Pengembangan Tebal Sifat Fisis Papan Partikel .1 Kerapatan
150,84 151,23
147,66 143,65
101,62 72,61
20 40
60 80
100 120
140 160
10 15
20
P eng
em ba
ng an
T eba
l
Kadar Perekat
Faktor lain yang mempengaruhi nilai pengembangan tebal pada papan partikel yaitu kerapatan dan nilai daya serap air. Semakin tinggi kerapatan papan partikel,
semakin kecil pengembangan tebalnya. Hal ini dikarenakan pada kerapatan yang tinggi maka papan akan semakin rapat dan rongga-rongga yang kosong terisi oleh
perekat sehingga air sulit masuk ke dalam papan. Riyadi 2004 menyatakan bahwa pengembangan tebal berhubungan dengan absorpsi air, karena semakin
banyak air yang diserap dan memasuki struktur serat maka semakin besar perubahan dimensi yang dihasilkan.
Gambar 8 Histogram pengembangan tebal papan partikel TKS. Pengembangan tebal menurun seiring meningkatnya kadar perekat papan.
Untuk kadar perekat 15 yang diperoleh dari hasil perlakuan tanpa resorsinol memiliki nilai pengembangan tebal yang lebih tinggi daripada kadar perekat 10,
hal ini dikarenakan pencampuran perekat dan partikel yang tidak merata sehingga bagian papan yang tidak terkena perekat akan lebih mudah menyerap air.
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan penambahan resorsinol dengan kadar perekat. Semakin besar kadar perekat dan
adanya penambahan resorsinol dapat menurunkan nilai pengembangan tebal.
4.2 Sifat Mekanis Papan Partikel 4.2.1 Modulus of Rupture MOR
Nilai MOR untuk seluruh papan berkisar antara 23,36 kgcm
2
sampai 86,94 kgcm
2
. Hasil pengujian MOR pada papan partikel dapat lihat pada Gambar 9.
Likuida tanpa resorsinol Likuida dengan resorsinol
Keterangan :
JIS A 5908 2003 max 12
23,36 24,52
25,13 56,87
83,49 86,93
7 14
21 28
35 42
49 56
63 70
77 84
91 98
10 15
20
M OR
kg c
m
2
Kadar Perekat
Gambar 9 Histogram nilai MOR papan partikel TKS. Gambar 9 menunjukkan nilai MOR tertinggi sebesar 86,94 kgcm
2
diperoleh dari hasil perlakuan perekat likuida dengan penambahan resorsinol pada kadar
perekat 20. Sedangkan nilai MOR terendah sebesar 23,36 kgcm
2
diperoleh dari hasil perlakuan perekat likuida tanpa penambahan resorsinol dengan kadar perekat
10. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan resorsinol
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai MOR papan. Hal ini berarti pada perlakuan penambahan 5 resorsinol memberikan pengaruh yang berbeda dengan
perekat likuida tanpa penambahan resorsinol. Sedangkan kadar perekat dan interaksi diantara keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap MOR
papan partikel. Hal ini berarti kadar perekat 10, 15 dan 20 tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai MOR papan. Hasil pengujian perlakuan penambahan resorsinol terhadap nilai MOR
papan partikel menunjukkan nilai rata-rata MOR dengan penambahan 5 resorsinol lebih tinggi sebesar 75,77 kgcm
2
dibandingkan dengan perekat likuida tanpa resorsinol sebesar 24,33 kgcm
2
. Hal ini dikarenakan sifat perekat yang diperoleh dari hasil perlakuan penambahan resorsinol memiliki nilai solid content
yang lebih tinggi sebesar 42,37 dibandingkan dengan papan yang menggunakan perekat likuida tanpa resorsinol sebesar 34,47. Semakin rendah solid content
maka daya atraksi perekat semakin rendah dalam menyatukan bahan Massijaya
Likuida tanpa resorsinol Likuida dengan resorsinol
Keterangan :
JIS A 5908 2003 minimal 82 kgcm
2