Kuat Pegang Sekrup Sifat Mekanis Papan Partikel .1 Modulus of Rupture MOR

perekat terjadi secara sempurna Santoso 2001. Faktor lain yang menyebabkan meningkatnya kuat pegang sekrup karena semakin tinggi kerapatan maka semakin tinggi nilai kerapatan papan. Menurut Bowyer et al. 2003, kekuatan menahan sekrup terutama ditentukan oleh kerapatan papannya, semakin tinggi kerapatan papan maka kuat pegang sekrupnya pun semakin tinggi. Gambar 12 Histogram nilai kuat pegang sekrup papan partikel TKS. Secara umum nilai kuat pegang sekrup tidak memenuhi standar JIS A 5908 2003 yang mensyaratkan minimal 31 kg. Hanya dua buah papan yang memenuhi standar yaitu papan yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan resorsinol pada kadar perekat 15 dan 20. 16,00 24,65 22,93 30,66 31,38 35,40 7 14 21 28 35 42 10 15 20 K ua t P eg ang Se kr up k gf Kadar Perekat LTR LR Likuida tanpa resorsinol Likuida dengan resorsinol Keterangan : Minimum 31 kg JIS A 5908:2003

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Papan Partikel yang menggunakan perekat likuida secara umum tidak memenuhi standar JIS A 5908-2003, kecuali kerapatan dan kadar air. Sedangkan papan partikel yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol yang memenuhi standar JIS A 5908-2003 yaitu kerapatan, kadar air, MOR kadar perekat 15 dan 20 dan kuat pegang sekrup kadar perekat 15 dan 20. 2. Papan partikel yang menggunakan perekat likuida dengan penambahan 5 resorsinol memiliki kualitas papan yang lebih baik dibandingankan dengan papan partikel yang menggunakan perekat likuida tanpa resorsinol. 3. Penambahan 5 resorsinol berpengaruh terhadap kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, MOE, MOR, dan kuat pegang sekrup.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kualitas perekat likuida dengan menggunakan kadar resorsinol yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Amelia S. 2009. Pengaruh Perendaman Panas dan Dingin Sabut Kelapa Terhadap Kualitas Papan Partikel yang Dihasilkannya [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bowyer JL, R Shmulsk, JG Haygreen. 2007. Forest Product and Wood Science : An Introduction.5 th Edition. Iowa : Iowa State University Press Ames. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Perkebunan Besar menurut Jenis Tanaman, Indonesia. Jakarta: BPS. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI 0-457-1998 tentang Fenol Formaldehida Cair untuk Perekat Kayu Lapis. Jakarta: BSN. Irsyad M. 2010. Hubungan Target Kerapatan dengan Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit menggunakan Perekat Gambir [skripsi]. Padang: Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas. Iswanto AH. 2005. Polimer Komposit. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. http:library.usu.ac.iddownloadfphutan- apri20heri.pdf. [11 November 2012]. [JSA] Japanese Standard Association. 2003. Japanese Industrial Standards JIS A5908: 2003 Particleboard. Japan: Japanese Standards Association. Kausar AH. 2012. Kualitas Liquida Tandan Kosong Sawit Elaeis guineensis Jacq. dengan Perlakuan Perendaman N-heksane dan Pemberian Resorsinol. [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Massijaya MY, YS Hadi, H Marsiah. 2005. Pemanfaatan Limbah Kayu dan Karton Sebagai Bahan Baku Papan Komposit. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Maloney TM. 1993. Modern Particle Board and Dry Process Fiberboard Manufacturing. Miller Freeman, Inc. San Fransisco. Nurawan A. 2009. Sifat Fisis-Mekanis Papan Partikel dari Limbah Pemanenan Kayu. Jurnal Ilmu san Teknologi Hasil Hutan 22: 57-63. Pizzi A. 1994. Advanced Wood Adhesives Technology. USA: Marcel Dekker, Inc.