangkan kadar perekat dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap daya serap air. Hal ini berarti perlakuan kadar perekat
10, 15, dan 20 memberikan pengaruh yang berbeda pada daya serap air papan partikel yang dihasilkan.
Papan partikel yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol lebih sedikit menyerap air dibandingkan perekat likuida tanpa
penambahan resorsinol. Hal ini dikarenakan papan yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol memiliki nilai kerapatan yang lebih
tinggi sehingga adanya kecenderungan semakin tinggi nilai kerapatan papan maka semakin rendah daya serap air. Siringoringo 2011 menyatakan bahwa semakin
tinggi kerapatan papan, maka ikatan antar partikel semakin kompak sehingga rongga udara dalam papan semakin kecil dan air sulit masuk untuk mengisi
rongga tersebut.
Likuida tanpa resorsinol Likuida dengan resorsinol
Keterangan :
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kadar perekat 10 berbeda nyata dengan kadar perekat 15 maupun 20, sedangkan kadar perekat 15
tidak berbeda nyata dengan kadar perekat 20. Hal ini berarti kadar perekat 15 sudah cukup untuk menurunkan nilai daya serap air papan partikel. Interaksi
antara perlakuan penambahan resorsinol dan kadar perekat mempengaruhi nilai nilai daya serap air. Semakin tinggi kadar perekat serta adanya perlakuan
penambahan resorsinol dapat menurunkan nilai daya serap air. Hal ini didukung Ruhendi et al. 2007 menyatakan bahwa semakin banyak perekat yang digunakan
maka semakin rendah daya serap air papan, karena kontak antar partikel semakin rapat sehingga kemampuan papan untuk menyerap air semakin berkurang.
4.1.4 Pengembangan Tebal
Nilai pengembangan tebal setelah perendaman 24 jam berkisar antara 72,61 sampai 151,23. JIS A 5908 2003 mensyaratkan nilai pengembangan
tebal maksimal sebesar 12. Dengan demikian pengembangan tebal papan partikel yang dibuat tidak memenuhi standar. Gambar 8 menunjukkan nilai
pengembangan tebal terendah sebesar 72,61 diperoleh dari hasil perlakuan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol pada kadar 20 dan nilai
pengembangan tebal tertinggi sebesar 151,23 diperoleh dari hasil perlakuan perekat likuida tanpa resorsinol pada kadar perekat 15. Hasil pengujian
pengembangan tebal dapat dilihat pada Gambar 8. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan resorsinol, kadar
perekat, dan interaksi diantara keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap pengembangan tebal.
Papan partikel yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol lebih sedikit pengembangan tebalnya dibandingkan perekat likuida
tanpa penambahan resorsinol. Hal ini diduga dikarenakan sifat perekat likuida tanpa resorsinol memiliki nilai viskositas yang rendah mengakibatkan perekat
banyak mengandung air sehingga menurunkan mutu rekatan dan menurunkan nilai pengembangan tebal. Perekat kayu yang nilai viskositasnya rendah
menyebabkan perekat mengandung molekul air yang tinggi. Hal ini dapat menurunkan mutu rekatan antara perekat dengan partikel kayu Santoso 2001.
150,84 151,23
147,66 143,65
101,62 72,61
20 40
60 80
100 120
140 160
10 15
20
P eng
em ba
ng an
T eba
l
Kadar Perekat
Faktor lain yang mempengaruhi nilai pengembangan tebal pada papan partikel yaitu kerapatan dan nilai daya serap air. Semakin tinggi kerapatan papan partikel,
semakin kecil pengembangan tebalnya. Hal ini dikarenakan pada kerapatan yang tinggi maka papan akan semakin rapat dan rongga-rongga yang kosong terisi oleh
perekat sehingga air sulit masuk ke dalam papan. Riyadi 2004 menyatakan bahwa pengembangan tebal berhubungan dengan absorpsi air, karena semakin
banyak air yang diserap dan memasuki struktur serat maka semakin besar perubahan dimensi yang dihasilkan.
Gambar 8 Histogram pengembangan tebal papan partikel TKS. Pengembangan tebal menurun seiring meningkatnya kadar perekat papan.
Untuk kadar perekat 15 yang diperoleh dari hasil perlakuan tanpa resorsinol memiliki nilai pengembangan tebal yang lebih tinggi daripada kadar perekat 10,
hal ini dikarenakan pencampuran perekat dan partikel yang tidak merata sehingga bagian papan yang tidak terkena perekat akan lebih mudah menyerap air.
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan penambahan resorsinol dengan kadar perekat. Semakin besar kadar perekat dan
adanya penambahan resorsinol dapat menurunkan nilai pengembangan tebal.
4.2 Sifat Mekanis Papan Partikel 4.2.1 Modulus of Rupture MOR
Nilai MOR untuk seluruh papan berkisar antara 23,36 kgcm
2
sampai 86,94 kgcm
2
. Hasil pengujian MOR pada papan partikel dapat lihat pada Gambar 9.
Likuida tanpa resorsinol Likuida dengan resorsinol
Keterangan :
JIS A 5908 2003 max 12