Perekat Likuida Papan Partikel

Bowyer et al. 2007 menyebutkan beberapa tipe-tipe utama partikel kayu yang digunakan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan papan partikel yaitu : a. Pasahan, yaitu partkel kayu berdimensi yang tidak menentu yang dihasilkan apabila mengentam lebar atau mengentam sisi ketebalan kayu, bervariasi ketebalannya dan sering tergulung. b. Serpih, yaitu partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya yang dihasilkan dari peralatan yang telah dikhususkan. Ketebalannya seragam dan orientasi serat sejajar permukaannya. c. Biskit, merupakan partikel yang berbentuk serpihan namun lebih besar ukurannya. d. Tatal, yaitu bentuk kepingan yang dipotong dari suatu balok dengan memakai pisau yang besar atau pemukul, seperti mesin pembuatan tatal kayu pulp. e. Serbuk gergaji, merupakan partikel kayu halus yang dihasilkan dari pemotongan oleh gergaji kayu. f. Untaian, merupakan pasahan dalam bentuk panjang dan pipih dengan permukaan yang sejajar. g. Kerat, yaitu potongan potongan melintang dalam bentuk persegi dengan panjang paling sedikit empat kali ketebalannya. Papan partikel mempunyai beberapa kelebihan dibanding kayu asalnya yaitu papan partikel bebas dari mata kayu, pecah, retak, ukuran, kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mudah dikerjakan, mempunyai sifat isotropis, sifat dan kualitasnya dapat diatur. Kelemahan papan partikel adalah stabilitas dimensinya yang rendah Putra 2011. Sutigno 2006 dalam Prasetyo 2006, faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah: 1. Berat jenis kayu Berat jenis papan partikel dibandingkan dengan berat jenis kayu harus lebih dari satu, biasanya sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik karena pada kondisi tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik. 2. Zat ekstraktif kayu Kandungan zat ekstraktif yang tinggi akan menghambat pengerasan zat perekat. Akibatnya, muncul pecah-pecah pada papan yang dipicu tekanan ekstraktif yang mudah menguap pada proses pengempaan dan zat ekstraktif semacam itu akan mengganggu proses perekatan. 3. Jenis partikel Antara jenis partikel yang satu dengan jenis partikel yang lainnya antara kayu dan bukan kayu akan menghasilkan kualitas papan partikel yang berbeda – beda. 4. Campuran jenis partikel Papan partikel yang dibuat dari satu jenis bahan baku akan memiliki kualitas struktural lebih baik dari campuran jenis partikel. 5. Ukuran partikel Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik dari pada yang dibuat dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar dari serbuk. Oleh karena itu ukuran partikel yang semakin besar memiliki kualitas struktural lebih baik. 6. Kulit kayu akan mempengaruhi sifat papan partikel karena kulit kayu banyak mengandung zat ekstraktif sehingga akan mengganggu proses perekatan antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar 10. 7. Perekat Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposisi perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat urea formaldehid yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya lebih tinggi. 8. Pengolahan Dalam pembuatan papan partikel, kadar air hamparan campuran partikel dengan perekat yang optimum adalah 10-14 , bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat internal papan partikel akan menurun. Selain itu tekanan kempa dan suhu optimum yang digunakan juga akan mempengaruhi kualitas papan partikel. Papan partikel yang telah dibuat kemudian dilakukan pengujian sesuai dengan Standar JIS A 5908 2003 sifat fisis dan mekanis papan partikel harus memenuhi persyaratan tertentu Tabel 1. Tabel 1 Sifat fisis dan mekanis papan partikel menurut standar JIS A 5908 2003 Sifat Papan Partikel Persyaratan Nilai Kerapatan gcm 3 0,40-0,90 Kadar Air 5-13 Pengembangan tebal Max 12 MOR kgcm 2 Min 82 MOE kgcm 2 Min 20400 Kuat Pegang Sekrup kg Min 31 Keteguhan Rekat Internal kgcm 2 Min 1,5

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat

Penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa tandan kosong sawit TKS yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya, Pandeglang – Banten, larutan fenol teknis, H 2 SO 4 98, NaOH 50, larutan formaldehida 37, dan resorsinol. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari golok, willey mill, saringan 20-60 mesh, drum, kompor gas LPG, oven merk Memmert, desikator, timbangan digital merk Kern Ew 4200-2 NW, Haake viscotester 7 plus, kaliper, ember, gelas ukur, gelas piala, tabung reaksi, pengaduk, pipet, corong, kertas lakmus, stopwatch, alumunium foil, sarung tangan, masker, pH indikator, dan Universal Testing Machine UTM merk Instron tipe 3369 Series IX Version 8.27.00.

3.2 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan RAL Rancangan Acak Lengkap yang menggunakan software SAS 9.1.3 dengan 2 kali ulangan. Perlakuan dibedakan berdasarkan faktor A adalah jenis formulasi perekat yaitu perekat likuida tanpa resorsinol dan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol. Faktor B adalah kadar perekat dengan tiga taraf yaitu 10 B1, 15 B2, dan 20 B3. Contoh yang dibuat sebanyak 12 papan. Berdasarkan persamaan umum rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ijk = µ + α i + β j + αβ ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan pada ulangan ke-k yang disebabkan oleh taraf ke- i fa ktor α dan taraf ke- j faktor β µ = nilai rata-rata umum sebenarnya α i = pengaruh jenis formulasi perekat pada taraf ke- i βj = pengaruh kadar perekat taraf ke- j i = pengaruh jenis formulasi perekat j = pengaruh kadar perekat 10, 15, dan 20 k = 1, 2 ulangan αβ ij = pengaruh interaksi antara jenis formulasi perekat ke-i dan kadar perekat ke-j ε ijk = kesalahan percobaan dari jenis formulasi perekat ke-i dan kadar perekat ke-j pada ulangan ke-k Untuk mengetahui adanya jenis formulasi perekat dan kadar perekat likuida terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel yang dihasilkan, maka dilakukan analisis keragaman ANOVA. Analisis keragaman menggunakan kriteria uji sebagai berikut: a. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka Ho diterima atau perlakuan tidak memberikan pengaruh pada suatu selang kepercayaan. b. Jika F hitung lebih besar dari F Tabel maka Ho ditolak atau perlakuan memberikan pengaruh pada suatu selang kepercayaan. Selanjutnya untuk mengetahui faktor yang berpengaruh, maka pengujian ANOVA dilanjutkan dengan uji jarak DUNCAN. Sifat-sifat papan partikel yang dihasilkan dibandingkan dengan standar JIS A 5908 2003.

3.3 Prosedur Pembuatan Papan Partikel

3.3.1 Persiapan Partikel

Tandan kosong sawit TKS dicacah menggunakan golok. Setelah itu digiling menggunakan willey mill. Selanjutnya partikel direbus dengan air panas pada suhu ± 100 o C selama 6 jam dengan perbandingan partikel dengan air panas yaitu 1:12. Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari hingga kering udara. Setelah itu dioven sampai kadar air ± 5. Tujuan dari perendaman tersebut untuk menghilangkan zat ekstraktif yang terkandung didalam TKS.