material mudah menguap atau sebagai material terlarut. Panas dan gradien air mempercepat perpindahan zat ekstraktif. Zat ekstraktif juga berpindah dengan
gaya kapiler dan tegangan permukaan Ruhendi et al. 2007.
2.2 Perekat Likuida
Proses likuifikasi liquefaction, yaitu teknik untuk mengkonversi bahan- bahan berlignoselulosa menjadi bahan-bahan cair likuida yang bermanfaat
dalam pembuatan perekat Risnasari 2008. Perekat likuida kayu merupakan hasil reaksi antara lignin dalam serbuk kayu dan senyawa aromatik pada suhu tinggi,
sehingga didapatkan suatu larutan yang dapat digunakan sebagai perekat Ruhendi 2000. Salah satu sumber perekat yang dapat diperbaharui yang terdiri dari
senyawa-senyawa polimer alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengganti resin sintesis yaitu lignin. Lignin merupakan salah
satu komponen utama penyusun kayu selain selulosa dan hemiselulosa Risnasari 2008.
Proses pembuatan perekat likuida yang mengacu pada metode Kausar 2012 yaitu serbuk TKS dicampur dengan H
2
SO
4
5 dari berat fenol, lalu didiamkan selama 24 jam. Setelah itu larutan fenol lima kali berat serbuk
dicampur dengan serbuk TKS dan larutan H
2
SO
4
98 yang sebelumnya sudah dicampur. Kemudian ditambahkan NaOH 50 kedalam larutan sampai pH
menjadi 11, selanjutnya ditambahkan larutan formaldehida 37 dengan perbandingan molar phenol : formalin adalah 1 : 0,5. Kemudian setelah semua
larutan tercampur merata lalu disaring dengan kain kasa dan selanjutnya dipanaskan suhu 100
o
C selama 2 jam. Berdasarkan hasil penelitian Kausar 2012 bahwa kualitas perekat likuida dengan penambahan resorsinol lebih mendekati
SNI 06-4567-1998.
2.3 Papan Partikel
Papan partikel adalah salah satu jenis produk komposit yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat
dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain kemudian dikempa panas Maloney 1993.
Bowyer et al. 2007 menyebutkan beberapa tipe-tipe utama partikel kayu yang digunakan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan papan partikel yaitu :
a. Pasahan, yaitu partkel kayu berdimensi yang tidak menentu yang
dihasilkan apabila mengentam lebar atau mengentam sisi ketebalan kayu, bervariasi ketebalannya dan sering tergulung.
b. Serpih, yaitu partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan
sebelumnya yang dihasilkan dari peralatan yang telah dikhususkan. Ketebalannya seragam dan orientasi serat sejajar permukaannya.
c. Biskit, merupakan partikel yang berbentuk serpihan namun lebih besar
ukurannya. d.
Tatal, yaitu bentuk kepingan yang dipotong dari suatu balok dengan memakai pisau yang besar atau pemukul, seperti mesin pembuatan
tatal kayu pulp. e.
Serbuk gergaji, merupakan partikel kayu halus yang dihasilkan dari pemotongan oleh gergaji kayu.
f. Untaian, merupakan pasahan dalam bentuk panjang dan pipih dengan
permukaan yang sejajar. g.
Kerat, yaitu potongan potongan melintang dalam bentuk persegi dengan panjang paling sedikit empat kali ketebalannya.
Papan partikel mempunyai beberapa kelebihan dibanding kayu asalnya yaitu papan partikel bebas dari mata kayu, pecah, retak, ukuran, kerapatan papan
partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mudah dikerjakan, mempunyai sifat isotropis, sifat dan kualitasnya dapat diatur. Kelemahan papan partikel adalah
stabilitas dimensinya yang rendah Putra 2011. Sutigno 2006 dalam Prasetyo 2006, faktor yang mempengaruhi mutu papan
partikel adalah: 1.
Berat jenis kayu Berat jenis papan partikel dibandingkan dengan berat jenis kayu harus
lebih dari satu, biasanya sekitar 1,3 agar mutu papan partikelnya baik karena pada kondisi tersebut proses pengempaan berjalan optimal
sehingga kontak antar partikel baik.